Sabtu, 17 November 2012

Another Rafa-Putri Story


Sayangku


Sambil buru-buru memasukkan bajunya.
"Ingat, kalo baju tidak rapi kalian tidak boleh masuk kelas", katanya lagi pada semua murid yang sedang berbaris di depannya.
Mereka semua di hukum karna melanggar peraturan sekolah. Seperti baju tidak di masukkan, tidak memakai dasi, warna sepatu berbeda, dan datang terlambat.
Di depan mereka sudah berdiri 4 pengurus OSIS yang siap memberi hukuman. "Kenapa tidak memakai dasi?", tanyanya tegas.
"Lupa Kak", jawabnya enteng.
"Lupa?", tanyanya sambil memutari anak itu. "Kalo lupa, kenapa kamu bisa selengkap itu memakai pita? Apa pita rambut lebih penting dari pada dasi hah?!", bentaknya sambil mendorong anak itu hingga hampir jatuh.
"Maaf Kak", jawabnya.
"Kalo besok kamu ulangi lagi mending pulang aja! Dengar itu!!", bentaknya.

"Nggak akan saya ulangi Kak", sesalnya.
"Awas kalo besok masih di ulangi lagi, bukan cuma ku suruh berdiri seperti ini, tapi ku suruh lari memutari lapangan hingga 100 kali, mau?!", bentaknya.
"Nggak Kak!", jawab mereka semua kompak di depan Ketua OSIS yang paling galak, paling tegas n paling berwibawa di sekolah ini. Siapa lagi kalo bukan Putri.
"Ada apa ini? Kok cewek-cewek pada ngumpul? Apa lagi nungguin aku ya? Hehe", batin seseorang saat baru datang dengan santainya  melihat beberapa cewek berdiri berbaris di sebelah pagar sekolah. "Wah pagi-pagi dah liat yang bening-bening hehe”, tawanya lebar n dengan santai mendekati mereka karna penasaran.
"Ini lagi malah baru datang, ayo cepat baris di sebelah mereka!", bentak salah satu pengurus OSIS pada salah satu murid yang baru datang.
"Ada apa?", tanya Putri saat mendengar keributan.
"Ini Put ada yang telat lagi", beritahunya.
Putri pun segera mendekatinya. Di liatnya seorang murid cowok dengan penampilan yang cuek abis, dengan baju nggak di masukkan, nggak bener make dasi, pake sepatu berwarna, dan yang pasti datang terlambat.
"Kenapa baru datang? Apa di rumah kamu nggak ada jam?!", tanyanya tegas pada murid cowok di depannya.
"Memangnya kenapa? Suka-suka aku dong mau datang jam berapa?", jawabnya santai.
"Suka-suka kamu gimana? Emangnya kamu pikir sekolah ini nggak ada aturannya apa?!", bentak Putri.
"Aduh, ini sebenarnya ada apa sie? Kok pagi-pagi di bentak-bentak? Biasanya nggak pernah begini", tanya tu cowok bingung.
"Itu biasanya, tapi mulai sekarang kamu nggak bisa bikin peraturan sendiri, tau!", jawab Putri tegas.
"Emangnya kamu pikir kamu siapa bisa ngatur-ngatur aku heh?!", tantang cowok itu.
"Apa kamu nggak bisa baca?!", bentak Putri sambil nunjukin sebuah selempangan yang melingkar di lengannya.
"So-sis", eja tu cowok.
"Baca yang bener dong", bentak Putri nggak terima.
"O-sis", ejanya lagi. "Oww, jadi kamu anggota OSIS? Kirain Satpam baru", ledeknya.
"Apa kamu bilang?!!", bentaknya lagi.
"Habisnya pagi-padi dah marah-marah, apa coba kalo bukan Satpam? Lagian cewek manis kayak kamu nggak cocok marah-marah, nanti manisnya ilang lho", jawabnya sambil nyolek dagu Putri.
"Jangan pegang-pegang!", kata Putri seraya menepis tangan cowok itu. "Berani ya kamu sama anak OSIS?! Siapa nama kamu n kelas berapa? Biar ku laporkan pada Kepala Sekolah", ancam Putri.
"Hello, seantero sekolah ini nggak ada yang nggak kenal cowok paling laku sepanjang sejarah di sekolah ini", katanya sambil menarik kerah baju.
"Buktinya aku nggak kenal kamu, cepet bilang siapa nama kamu?!", kata Putri ketus.
"Ariel Noah", jawabnya asal.
"Yang bener dong!", kata Putri sambil menjewer kuping tu cowok.
"Aduh!", rintihnya sambil memegangi kuping.
"Makanya jawab yang bener!", bentak Putri.
"I...i...ya..ya tapi lepasin dulu, sakit tau", pintanya.
Putri pun segera melepaskannya.
"Rafael, namaku Rafael", jawabnya kemudian.
"Oww, Rafael", Putri mengulangnya.
“Trus kamu kelas berapa?", tanyanya lagi.
"Kasih tau nggak ya?", goda Rafa.
"Cepat bilang!", bentak Putri.
"Kasih tau nggak ya?", goda Rafa lagi.
"Kamu mau main-main sama aku heh?!", kata Putri seraya menarik kerah baju Rafa.
"Yang pasti kelas ku jauh banget", jawab Rafa santai.
"Apa maksudmu?", tanya Putri.
"Bisa liat sendiri kan muka udah kayak Siwon begini, berarti pantasnya di GBK dong", jawabnya asal.
"Mo ngapain kamu di GBK? Mo main sepak bola?", tanya Putri yang masih megangin kerah baju Rafa.
"Hello, 2012 di GBK cuma mo main sepak bola? Heh", ledek Rafa.
"Terus?", tanya Putri sinis.
"Ya konserlah with my friends hehe", jawabnya asal.
"Oww, jadi kamu terobsesi pengen jadi artis SM gitu?", ledek Putri.
"Tentu, muka udah unyu-unyu kayak personil EXO gini masa nggak bisa”, katanya sumringah.
"Mimpi", kata Putri sambil melepas kerah baju Rafa.
Rafa cuma nyengir melihatnya.
"Ayo cepet bilang kamu kelas berapa?!", bentaknya lagi.
"3-F", jawab Rafa singkat.
"Oww pantes", Putri manggut-manggut.
"Udah baju nggak di masukkan, nggak pake dasi, sepatu berwarna, datangnya telat lagi, anak 3-F kan?", tanya Putri.
"Memangnya kenapa kalo aku anak 3-F?", tanya Rafa.
"Kelas buncit yang hampir nggak di ingat di sekolah ini, iya kan?", jawab Putri.
"Emangnya anak OSIS hebat, sampe kamu bilang begitu tentang kelasku, heh?!", berjalan maju ke arah Putri.
"Memang iya, masalah buat lo?!", jawab Putri ketus.
"Cuma gara-gara memakai jas merah maron press body plus tulisan OSIS di lengan kalian aja jadi jutek kayak gini, memang apa hebatnya OSIS? Huh!", ledek Rafa.
"Terserah kamu mau bilang apa, pokoknya sekarang kamu harus di hukum termasuk kalian semua", tunjuk Putri pada semuanya.
"Sekarang semuanya sit up kecuali kamu", tunjuknya pada Rafa. "Sekarang cepet push up sebanyak 50 kali!", perintahnya galak.
"Hari gini masih di suruh push up? Cape deh", protes Rafa.
"Kenapa? Nggak mau??", tanya Putri.
"Ya iyalah, mending kita?", tiba-tiba Rafa berbisik pada semua cewek di sebelahnya.
Putri, “???”
Dan selang kemudian.
"RAFAELLLLLLLLLLL!!!", teriak Putri saat melihat Rafa ber-Gangnam Style ria bersama Min Melly, Nur Indah, Ristin, Ayu Deta, Mutiara, Rasya, Cacha, Fizhii, Dewi, Rihna, Kamini – (Raputers).
Selang kemudian. Gara-gara asyik ber-Gangnam Style ria ama cewek-cewek cakep, kini Rafa harus di jemur di tengah lapangan basket.
"Kamu tau kenapa sekarang mesti berdiri di sini?", tanya Putri sambil memutari Rafa, tapi yang di tanya malah nyengir-nyengir sendiri sambil melihat ke arah lain.
Putri, “???”
"Hai?", sapa Rafa ramah sambil melambaikan tangan ke arah lain.
Putri, “???”
Seketika Putri melihat ke arah yang di maksud, dan ternyata di gedung sebelah atas terliat segerombolan cewek sedang berkumpul di dekat jendela sambil ber say hello ria melambaikan tangan ke arah Rafa.
"I LOVE YOU TOO", teriak Rafa sambil mengeluarkan senyum terbaiknya.
"RAFAELLLLLLLL", panggil mereka histeris.
"Saya suka Indonesia gadis!", teriak Rafa ala Lee Teuk.
Mereka pun semakin histeris. Dan setelah di amati ternyata segerombolan cewek itu adalah yang tadi ber-Gangnam Style ria ama Rafa di dekat pintu gerbang sekolah.
Putri, “???”
"Ehem-hem, ya maklum lah, Siwon gitu", ucap Rafa sambil benerin kerah baju saat Putri memandang sinis ke arahnya.
"Mau Siwon kek, mau miwon kek, cepat sekarang push up 50 kali!", bentak Putri. "Ayo cepat!!", bentaknya lagi sebelum Rafa melakukan hal yang aneh-aneh lagi.
Rafa pun tengkurap mengambil posisi dengan malas-malasan. "1...2...3..", hitung Rafa sambil push up. "4...5...10...20...30...40...50", hitungnya lagi asal.
"Hitung yang bener dong!", bentak Putri.
"Aduh!", rintih Rafa saat Putri tiba-tiba duduk miring di punggungnya karna dia menghitung asal.
"Makanya jangan macem-macem!", ancam Putri.
"Aduhhh, ini sekolah apa Camp militer sie? Kejam amat?!", protes Rafa.
"Neraka!", jawab Putri asal.
"Ayo cepat hitung dari awal!", perintah Putri sambil bangkit berdiri kemudian berjalan memutari Rafa.
"SATUUUUUU", teriak Rafa dengan suara di buat-buat n di panjang-panjangin. "DUAAAAAAAAA", sayup-sayup terdengar Rafa terus menghitung.
Beberapa saat kemudian.
"Aduhhhhh pinggangku", rintih Rafa langsung duduk n tiduran di atas meja saat baru tiba di kelas.
"Kenapa Bro?", tanya Bowo yang duduk di sebelahnya.
"Sialll!! Pagi-pagi ketemu cewek gila!", gerutu Rafa sambil tetap tiduran.
"Dimana?", tanya Bowo penasaran.
"Noh di pintu gerbang", jawab Rafa kesal.
"Pintu gerbang?", ulang Bowo.
"Hadehhh, awas ya kalo ketemu lagi aku habisin tu cewek hufttt", kesalnya.
Bowo, “???”
"Sabar Bro, sabar", timpal Bowo.
"Gimana bisa sabar kalo pagi-pagi udah di suruh push up huffft", kesal Rafa.
"Push up?", tanya Bowo lagi.
Jangan bayangin anak yang namanya Bowo ini mirip Pak Fauzi Bowo yang keren itu. Nama boleh mirip tapi nasib beda. Kalo Bowo yang ini anaknya selalu apes, cintanya selalu di tolak cewek gara-gara penampilannya yang amburadul. Udah item, endut, lebih apes lagi dia berteman ama Rafael, so pasti makin nggak ada harapan buat dia untuk dapetin cewek, karna cewek tau mana yang suram n mana yang kece badai. Secara Rafael gitu yang ngaku mirip Siwon, kadang Ariel Noah, lebih parah lagi ngaku-ngaku unyu kayak personil EXO, makin kebanting deh tu sie Bowo yang ngaku-ngaku anaknya Pak Fauzi Bowo cuma gara-gara mirip nama doang. Tapi Bowo nggak kapok kok berteman ama Rafa meski semua cewek gebetannya selalu milih Rafa daripada dia.
"Cerita dong Bro", kata Bowo yang nggak tega melihat temannya manyun.
"Itu tu sie Ketua Sosis sialan, masa pagi-pagi gue di suruh push up", jawab Rafa kesal.
"Ketua Sosis?", ulang Bowo.
"Ketua OSIS, ah lo Wo kadang-kadang ya emang kuping lo di taruh dimana sie?!", protes Rafa.
“Yeee, elo sendiri tadi yang bilang Ketua Sosis. Kalo nggak percaya, tanya aja tu ama Raputers/pembaca", jawab Bowo nggak mau kalah.
Rafael, “???”
"Jadi elo dah ketemu sie Putri?", tanya Bowo.
"Putri?", ulang Rafa.
"Iya Putri Ketua OSIS itu", jawab Bowo.
"Oh, jadi namanya Putri", timpal Rafa.
"Makanya sekolah jangan bolos mulu, sampe nggak tau nama Ketua OSISnya", protes Bowo.
"Yee, suka-suka gue dong", sahut Rafa.
"Gue kasih tau ya Bro, dia dari kelas 3-A, dia tu paling pinter, paling tegas, paling cantik di sekolah ini n yang pasti dia paling anti ama anak kelas 3-F", ucap Bowo.
"Emang kenapa?", sahut Rafa penasaran.
"Soalnya dia nganggap kelas kita ini nggak berguna, apalagi muridnya kayak elo", tunjuk Bowo.
"Yeeee, daripada elo”, mereka saling tunjuk.
"Mo paling cantik kek, paling pinter kek, gue nggak peduli. Pokoknya gue mesti bikin perhitungan ama dia!", kata Rafa sambil menggebrak meja. "Jangan panggil gue Rafa cowok yang paling laku di sekolah ini kalo gue nggak bisa bikin perhitungan ama dia!", ucap Rafa kesal sambil menarik kerah baju Bowo.
Sementara Bowo cuma bisa manggut-manggut ketakutan.
Esok harinya. Terlihat Putri sedang berjalan sendirian menuju ke sekolah pake seragam putih abu-abu plus dasi, pokoknya super rapi deh. Dia nggak memakai jas OSISnya karna jas itu cuma di pake saat rapat OSIS, melakukan kegiatan OSIS. Kalo pulang pergi sekolah dia berseragam seperti murid lainnya, cukup dengan putih abu-abu plus dasi.
"Selamat pagi Ketua Sosis?", sapa Rafa yang tiba-tiba menghadangnya.
Putri, “???”
"Mau berangkat sekolah ya? Bareng yuk?", pinta Rafa dengan senyum di buat-buat.
"Nggak usah makasih, mending aku berangkat sendiri aja", jawab Putri ketus n segera pergi.
"Eitts mau kemana?", cegah Rafa sambil menarik tangan Putri.
"Apaan sie? Lepasin nggak?!", bentak Putri.
"Nggak mau", jawab Rafa.
"Kamu ini kenapa sie?", tanya Putri.
"Aku pengen bareng kamu", jawab Rafa.
"Tapi aku nggak mau bareng kamu, udah cepet lepasin, entar telat nie", Putri berusaha melepas tangan Rafa dengan memukulnya.
"Memang itu harapanku", jawab Rafa yang makin erat memegang tangan Putri.
"Jangan becanda dong, udah mau bel nie", kata Putri panik.
"Biarin, emang apa peduliku", jawab Rafa seketika memeluk Putri dari belakang.
Putri, “???”
"Apa pengen tau? Gimana rasanya terlambat sekolah? Hehe", bisik Rafa di telinga Putri.
"Apa maksudmu Raf? Cepat lepasin!", berontak Putri.
"Aku cuma pengen kamu ngerasain gimana rasanya terlambat sekolah hehe", bisiknya lagi.
"Apa kamu mau ku hajar? Cepat lepasin!", bentak Putri berusaha melepaskan diri dari pelukan Rafa, tapi Rafa makin erat memeluknya.
Sementara itu, dari kejauhan terdengar suara bel berbunyi.
"Aduhhh, tu kan?!", gerutu Putri kesal, tapi Rafa makin senang melihatnya. "Cepat lepasin! Kamu benar-benar membuatku terlambat ke sekolah!", kesal Putri.
"Emang enak terlambat masuk sekolah haha", Rafa girang. Tapi tiba? "Aduhhhhhh!", rintih Rafa saat Putri tiba-tiba menginjak kakinya.
"Sialan kamu Raf!", kesal Putri sambil mendorong tubuh Rafa.
Dan setelah Putri segera lari menuju ke sekolah karna dia nggak pengen lebih terlambat lagi, Rafa senang melihatnya kemudian lari menyusulnya.
Sesampainya di sekolah, pintu gerbang pun sudah di tutup.
"Please dong Pak bukain pintunya?", rengek Putri pada Pak Satpam di depannya.
"Aduh Neng nggak bisa, nanti Bapak yang di marahi, lagian kok tumben si Neng datang terlambat? Biasanya kan selalu on time?", jawab Pak Satpam di balik pintu gerbang.
"Semua ini gara-gara Rafa sialan itu, kalo bukan karna dia pasti aku nggak bakalan telat seperti ini. Please ya Pak bukain pintunya?", Putri memelas berharap Pak Satpam mau berbaik hati.
"Kalo telat mah telat aja nggak usah nyalain orang", ucap Rafa saat baru tiba.
"Ini semua gara-gara kamu ni!", bentak Putri sambil nimpuk Rafa pake tas.
"Apaan sie?!", protes Rafa.
"Rasakan ini, rasakan ini, hiiiiii", karna kesal Putri memiting Rafa sekuat tenaga.
"Aduhhhh, Pak-pak tolongin dong?", rintih Rafa.
"Udah Pak biarin aja, biar ku habisin nie anak, ihhh sebel!”, katanya kesal.
"Aduhh leherku, Pak-pak tolongin, ada yang mencoba membunuh saya", tangan Rafa menggapai-gapai.
"Berisikkkkkk!", Putri muak melihatnya.
"Udah-udah jangan berantem lagi, nie Bapak bukain pintunya", Pak Satpam buru-buru membukanya takut ada pertumpahan darah.
Putri melepaskan Rafa n segera masuk ke dalam. "Eittttss mau kemana kamu?", Putri segera menutup pintu gerbang saat melihat Rafa juga menerobos masuk.
"Ya masuk dong", jawabnya.
"Apanya yang masuk? Udah kamu di luar aja!", bentak Putri seraya mengunci pintu. "Udah Pak nggak usah di bukain, biarin dia di luar", Putri memberikan kunci pada Pak Satpam sambil menatap sinis ke arah Rafa.
Rafa, “???”
"Rasakan tu", Putri membuang muka kemudian berlari menuju ke kelasnya.
"Pak bukain dong, masa dia masuk aku enggak?", rengek Rafa.
"Aduh Bapak jadi bingung nie, di bukain nggak ya?", Pak Satpam ragu-ragu.
"Kenapa mesti bingung sie Pak? Tinggal buka aja, ayo dong Pak bukain ya? Ya?", pinta Rafa.
"Tapi kata neng Putri tadi nggak boleh di bukain?", jawab Pak Satpam.
"Ngapain dengerin sie Sosis itu Pak, ayo dong Pak cepet bukain, ato Bapak mau saya lapor ke Kepala Sekolah kalo Bapak dah biarin Putri masuk padahal dia juga telat?”, ancam Rafa n Pak Satpam pun segera menggeleng. "Ya udah makanya cepet bukain Pak", bujuk Rafa.
"Ya udah Bapak bukain, tapi sekali ini aja ya? Besok-besok nggak boleh telat lagi", katanya sambil membuka kunci.
"Nah gitu dong Pak, dari tadi kek hehe”, Rafa sumringah n setelah pintu terbuka Rafa segera masuk ke dalam. "Makasih ya Pak!", ucap Rafa kemudian berlari pergi.
Esoknya. Terlihat Putri sedang asyik bermain voli bersama teman-temannya. Rafa melihat dari kejauhan sambil senyum menyeringai.
Beberapa jam kemudian. Siswa cewek berebut ke ruang ganti untuk mengganti seragam olahraganya dengan seragam biasa. Putri berjalan ke arah loker untuk mengambil seragamnya tapi?
"Mana seragamku ya?", batin Putri saat melihat lokernya kosong. “Apa aku lupa naruhnya ya? Tapi perasaan ku taruh di sini deh?", Putri berusaha mencarinya. Putri berusaha mencari di dalam tasnya tapi hasilnya nihil. "Ku taruh dimana ya tadi?", Putri berusaha mengingatnya, tapi dia yakin sebelum bermain voli tadi dia naruh seragamnya di loker, dia pun mencari ke segala tempat. "Liat seragamku nggak?”, tanya Putri kepada beberapa temannya n semuanya menggeleng.
Dan setelah hampir 1 jam di cari tapi tetep nggak ketemu, terpaksa Putri mengikuti pelajaran dengan masih memakai seragam olahraga, tapi aslinya malu banget karna cuma dia sendiri yang beda.
Bel pulang pun berbunyi. Putri berjalan pulang dengan muka tertunduk, dia malu banget karna cuma dia yang beda sendiri, mau nggak mau dia jadi pusat perhatian.
Di saat Putri tengah pusing mikirin seragamnya, tiba-tiba seseorang mengagetkannya dari belakang. "Emang enak nggak bisa ganti baju? Hehe", katanya terkekeh kemudian melempar seragam ke arah Putri.
"Oh jadi kamu pelakunya?", tunjuk Putri.
DIA cuma terkekeh mendengarnya.
"Sini kamu!", perintah Putri tapi DIA malah pergi. "RAFAELLLLLLL, jangan lari kamu!!!", teriak Putri sambil mengejar Rafa di depannya.
"Permisi...permisi...", teriak Rafa saat berlari menerobos teman-teman di depannya. "Awas minggir Pak, minggir!!!", teriak Rafa n segera menerobos Pak Satpam yang sedang berdiri di depan pintu gerbang.
Pak Satpam, “???”
Di susul Putri di belakangnya. "Jangan lari kamu Raf!", teriak Putri terus mengejar di antara kerumunan siswa sampe dapet.
"Mereka lagi-mereka lagi", kata Pak Satpam sambil geleng-geleng kepala.
Besoknya. Terliat Putri sedang serius belajar di salah satu kelas yang mengharuskan siswanya melepas sepatu. Saat Putri masih di dalam tiba-tiba terlihat tangan seseorang dengan sengaja mengambil sepasang sepatu.
Beberapa saat kemudian, pelajaran pun usai. Putri berjalan keluar bersama temannya. "Lho mana sepatuku?", batin Putri saat tidak bisa menemukan sepatunya.
"Kenapa Put?", tanya teman di sebelahnya.
"Liat sepatuku nggak?", Putri berusaha mencari.
"Bukannya tadi kamu taruh di situ?", jawabnya.
"Iya tapi sekarang nggak ada", Putri berputar-putar.
"Kok bisa?", jawab temannya yang ikutan bingung.
"Ato jangan-jangan?", Putri baru menyadari sesuatu.
"Ahh sial! Pasti kerjaannya deh, siapa lagi coba?", kesalnya kemudian pergi.
"Eh Put mau kemana?”, panggil temannya tapi Putri sudah jauh.
Putri berlari menuju kelas Rafa dengan telanjang kaki. "Pasti dia deh, uhh tu anak!", kesalnya menggerutu sepanjang jalan.
Kelas Rafa di pojokan jadi Putri mesti melewati beberapa lorong, naik turun tangga, melewati lapangan n taman. Nah kelas Rafa di sebelah taman itu.
Saat Putri berlari di taman tiba-tiba ada seseorang menyapanya. "Mau kemana Neng? Cari sepatu ya?", tanyanya.
Putri familiar banget ama suara itu, tapi mana orangnya?
Putri melihat ke sekeliling tapi nggak ada siapa-siapa.
"Di atas", katanya lagi.
Putri segera mendongak ke atas n ternyata Rafa sudah nangkring di atas pohon sambil nyengir. "Eh Raf, pasti kamu yang ngambil sepatuku ya?!", teriak Putri di bawah. "Cepat kembalikan sepatukuuuu!", katanya kesal.
"Emang iya, hehe. Kalo mau ambil aja sendiri tu", jawab Rafa sambil nunjuk ke sebuah ranting n ternyata sepatu Putri dah bertengger di salah satu ranting di sebelah Rafa.
"Awas kamu ya Raf!", Putri berusaha mengambilnya dengan memanjat pohon.
"Eh kelihatan tu", Rafa mengingatkan.
Putri buru-buru mengurungkan niatnya n membetulkan roknya.
Rafa pun tersenyum.
Putri memaki-makinya di bawah pohon, sementara Rafa cuma nyengir mendengarkannya.
"Ahh, mereka lagi-mereka lagi", Pak Satpam geleng-geleng kepala saat melihat dari kejauhan.
Besoknya. Bel pulang berbunyi n semua siswa berhamburan keluar. Terliat Rafa menggandeng Bowo saat melintasi sebuah ruangan. Tiba-tiba Rafa menghentikan langkahnya.
Bowo, “???”
Rafa sedang memperhatikan sesuatu dengan seksama.
Bowo, “???”
Rafa sedang memandang seseorang yang sedang berdiri menerangkan sesuatu di depan para pengurus OSIS. Bicaranya lugas n semua anggota memperhatikannya.
"Eh Bro, jangan bilang elo lagi merhatiin sie Putri?", tanya Bowo penasaran.
"Eh nggak kok", jawab Rafa ngeles.
"Kalo bukan Putri trus sapa dong? Masak papan tulis?", tanya Bowo asal.
Rafael, “???”
"Ahh udah ah, ayo cepat pulang", ajak Rafa n mereka pun pergi.
Sesampai di luar.
"Yaaa buku gue ketinggalan Wo", ucap Rafa yang baru menyadari.
"Yaelah Bro, sejak kapan lo ngurusin buku?", jawab Bowo.
"Elo tau sendirikan itu buku gue satu-satunya", bela Rafa.
"Iya-ya ambil sana, tapi buruan soalnya ku ada janji ama Yanti nie", jawab Bowo.
"Yanti? Yanti yang mana Wo?", Rafa mencoba mengingatnya.
"Yanti gebetan baru gue", kata Bowo bangga.
"Beneran Yanti ato Yanto tu? Soalnya lo kadang-kadang nggak bisa bedain mana yang Yanti mana yang Yanto?", pikir Rafa.
"Maksud lo?", protes Bowo.
“Maksud gue, jangan-jangan kalo malem jadi Yanti siangnya jadi Yanto", jawab Rafa asal.
Bowo, “???”
Beberapa saat kemudian. Terliat Rafa buru-buru berlari menuju kelasnya n sesekali berpapasan ama pengurus OSIS yang baru selesai rapat. Setelah berputar-putar akhirnya Rafa sampai di kelasnya. "Nah ini dia", setelah menemukannya Rafa segera pergi.
Semua lorong kelas terasa sunyi, maklumlah dah pada pulang semua. Rafa berjalan setengah berlari. Saat melewati ruang rapat Rafa iseng melirik sekilas ke dalam ruangan. Setelah itu dia berjalan lagi, tapi tiba-tiba langkahnya terhenti, sepertinya tadi dia melihat sesuatu. Rafa pun mencoba kembali n memastikan sekali lagi. Dan benar saja terlihat seseorang tergeletak di antara meja kursi. Rafa berusaha membuka pintu tapi pintunya terkunci. Rafa mencoba mengintip dari balik kaca jendela n ternyata kaca jendela itu masih bisa di buka. Rafa pun segera masuk melewati kaca jendela. Setelah berhasil masuk Rafa segera berlari mendekatinya n memastikan siapa yang tergeletak di lantai n ternyata Putri yang masih memakai seragam OSIS sudah lemas n setengah pingsan di lantai.
"Put kamu nggak apa-apa??", Rafa mencoba membangunkannya meski dengan setengah sadar, tapi Putri samar-samar masih bisa melihat kekhawatiran di wajah Rafa. "Kenapa badanmu panas sekali?? Apa kamu sakit??", Rafa memegang kening n pipi Putri. Rafa berpikir sejenak, "Kamu tunggu di sini sebentar Put, aku akan segera kembali".
Setelah menidurkan Putri kembali, Rafa segera keluar melewati jendela n segera berlari ke ruang UKS n nggak lama kemudian Rafa kembali dengan membawa obat n botol air mineral di tangan. Rafa menerobos masuk melalui jendela.
"Ayo cepat minum ini Put, kamu bisa meminumnya kan??", Rafa berusaha berbicara ama Putri.
"Raf", cuma itu yang bisa di katakan Putri dengsn lemas.
Rafa membantu Putri duduk di sebelahnya. "Ayo cepat minum, ini obat penurun panas", ucap Rafa sambil mmbantu Putri minum obat. "Ini minum airnya", Rafa membantunya sekali lagi. "Kamu kenapa jadi seperti ini sie Put?", Rafa duduk bersandar ke tembok n membantu Putri agar bisa tidur di bahunya. "Padahal kamu tadi kan baik-baik aja?", bisik Rafa saat Putri mulai merengek seperti menangis kesakitan. Rafa merangkul Putri, "Kenapa badanmu panas sekali?", bisik Rafa saat menempelkan keningnya ke kening Putri. Rafa mengelus-ngelus rambut Putri saat Putri mulai mengigau. Rafa berusaha mendengarkan apa yang di katakan Putri. Saat mengigau Putri seringkali menangis.
Beberapa jam kemudian. Perlahan Putri membuka matanya di liatnya Rafa tertidur di sebelahnya sambil menempelkan keningnya.
Putri, “???”
Rafa pun membuka matanya. "Oh sudah bangun?", tanyanya seketika memegang kening Putri.
Putri, “???”
"Syukurlah panasnya sudah turun", ucap Rafa.
"Memang aku kenapa?", tanya Putri tiba-tiba.
Rafael, “???”
"Tadi kan kamu pingsan, apa kamu lupa?”, Rafa balik tanya.
"Benarkah?", Putri mencoba mengingatnya n sekilas Putri ingat betapa paniknya Rafa saat pertama kali menemukan dia tergeletak di lantai sampai membantunya meminum obat. "Oh iya aku baru ingat", jawab Putri.
"Kenapa kamu bisa pingsan? Padahal tadi kan kamu baik-baik aja?", tanya Rafa.
"Aku juga nggak tau, tiba-tiba drop n semuanya gelap", jawab Putri lirih.
"Oh iya, bukannya tadi yang demam aku ya? Kenapa sekarang malah badan kamu yang panas?", tanya Putri saat merasakan tubuh Rafa karna Rafa memeluknya.
"Benarkah? Emm mungkin karna dekat-dekat orang sakit sekarang jadi ikutan sakit hehe”, jawab Rafa beralasan.
Gimana Rafa nggak panas, lha kening dia kan dari tadi nempel di kening Putri, jadi panasnya pindah deh.
"Sudah jam berapa ini? Aku harus pulang", Putri perlahan mencoba berdiri.
"Biar aku antar", jawab Rafa tiba-tiba.
Putri, “???”
"Eee aku nggak mungkin kan biarin kamu pulang sendiri dalam kondisi seperti ini", kata Rafa salting. "Oh ya, kita mesti lewat jendela karna pintunya sudah terkunci", sambung Rafa.
"Oww", Putri menuruti saja apa yang di katakan Rafa soalnya masih lemes.
"Sini biar ku bantu", Rafa mencoba membantu Putri saat keluar melewati jendela.
Setelah mengambil tas di kelas Putri, Rafa memapah Putri n pulang bersama. Sekolah terasa hening karna cuma ada mereka berdua.
"Yaa pintu gerbangnya sudah di tutup, gimana nie?", kata Putri saat mereka sampai di pintu gerbang n nggak melihat kehadiran Pak Satpam. Jadi nggak akan ada yang bilang, "Yaaa mereka lagi-mereka lagi".
Rafa mencoba berpikir n melihat ke sekeliling. "Jalan satu-satunya kita mesti manjat pagar", ucap Rafa.
"Apa? Manjat pagar??", seketika Putri melihat ke arah Rafa.
"Emm, itu jalan satu-satunya", jawabnya.
"Tapi aku nggak bisa manjat pagar", protes Putri.
"Nanti aku bantu", jawab Rafa yakin.
Putri, “???”
Beberapa saat kemudian. "Ayo cepat naik”, pinta Rafa sambil nunduk di depan Putri agar Putri mau naik ke atas punggungnya. "Tenang aja, aku nggak liat kok", sambung Rafa saat melihat Putri yang buru-buru membetulkan rok pendeknya.
"Tutup mata ya?", pinta Putri.
"Iya-iya", jawab Rafa mencoba merem.
Putri mencoba naik ke atas punggung Rafa n mencoba memanjat pagar dengan di bantu Rafa. Rafa mengikuti Putri n dia turun duluan.
"Ayo cepat, aku akan menangkapmu", Rafa menengadahkan tangan ke arah Putri n Putri berusaha turun n mencoba memegang tangan Rafa. Dan... Hup! Rafa pun menangkapnya n secara nggak sengaja mereka pun berpelukan.
Raput, “???”
Mereka saling melihat satu sama lain tapi kemudian buru-buru di lepaskan.
"Eh sebaiknya kita pulang", Rafa mencoba mengalihkan keadaan yang canggung ini.
"Oh iya", jawab Putri.
Mereka pun jalan berdua.
Beberapa saat kemudian. "Bis-nya mana sie? Kok lama?", Putri tengok kanan kiri saat mereka di tepi jalan raya.
"Emang siapa yang mau naik Bis? Kita kan mau naik...", belum selesai Rafa bicara tiba-tiba Rafa mencegat angkot yang sedang lewat.
Putri, “???”
"Kenapa? Apa nggak mau naik angkot sama aku?", Rafa tersenyum. Belum sempat Putri menjawabnya, Rafa sudah menarik tangan Putri n mengajaknya naik angkot.
Putri, “???”
"Udah bang jalan", pinta Rafa saat mereka sudah duduk di dalam angkot. "Masih pusing ya?", tanya Rafa saat melihat Putri yang masih lemas. "Ya udah kalo gitu tidur aja dulu", Rafa memegang kepala Putri agar mau tidur di bahunya.
"Nggak usah", tolak Putri.
"Kenapa? Lagian di sini nggak ada penumpang selain kita kok", jawab Rafa yang tau kalo Putri malu kalo di liat orang.
Setelah di paksa, akhirnya Putri mau bersandar di bahu Rafa. Rafa pun menyandarkan kepalanya ke Putri.
Selang kemudian. Angkot berhenti untuk mengangkut penumpang n ternyata seorang Nenek-nenek. Dia pun duduk depan Rafa n Putri. Putri segera bangun karna nggak enak ama nenek di depannya.
"Kenapa?", tanya Nenek itu.
"Oh, dia lagi sakit Nek", jawab Rafa sambil melirik Putri di sebelahnya.
Putri bersandar ke kaca jendela. Nenek itu manggut-manggut n melihat ke arah Raput. dia memperhatikan Raput dengan seksama.
"Apa dia pacarmu?", tanya Nenek itu tiba-tiba.
Mereka segera menggeleng.
"Kalian serasi sekali", katanya tersenyum.
Serasi dari mananya? Yang cewek rapi abis. Sementara yang cowok gaul banget, pake nget. Mereka berdua saling berpandangan, kemudian sama-sama membuang muka.
"Gimana bisa serasi Nek, aku aja pernah di suruh push up ama dia", adu Rafa.
Nenek, “???”
"Aduh, emang iya kan?", rintih Rafa saat Putri tiba-tiba mencubitnya karna malu. "Dia juga pernah mencekik leherku Nek, ni sekarang aja bekasnya masih ada", Rafa berusaha memperliatkan bekas merah di lehernya.
Nenek, “???”
"Aduhh, tu kan Nek", adu Rafa saat Putri menginjak kakinya.
Nenek, “???”
"Emangnya aku aja yang kayak gitu?", protes Putri. "Denger ya Nek, dia ini pernah bikin aku terlambat sekolah", kini gantian Putri yang curcol.
Nenek, “???”
"Kapan?", Rafa nggak terima.
"Kapan katanya? Kamu juga pernah ngambil seragamku!", tunjuk Putri.
Rafa geleng-geleng.
"Kamu juga pernah nyangkutin sepatuku di atas pohon!", geram Putri.
"Ihh nuduh", tetep ngeles.
"Apaan yang nuduh?! Emang iya kok, ihhh kamu tu!", Putri memukul-mukul Rafa.
"Aduhhh apaan sie?!", Rafa berusaha menghindar tapi kena juga.
Nenek itu jadi bingung, sebentar-sebentar liat ke arah Rafa, sebentar-sebentar liat ke arah Putri.
Apalagi sekarang mereka semakin nggak jelas. "@%!#?*&...", kata Rafa. "%+:¥@=?+<...", Putri nggak mau kalah.
Nenek, “???”
Bener-bener nggak jelas deh tu karna bingung apa yang mereka omongin. Akhirnya jiwa Rocker Nenek itu muncul. "HIYAAAAAAAAA....UDAH STOPPPPPPPPP....!!!! KALO BEGITU SIAPA YANG SALAHHHHHHHHHH....?!!", teriaknya ala Rocker.
"DIAAAAAAAA", Rafa n Putri saling tunjuk.
Nenek, “???”
Mereka pun saling membuang muka.
Nenek itu mencoba tarik nafas n membuangnya pelan-pelan. "Ya udah, sekarang kalian bicara yang jelas biar Nenek nggak pusing denger kalian bicara bahasa planet begitu", katanya setelah tenang, tapi giliran di suruh ngomong malah nggak ada yang ngomong sama sekali.
Nenek, “???”
Suasana jadi tenang kayak mengheningkan cipta. Rafa duduknya ngadep kesono, Putrinya ngadep kesono.
Nenek, “???”
Ni maunya apa lagi? Neneknya malah di cuekin.
"Beneran nggak ada yang mau ngomong ni?", tanya Nenek itu kemudian.
"Emm, sebenernya dia juga hebat kok Nek?” ucap Rafa sambil melirik Putri.
Putri, “???”
"Oh ya?", Nenek itu mencoba mendengarkan dengan seksama.
Rafa ngangguk. "Dia Ketua OSIS di sekolah kami, dia tu paling pinter lho n katanya dia juga paling cantik", kata Rafa sambil menyenggol Putri.
Putri, “???”
"Apalagi pas bicara di depan pengurus OSIS, sumpah keren lho Nek", Rafa curcol lagi.
Putri diam-diam mendengarkan apa yang Rafa bicarakan.
"Terus kenapa kamu nggak suka ama dia?", tanya Nenek itu tiba-tiba.
Seketika Rafa n Putri melihat ke arah Nenek.
"Bukannya dia cantik n kamu tampan, kenapa nggak pacaran aja?", katanya lagi.
Rafa n Putri saling memandang bingung. Suasana menjadi canggung.
"Ahh Nenek bisa aja, nggak mungkinlah Nek, aku cuma bantuin dia karna dia lagi sakit, malah tadi dia sampe ngingo-ngigo gitu", ucap Rafa lirih.
Putri, “???”
Selang kemudian. Nenek itu pun turun, tapi sebelum turun dia ngasih wasiat buat anak Adam ini, "Jangan berantem terus ya? Nanti malah kangen lho”
Raput, “???”
Rafa n Putri melambaikan tangan ke arah Nenek. Kini hanya ada mereka berdua. Duduknya 1 meter lho. Mereka saling diam n pura-pura sibuk dengan urusan masing-masing.
"Emang aku tadi ngingo apaan?", tanya Putri di pojokan.
"Nggak ada", jawab Rafa singkat yang juga duduk di pojok.
Jadi ceritanya saling mojok nie.
"Tapi kamu tadi bilang kalo aku tadi ngigo?", Putri bersikeras.
"Kapan aku bilang begitu?", Rafa melihat ke arah lain.
"Ihhh, belum sejam udah lupa!", Putri membuang muka.
Suasana kembali hening. Rafa tertunduk seperti memikirkan sesuatu. Sementara Putri melihat ke arah lain. Akhirnya Rafa mencoba mendekati Putri n duduk di sebelahnya.
"Kamu mau apa?!", tanya Putri ketus.
Rafa sengaja duduk di sebelah Putri. Dia bersandar ke kaca sambil memandang ke arah Putri dengan mata sayu.
Putri, “???”
Rafa terus saja menatap Putri.
"Kamu kenapa sie? Udah cepet sana minggir!", Putri mendorongnya kesal.
Rafa memegang tangan Putri n tiba-tiba memeluknya.
"Kamu kenapa sie Raf? Cepet lepasin!", Putri berontak sekuat tenaga.
"Happy Birthday", bisik Rafa lembut.
Putri, “???”
"Happy Birthday Put", bisiknya sekali lagi n memeluknya dengan erat.
Seketika Putri diam mematung n tanpa terasa matanya berkaca-kaca.
"Apa aku mengatakan hal yang aneh-aneh saat ngingo tadi?", tanya Putri lirih.
Tapi Rafa tidak menjawabnya, dia cuma bilang “Happy Brithday” sambil memeluk Putri dengan erat, bikin Putri terisak.
“Apakah aku tadi mengatakan sesuatu Raf?", isaknya dalam pelukan Rafa.
Tapi Rafa diam saja.
Masih jelas dalam ingatan Rafa saat Putri demam tinggi sambil ngigau.
"Kenapa kalian tidak pernah memikirkan perasaanku?, tangis Putri. "Katanya sayang, tapi hari ulang tahunku saja kalian lupa!".
Rafa berusaha mendengar apa yang di katakan Putri.
"Pa...ma... Apa bisnis lebih penting daripada aku? Ini hari ulang tahunku, setidaknya kalian menelponku", isak putri. Putri histeris. Rafa memeluknya dengan erat n menempelkan dahinya ke Putri. Mata Putri terpejam tapi air matanya mengalir deras.
"Raf, Rafael?", suara Putri membangunkan lamunan Rafa.
Rafa melepas pelukannya. Di liatnya Putri masih terisak. "Udah jangan nangis lagi dong", senyum Rafa sambil mengusap air mata Putri. "Gimana kalo kita jalan-jalan aja?", tanya Rafa masih tersenyum.
"Kemana?", jawab Putri lirih yang masih sesegukan.
"Kemana aja boleh", senyumnya.
Putri mengangguk pelan.
"Oh ya, ngomong-ngomong kenapa dari tadi penumpangnya cuma kita aja ya selain Nenek tadi?", kata Rafa yang baru menyadari.
"Iya-ya", jawab Putri sambil tengok kanan kiri.
"Memang Bapak sengaja kok hehe", jawab Pak Sopir di depan.
Raput, “???”
"Kok suaranya familiar banget?", bisik Rafa.
"Iya-ya, kayak pernah dengar dimana gitu?", jawab Putri.
Mereka saling memandang satu sama lain. Karna penasaran Rafa pun mencoba melihatnya. Setelah di amati dari dekat. "HAH...PAK SATPAM..!!!", teriak Rafa kaget saat melihat Pak Sopir yang ternyata Pak Satpam sedang nyengir ke arahnya.
"Masa sie?", Putri penasaran n mencoba melihatnya. "Eh iya bener, kenapa Bapak bisa ada di sini?", tanya Putri.
"Hehe inilah Profesi Bapak yang lain, selain jadi Satpam di sekolah Bapak juga jadi Sopir Angkot hehe", jawabnya nyengir.
Raput, “???”
"Penumpang pertama Bapak ternyata kalian lagi-kalian lagi, hehe", katanya terkekeh.
Raput, “???”
Dan setelah “Say Goodbye” ama Pak Sopir, eh Pak Satpam. Mereka pun turun, dan setelah itu mereka menyusuri jalan berdua. Sesekali Rafa menarik tangan Putri agar tidak jauh darinya.
Putri, “???”
Mereka jalan bersama sambil bergandengan tangan, mereka juga membeli sosis di pinggir jalan.
"Coba yang ini?", kata Rafa sebelum memakan sosisnya dia lebih dulu memberikannya pada Putri agar mau mencicipinya.
Putri pun mencobanya kemudian mengangguk. Rafa tersenyum melihatnya. Rafa juga membantu membersihkan sisa saos yang nempel di bibir Putri.
"Masih panas nggak?", Rafa memegang kening Putri memeriksa apakah dia masih demam ato tidak.
Mereka pun memakan sosis bersama di pinggir jalan.
Esok harinya. Rafa datang terlambat seperti biasa, dia juga di marahi Pengurus OSIS n di suruh berdiri di tengah lapangan. Saat tengah menerima hukuman tiba-tiba ada seseorang yang juga berdiri di sebelah Rafa. "Putri???", katanya saat melihat Putri juga berdiri di sebelahnya.
"Aku juga telat, jadi aku juga harus di hukum", jawabnya dengan pandangan lurus ke depan.
Rafa, “???”
Suasana hening sejenak.
"Makasih ya yang kemaren", kata Putri tiba-tiba tanpa melihatnya.
"Oh iya sama-sama", jawab Rafa melirik Putri.
"Hari ini ada waktu nggak?", tanya Putri.
"Memangnya kenapa?", jawabnya.
"Mau bantuin aku nggak?", tanyanya sekali lagi.
"Bantuin apa?", melihat ke arah Putri.
"Nyiapin festival K-pop buat besok”, melihat ke arah Rafa.
"Emm, aku pikir-pikir dulu deh", Rafa sok jual mahal.
Putri geleng-geleng melihatnya.
Beberapa jam kemudian. Karena sekolah mau ngadain festival jadi nggak ada pelajaran karna semua sibuk mempersiapkan festival K-pop buat besok. Seperti yang terlihat satu ini.
"Aduh Bro, emang mau kemana sie pake di seret-seret segala?", tanya Bowo yang di paksa ikut Rafa yang entah mau kemana.
"Udah jangan banyak omong, cepat ikut aja", jawab Rafa menyeretnya.
Selang kemudian.
"Ngapain kita kesini Bro?", tanya Bowo setelah sampai di tujuan.
"Ayo cepat masuk", ajak Rafa.
Setelah masuk ternyata banyak siswa n Pengurus OSIS yang sedang mempersiapkan festival. Mereka duduk lesehan di bawah dengan kertas warna warni berserakan dimana-mana. Maklumlah, mereka lagi buat poster, spanduk n berbagai macam kebutuhan buat besok. Mau nggak mau Rafa n Bowo melepas sepatunya karna semuanya duduk di bawah, ada juga yang berdiri karna menyiapkan sesuatu seperti Putri bersama temannya sedang membentangkan sebuah kain yang akan di pakai buat spanduk. Putri menyadari kehadiran Rafa tapi pura-pura tidak melihatnya.
"Eh, itu kan Rafael? Tumben dia kesini?", bisik-bisik beberapa siswa cewek. "Oh yang populer itu ya?”, bisik yang lainnya. "Oh yang katanya mirip personil Beast itu ya?", mereka saling berbisik saat melihat kehadiran Rafa.
Ibaratnya ada gula pasti ada semut. Dimana ada Rafa, pasti banyak cewek yang mendekatinya. Makanya dia di juluki Cowok paling laku di sekolah ini. Lain lagi ama Bowo di sebelahnya, sekarang matanya berbinar-binar melihat dari ujung ke ujung banyak sekali cewek di ruangan ini, seperti yang terlihat ada Min Mell, Nur Indah, Ristin, Ayu Deta, Mutiara, Rasya, Chaca, Fizhii, Dewi, Rihna, Kamini, Rimaa, Cty, Sulcie, Natasha, Mariana, Sulis, Dhea, Santi, Mariana Putri dan Bela – (Raputers). Semuanya sibuk, ada yang sedang menggunting, menempel, dll.
"Waduh Bro, kenapa nggak bilang kalo mau ke tempat seperti ini?", bisiknya. "Ceweknya cantik-cantik lho hehe", katanya girang.
Rafa cuma tersenyum mendengarnya. Rafa berjalan n sengaja lewat di sebelah Putri. Saat melewatinya dia sengaja menyenggol Putri dari belakang n setelah itu dia pura-pura seperti tidak terjadi apa-apa. Putri cuma tersenyum melihatnya. Rafa duduk n berkumpul bersama lain n mencoba membantu, yang di ikuti Bowo di belakangnya.
"Tau gini aku cuci muka dulu tadi", bisik Bowo saat mereka sudah duduk bersama yang lain.
Rafa sengaja duduk di depan tembok agar dia bisa bersandar n melihat Putri dari kejauhan. "Emangnya kenapa?", tanya Rafa tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Putri.
"Ya mau ketemu cewek lah, masa lu nggak tau", bisik Bowo sambil melihat ke sekeliling.
"Ya elah elu Wo, mau cuci muka ato enggak ya tetep aja muka lu kayak gitu n nggak mungkin berubah kayak Lee Min Ho", jawab Rafa asal.
"Ya setidaknya setelah di basuh pake air, muka gue sedikit keliatan kinclong n sapa tau jadi agak-agak mirip Kyuhyun gitu", katanya berandai-andai.
Rafa cuma geleng-geleng mendengarnya.
Sementara Bowo lagi ngebayangin mukanya berubah kayak artis K-pop, eh Rafa malah asyik merhatiin Putri. Mulai Putri berdiri, duduk, berdiri, sampe duduk lagi, pokoknya fokus fokus fokus.
Bukan Rafa namanya kalo nggak iseng. Dia menulis sesuatu di kertas kemudian mengguntingnya n melipatnya menjadi pesawat. Nggak lama kemudian dia mengarahkan n menerbangkan pesawat kertas itu ke arah Putri.
Putri yang sedang asyik ngobrol dengan temannya kaget mendapati pesawat kertas yang jatuh tepat di depannya. Dia tengok kanan kiri kemudian mengambilnya, setelah mengamati ternyata ada sebuah tulisan n dia pun segera membacanya. "Masih sakit ya? Kok pucet?", begitu isinya. Seketika Putri melihat ke arah Rafa, tapi yang di liat malah pura-pura sok sibuk mengerjakan sesuatu. Putri tersenyum n segera menulis sesuatu di kertas itu. Dia melipatnya n menerbangkannya ke arah Rafa. Pesawat kertas itu jatuh tepat di samping Rafa.
Rafa melihat ke arah Putri tapi Putri malah pura-pura ngobrol ama temannya. Rafa tersenyum n segera membukanya. "Udah agak mendingan kok", begitu balasnya. Rafa menulis sesuatu lagi, melipat n segera menerbangkannya ke arah Putri. Setelah sampai, Putri segera membacanya. "Oh syukurlah, meski keliatan pucat tapi tetep cantik kok :)”, balasnya. Putri tersenyum membacanya. Putri melihat ke arah Rafa n ternyata Rafa juga melihatnya sambil tersenyum.
Saat Raput saling melempar senyum, tiba-tiba ada sebuah pesawat kertas jatuh tepat mengenai Rafa.
Rafa, “???”
"Apaan tu Raf?", tanya Bowo.
Rafa tengok kanan kiri mencari tau siapa yang mengirimkannya. Di liatnya seorang cewek sedang melambaikan tangan sambil tersenyum ke arahnya. Rafa pun membuka lipatan kertas pesawat itu.
"Hai CCC!", begitulah isi tulisan dalam kertas itu n ternyata pengirimnya nggak lain adalah Puput.
Nggak lama setelah itu datang pesawat kertas lagi ke arahnya. Karna penasaran Bowo ikutan baca di sebelahnya n kali ini berisi "Hai Coh? Aq nggak mimpikan?", kali ini pengirimnya dari Mutiara. Rafa n Bowo saling berpandangan. Berikutnya datang lagi n lagi.
"Wah banyak amat penggemar lo Bro?", kata Bowo saat melihat banyak cewek mengirimkan pesawat kertas ke arah Rafa.
Rafa membuka satu-satu n membacanya yang antara lain:
"Hay Cocoh Acuuun!", dari Dewi.
"Hay Cocoh!", dari Rihna.
"Cocoh, aku Raputers loch!", dari Kamini.
"Hai sayang!", dari Rimaa.
"Halo cowo sipit?", dari Cty.
Ternyata mereka mengetahui apa yang di lakukan pada Putri tadi, makanya mereka melakukan hal yang sama pada Rafa. Berikutnya, semakin banyak lagi yang mengirimkan pesawat kertas ke arahnya. Yang antara lain dari Min Mell, Nur Indah, Ristin, Ayu Deta, Rasya, Chaca, Fizhii, Sulcie, Natasha, Mariana, Sulis, Dhea, Santi, Marianaputri, Bella n Ayu – (Raputers).
"Kenapa nggak ada yang ngirim pesawat ke gue?", protes Bowo nggak terima. "Gue kan 11-12 ama lo Bro. Kalo cewek-cewek bilang elo mirip Junhyung Beast berarti gue mirip Dong Woon Beast dong, pasti itu", katanya yakin.
Rafael, “???”
Sementara Rafa sibuk menulis balasan untuk semua cewek itu, eh yang sebelahnya malah ikutan heboh. Dia juga ikutan corat-coret di kertas kemudian melipatnya membentuk sebuah pesawat. Nggak pake lama dia pun segera menerbangkan pesawat-pesawat itu ke arah semua cewek di situ. Tapi yang namanya pesawat, apalagi dari kertas, kalo kena angin kan bisa terbang kemana aja. Namanya juga lagi apes, saat Bowo mencoba menerbangkan semua pesawat itu, eh malah datang angin gede banget. Tu pesawat bukannya mendarat manis di pangkