Kamis, 18 Juli 2013

Another Rafa-Putri Story



Heaven
a.k.a
You are The Only One

Malam itu seseorang sedang melajukan mobilnya. Walaupun keadaan sekitarnya sedang banjir dan hujan deras tapi tidak membuatnya sedih dan manyun. Terlihat wajahnya tersenyum saat melirik kotak kecil yang dipegangya. Saat ini dia akan mengunjungi seorang wanita yang telah ia tinggalkan selama beberapa minggu karna dinas ke luar kota. Padahal ni cowok baru sampe, belum sempet juga mampir ke rumahnya eh malah cabut ke tempat lain. Ya mau gimana lagi? Namanya juga mau ketemu pujaan hati. Udah nggak ketemu beberapa minggu pasti kangen dong? Apalagi doi udah punya rencana mau mempersunting ceweknya dalam waktu dekat. Nah, makin makin nggak sabar tuh pengen cepet-cepet bilang "Will You Marry Me?"
Tat tit tut...
Doi memencet beberapa nomor. Belum sempet bilang "Hallo?", eh tiba-tiba ada?
TIIIIIIIIIIIIIIIIIIINNNNNNNNNNNNN............
Di tempat lain.
"Hahaha..." seorang cewek manis terbahak saat menonton sebuah video yang disambungkannya dari handycam ke laptop. Doi ketawa karena liat cowoknya yang dandan ala pinguin saat ngasih kejutan di ultahnya 2 bulan lalu.

***
"Apa liat-liat?? Demen banget liat orang kesiksa" ucap seekor *eh seorang pinguin jadi-jadian manyun.
"Eh pinguin ganteng kaya kamu tuh nggak boleh manyun, entar gantengnya ilang lho hehe" kata Putri menenangkan.
"Ya udah cepet tiup lilinnya, berat nie" pinta pinguin yang emang kepegelan karena dari tadi megangin kue tart yang lumayan gede.
"Iya-iya hehe"

Fuh! Fuh! Fuh!
Dengan tiga kali tiupan semua lilin di atas kue tart itu pun mati.

"Aku juga mau donk ditiup kaya lilin" kata pinguin sambil monyongin bibir.
"Nih" Putri tersenyum sambil mengoleskan krim kue ke wajah pinguin.
"Ihh nakal ya" kata Pinguin itu geram dan Putri hanya terbahak mendengarnya.
Putri pun memotong kuenya lalu memberikan suapan pertama pada pinguin. "Enak nggak?" tanya Putri.
"Enak, tapi ada yang kurang nih?" kata Pinguin lalu mencium bibir Putri sekilas.
Putri hanya tersenyum lalu memeluk pinguin itu erat. "Makasih ya sayang..." bisik Putri dan Pinguin itu pun tersenyum.
***
Kini Putri memeluk erat boneka Snoopy pemberian Pinguin itu sambil melihat video ultahnya.
JEDIARRRR...JEDIARRRRR.....
Suara petir seperti sedang bersahutan malam itu, diiringi hujan yang makin lebat. Putri makin memeluk boneka Snoopy-nya.
Tilulit..tilulit...
Suara HPnya bunyi. Putri tersenyum saat melihat nama yang tertera di HPnya. Dia pun mengangkatnya. "Hallo, Raf?" ucanya senang. “Kamu lagi dimana?” sambungnya. “Hallo?” ulangnya karena tak ada jawaban.
Beberapa saat kemudian Putri terdiam. Wajahnya berubah seperti khawatir akan sesuatu.

BRAKKKKKK.....
Terdengar suara dari luar. Putri segera mengeceknya. Setelah membuka pintu dilihatnya seorang pria sedang tersenyum ke arahnya. Wajahnya pucat, mungkin karna kedinginan, secara sekarang lagi hujan lebat.
"Kamu mau ngerjain aku?" kata Putri manyun lalu tersenyum dan memeluk pria itu. Dingin. Tak basah sedikitpun?
Putri menariknya masuk ke dalam rumah.
"Kamu pasti laper, aku buatin makanan ya?" Putri beranjak ke dapur tapi ditahan pegangannya oleh pria itu. Pria itu pun menggeleng. "Cuma bentar kok, ciyus" kata Putri tersenyum lalu beranjak lagi. Tapi pria itu kembali menahan Putri lalu menarik tubuhnya ke dalam dekapannya. Mencium bibirnya sekilas dan menggeleng. "Ya udah enggak, tapi minum mau kan?" kata Putri tersenyum tapi pria itu malah mencumbunya. Putri merangkulnya. Memperdalam ciumannya. Mereka pun berpelukan. "Kamu dari mana aja sih? Aku kan kangen" Putri terisak saat memeluknya erat.
Kini mereka telah duduk di sofa ruang tamu.

"Liat deh, ini video waktu ultahku kemarin, lucu ya?" Putri kembali memutar video itu.
Pria itu hanya tersenyum saat melihat Putri terbahak karna melihat video tersebut.

"Eh, apa itu?" tanya Putri saat melihat kotak kecil di genggaman pria itu.
Pria itu hanya menggeleng.

"Aku udah tau itu isinya apa, coba liat?" paksa Putri sambil membuka genggaman pria itu.
Pria itu menggeleng lalu menyembunyikan tangannya ke balik punggung.
"Sekarang aja napa, aku pasti bilang YES kok hehe" katanya pede dan pria itu hanya tersenyum mendengarnya. "Kamu mau aku jadi perawan tua? Sini liaaaat!" Putri mencoba menggapai kotak kecil dibalik punggung pria itu.
Tangan pria itu menggapai ke atas agar Putri tidak mencapainya. Tangan pria itu juga menahan pinggang Putri agar Putri tidak menggapai apa yang ia inginkan. Hingga akhirnya Putri lelah dan terjatuh ke dalam pelukan pria itu. Pria itu kembali menggeleng.
"Kamu kenapa sih?! kamu nggak mau nikah sama aku?" tanya Putri manyun.
Pria itu menggeleng lalu mencium bibir Putri. Pria itu membalikkan keadaan agar Putri bersandar pada kursi. Putri merangkulnya erat. Mereka pun berciuman.
"Aku cuma mau kita nikah secepatnya. Kalo perlu, besok!" ucap Putri terengah-engah.
Pria itu tersenyum lalu mencumbunya lagi.
Putri meraba Handycamnya. Menekan satu tombol lalu kembali pada aktifitasnya. Putri menarik tengkuk pria itu. Memperdalam ciumannya. Mengabsen deretan giginya. Lidah mereka pun bertautan seperti sedang menari.
Beberapa saat kemudian, terlihat Putri tertidur dalam dekapan pria itu di kamar. Putri merasa aman saat pria itu sudah berada disisinya. Karena hanya pria itu yang ia miliki sekarang. Yup! Mereka adalah yatim piatu. Setelah keluar dari panti asuhan, mereka berjanji akan selalu bersama. Pria itu membelai lembut rambut Putri. Membuat Putri makin cepat masuk ke alam kapuknya.
Sorotan cahaya matahari masuk menerobos celah-celah jendela. Membuat gadis yang masih berbaring itu berkedip-kedip silau.
"Raf?" ucap Putri meraba kasurnya. Putri bangun dan melihat sekeliling. "Raf, kamu dimana?" panggil Putri.
Putri mengetuk pintu kamar mandi, berharap pria semalam ada didalamnya. Karena tidak ada suara percikan air, Putri pun membuka pintunya. Tidak ada seorang pun.
"Raf?" panggilnya berulang sambil mengecek dapur, taman belakang, ruang tamu. Hingga akhirnya ia belari keluar rumah. "Rafaaaaaa...kamu dimanaaaaa?" isak Putri setelah membuka pintu gerbang dengan masih memakai hot pants dan kaos.
Putri kembali masuk ke dalam rumah dan meraih HPnya. Mengaktifkannya karena ingin menghubungi seseorang.
Tilulit..tilulit...
Sebuah panggilan masuk. Putri mengangkatnya. "Hallo?"
"Dengan saudari Putri Indriani?"
"Ya, saya sendiri"
"Saya dari kepolisian. Ingin memberitahukan bahwa saudara Rafael Tan telah mengalami kecelakaan semalam. Pagi tadi jasadnya sudah ditemukan oleh Tim SAR karena sebelumnya hanyut di sungai. Sekarang jasadnya ada di Rumah Sakit Rusdiantoro"
Putri menutup mulutnya. Tak kuat menahan kenyataan yang baru ia dengar. Butiran air itu akhirnya deras membasahi pipinya. "Ini nggak mungkin.." batin Putri. Dia pun duduk tersimpuh.
Beberapa saat kemudian. Kini Putri berada di Kamar Mayat di sebuah Rumah Sakit. Dengan gontai Putri berjalan pelan mendekati jasad yang ditutupi selimut putih. Perlahan membuka selimut di bagian muka. Mulai dari mata, hidung, bibir. Ya Tuhan.
"Rafa?" Seluruh tubuh Putri lemas seketika. Tapi dia masih punya kekuatan untuk menggoyang-goyangkan tubuh tak bernyawa itu. "Rafa bangun Raf, aku tau kamu lagi akting. Kamu pasti mau ngasih kejutan ke aku kan? Please bangun, ini nggak lucu"
Putri teringat akan sesuatu. Dia lalu mencari tangan kiri Rafa. Benar saja, digenggaman tangan itu ada sebuah kotak kecil.
"Liat Raf, aku tau kamu mau ngasih ini ke aku kan? Kalo gitu kamu hrus lakuin sekarang. Ayo bangun Raf, bilang kalo kamu cinta sama aku, kalo kamu mau ajak aku nikah. Bilang Raaaafffff...." Putri semakin tak terkendali. Keadaan tersebut membuat para perawat akhirnya mencoba menarik Putri keluar ruangan agar tidak semakin larut dalam kesedihannya.
Disisi lain, ada sesosok makhluk tak kasat mata di sebelah jasad Rafael. Wajahnya yang tampan tertutupi oleh butiran-butiran air mata saat melihat seorang gadis meronta dan menggapai-gapai tubuh tak bernyawa di depannya saat petugas menariknya keluar.
Putri memeriksa Handycamenya. Mencoba memastikan bahwa yang semalam datang padanya adalah benar Rafael.
"Kenapa nggak ada?" Putri membolak-balik data Handycamenya saat mencari video kissingnya bersama Rafael semalam.
"Ini nggak mungkin" Putri tidak percaya saat melihat di videonya hanya dirinya seorang. Lalu mana Rafael?
Saat pemakaman. Putri tidak kuasa menahan air matanya. Rasanya ia ingin tetap di samping pusara Rafael. Dengan begitu ia merasa dekat dengan pujaan hatinya.
Hingga sore Putri masih belum beranjak dari tempatnya. Dia duduk bersimpuh di samping pusara Rafael. Dia masih terisak. Hingga akhirnya? Dia pingsan.
Sejak saat itu Putri menjadi seorang pemurung. Seakan putus asa dengan kesendiriannya yang makin sendiri. Kehidupan yang menurutnya semakin tiada arti. Rafael yang sebelumnya sudah dianggapnya seperti Ayah, Kakak, dan Kekasihnya itu kini sudah tiada. Baginya kini seluruh nafasnya sudah hilang, tinggal menunggu kapan saja nyawa itu hilang dari tubuhnya agar dia bisa bersama Rafael lagi di alam lain.
Beberapa hari kemudian. Putri sedang duduk termenung di sebuah Cafe. Cafe favorite-nya bersama Rafael dulu. Tepat di gazebo depan Cafe, dimana biasa dia duduk bersama Rafael. Mata sembabnya masih terlihat jelas. Mungkin sejak kematian Rafael, dia terus menangisinya.
"Iya aku tau! Aku pasti bantu kamu, jadi kamu jangan bawel!" ucap seseorang kesal berjalan mendekati tempat duduk Putri.
"Kamu yang namanya Putri ya?" tanyanya tiba-tiba.
"Ya?" kata Putri bingung.

"Iya aku tau! Aku juga ngomongnya udah lembut!" kata orang itu kesal sambil melihat ke arah samping. Seolah di sampingnya ada orang.
Orang itu pun segera duduk di samping tempat duduk Putri. "Put, kamu harus lupain Rafael. Kamu harus tetap bahagia tanpa dia" katanya.
"Maksud kamu apa? Kamu siapa?? Kenapa kamu bisa tau Rafael???” Putri mengeluarkan serentetan pertanyaan.
"Oh ya. Kenalin, aku Ailee. Aku teman kerja Rafael" katanya sambil mengulurkan tangan tapi Putri tidak menjabatnya. “Oke maaf. Aku kesini karena disuruh Rafael" ucapnya sambil menurunkan tangan.
"Maksud kamu apa disuruh Rafael??" tanya Putri bingung.
"Ya ampun Put. Kamu tau? Aku jauh-jauh pulang dari Korea padahal aku lagi dinas disana gara-gara arwah Rafael yang gentayangin aku terus Puuuttt!! Dia minta kamu lupain dia dan hidup bahagia, kalo perlu cari pengganti dia supaya kamu makin bahagia. Biar dia tenang di alam sana" kata Ailee menjelaskan. "Oke Put? Kamu harus hidup bahagia. Kamu harus lupain Rafael. Please Put?" mohon Ailee sambil menggenggam tangan Putri.
"Nggak semudah itu" ucap Putri melepas genggaman Ailee dengan mata berkaca-kaca. "Kamu fikir, mudah bagi aku untuk melupakan Rafael? Nggak semudah itu!"
"Tapi Put? Dia akan sedih kalo liat kamu murung terus semenjak dia meninggal. Kamu harus lupain dia Put" bujuk Ailee.
"Nggak! Sampe kapanpun aku nggak akan pernah lupain Rafael!!!" jawab Putri kesal lalu bergegas pergi.
"Tapi Put?! Kamu mau arwah dia nggak tenang?? Kalo dia terlalu lama di dunia, dia nggak akan bisa kembali ke akhirat Put!" teriak Ailee yang membuat Putri mengehentikan langkahnya dan para pengunjung Cafe menoleh ke arahnya.
Ailee: ???

            Putri terdiam saat mendengar teriak Ailee, lalu dia berjalan lagi dengan langkah lebih cepat. Terlihat Putri mengusap air matanya saat akan masuk ke mobil.
Satu bulan kemudian. Terlihat Putri sedang melihat foto-foto albumnya bersama Rafael. Senyumnya mengembang saat mengenang masa lalunya bersama Rafael. Sejak mereka di Panti Asuhan hingga sukses seperti sekarang. Mereka memang anak Yatim Piatu, makanya sejak keluar dari Panti mereka sangat dekat seolah saling memiliki. Makanya sejak Rafael meninggal Putri sangat kehilangan, karena hanya Rafael lah satu-satunya keluarga yang ia punya.
Cekrekkk...
Seseorang membuka pintu. Terlihat seorang pria tampan memakai jaket kulit coklat sambil membawa bunga. Wajahnya seperti Rafael. Tapi kok rambutnya cepak dan badannya agak kurus ya? Kaya abis pulang Wajib Militer. Kalo emang dia Rafael, sejak kapan di Indonesia ada Wajib Militer??
Putri masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Rafael kah?
Pria itu mendekati Putri. Meraih tangannya lalu bersimpuh satu kaki. "Will you marry me?" ucapnya.
Putri makin tidak percaya dengan apa yang ia dengar.
Pria itu berdiri lalu Putri segera memeluknya erat. Putri sesegukan saat memeluk pria itu.
Sebenarnya siapa pria itu? Kenapa dia mirip sekali dengan Rafael? Bukannya Rafael sudah meninggal? Pusaranya saja masih belum kering. Lalu siapa pria yang dipeluk Putri? Mari kita cari tahu.
FLASHBACK...
Beberapa hari setelah pertemuan Ailee dengan Putri di Cafe.
"Itu dia!" tunjuk seseorang saat melihat seorang siswa SMA keluar dari pintu gerbang sekolahnya. Orang  itu pun beranjak pergi.
"Eh neng! Bayar dulu Teh Botolnya!" teriak penjaga warung.
"Oh iya! Hehe maap mas" orang itu akhirnya balik lagi ke warung.
Beberapa saat kemudian.

"Aduh duh duh duh..." teriak seorang siswa saat diseret seseorang.
"Bisa diem nggak sih?!" kata seseorang itu kesal.
"Lo siapa sih?! Dateng tiba-tiba nyeret aku kaya kucing?!" kata siswa itu kesal.
"Aku Ailee. Dan kalo kamu mau tau masa depan kamu, kamu harus ikut saya sekarang!" katanya tegas dan kembali menyeret Landry.
"Salah orang kali, gue nggak percaya kaya gituan. Masa depan gue ya disini, sekolah ampe lulus terus kerja. Lo seharunya nyeret Tarjo, dia tuh yang percaya banget ama ramalan" kata Landry kesal.
Seketika wanita itu menghentikan langkahnya. "Kamu kira saya peramal?? Nama kamu Landry kan??"
"Lho kok tau?" tanya Landry bingung.
"Berarti saya nggak salah orang" wanita itu kembali menyeret Landry.
"Eh eh eh…" ucap Landry kaget.
"Waduh? Ceritanya gebetan baru nih Bro?" celetuk salah satu temen Landry saat dilewatinya.
"Ahh diem lo!" kata Landry kesal.
"Ciyeee..ciyeee...Mr. Playboy beraksi lagi" celetuk teman lainnya.
"Hahaha..." mereka pun terbahak.
"Awas lo semua!" Landry mengepalkan tangan, kesal.
Beberapa saat kemudian. Mereka tiba disebuah Cafe tanpa turun dari mobil.
"Kamu liat cewek pake baju pink yang duduk sendiri di depan Cafe?" tanya Ailee sambil nunjuk.
"Lho kok? Dia...?" Landry seperti teringat sesuatu.
"Kenapa? Kamu kenal?"
"Enggak sih. Cuma, cewek itu akhir2 ini sering masuk ke mimpi gue. Mimpi begitu deh hehe" Landry nyengir kuda mengingatnya.
"Mimpi apa? Ihh pasti yang nggak-nggak ya? Dasar..dasar..dasar...!!" Ailee memukuli Landry.
"Aduh duh! Kan wajar karena gue lagi pubertas!" protes Landry.
"Eh eh mau kemana?" tanya Ailee saat melihat Landry mau beranjak keluar.
"Mau nyamperin cewek itu lah!" kata Landry yakin.
"Nggak sekarang juga kalieee. Baju masih pake seragam SMA, rambut lepek gitu. Haduhhh, kamu harus aku permak dulu!"  Ailee menarik Landry kembali n membawanya kabur. Lho?
Beberapa lama kemudian.
"Haduhhh, milihnya kaya mau milih cincin tunangan aja. Lama banget!" Ucap Landry kesal sambil mengikuti Ailee dari belakang.
Kini mereka berada di dalam Toko sebuah Mall.
"Aku tuh lagi nyari jaket yang sama kaya waktu terakhir Rafa pake. Biar Putri ngira kamu itu Rafa"
"Yaelah, gue disamain ama almarhum"
"Eh, dari pada kamu berisik mending kamu bantu gue cari jaketnya!"
"Emang kaya gimana sih jaketnya?"
Ailee menunjukkan foto terakhir yang di upload Rafael di twitternya. Tepat pada saat Rafa dalam perjalanan ke rumah Putri. Judul fotonya "OTW to Home Sweet Home. Wait me Princess".
Setelah mendapat pakaian yang cocok untuk Landry, mereka pun pergi ke salon untuk mempermak Landry.
"Tuh kan! Kamu tuh mirip banget ama Rafael. Cuma rambut cepak ama badan lo yang kurus aja yang bikin beda. Makan apa sih ampe kurus gini?" Ailee mengomentari hasil permaknya.
"Gue kan dulu banyak ikut eskul, anak kost-an pula, jadi wajar aja kalo kurus!" Jawab Landry gak terima.
"Owh pantes" Ailee sedikit menahan tawa.
Beberapa saat kemudian.
"APA?? NGELAMAR??" pekik Landry kaget atas ucapan Ailee barusan. "Nggak! Gue nggak mau!!" tolaknya keras.
"Ayolah? Kamu mau Putri bunuh diri setelah ditinggal Rafael?"
"Bodo amat! Apa urusannya ama gue coba?"
"Aku tau kamu nggak unya biaya buat Kuliah. Dengan kamu pura-pura jadi Rafael dan nikah ama Putri kamu bisa gunain uang Putri buat kamu kuliah"
"Sial! Tau dari mana sih kalo gue lagi krisis moneter? Huft" batin Landry.
"Kamu tuh kebanyakan mikir. Dikasih masa depan yang cerah juga. Cewek cantik plus kaya nie, kurang apa coba?" kata Ailee ngomporin.
"Tapi kan gue masih kelas 3 SMA? Sekarang bulan Februari, bentar lagi gue UAN. Masa iya gue Nikah sih? Mau ditaro dimana muka gue?? Entar apa kata temen-temen gue coba?? Belum lagi Nyokap gue pasti marah besar, dikira gue abis hamilin anak orang kali ya"
"Itu mah urusan. Lagian belum tentu juga kalian Nikah dalam waktu dekat. Yang penting sekarang Putri hidup bahagia dan Si Rafael nggak ngehantuin gue mulu. Risih gue!" ucap Ailee meyakinkan.
"Beneran ya?"
"Iya"
Landry terlihat ragu, tapi? Ya sudahlah.
Beberapa minggu kemudian. Terlihat dua orang memasuki halaman rumah Putri.
"Ayo cepet masuk!" paksa Ailee sambil mendorong Landry.
"Gu..gu..gue takut, kalo tiba-tiba arwah Rafael muncul gimana?" ucap Landry sambil berkali-kali mencoba keluar pintu gerbang tapi di tarik lagi ama Ailee.
Setelah sampai di depan pintu, Landry terlihat sangat gugup, dia berkali-kali menghembuskan nafas panjang. Terlihat Landry membawa bunga kesukaan Putri dan di telinganya ada headshet yang terhubung dengan Ailee.
Cekrekkk...
Perlahan Landry membuka pintu. Dilihatnya seseorang sedang melihat-lihat sebuah album photo, wajahnya tersenyum saat melihat photo-photo tersebut. Seketika orang itu melihat ke arahnya.
"Sekarang kamu deketin Putri terus kamu bilang, Will You Marry Me?" kata Ailee di seberang headshet.
Landry memantapkan langkahnya mendekati Putri sambil tersenyum ke arahnya. Dia pun meraih tangan Putri lalu bersimpuh dihadapannya.
"Will You Marry Me??" ucapnya dengan mata sayu.
Landry pun berdiri dan dengan segera Putri memeluknya erat. Terdengar isak Putri saat mereka berpelukan.
Tanpa sepengetahuan Landry. Terlihat makhluk tak kasat mata mulai terlihat oleh pandangan Putri. Makhluk itu tersenyum dan Putri membalasnya. Ternyata makhluk itu adalah arwah Rafael, kini dia bisa pergi dengan tenang karna sudah ada yang akan menggantikannya untuk menjaga Putri. Putri pun makin erat memeluk Landry saat arwah Rafael mulai menghilang, untuk selamanya.
Di sisi lain.
"Akhirnya Rafael bisa pergi dengan tenang juga" ucap Ailee lega yang sedang mengintip dari balik jendela.
"Hey?" seseorang menepuk pundak Ailee.
Ailee pun menoleh. Dilihatnya seseorang, eh bukan ya?
"Ka..ka..kamu? Kamu Ryan ya?” tanya Ailee gagap.
“Iya”
“Bu..bukannya kamu udah meninggal setahun lalu?" ucap Ailee terbata lalu? Pingsan.
"Lho kok malah pingsan?? Bukannya dia udah biasa liat arwah ya??" ucapnya bingung.

-The End-
Melly Moela


1 komentar: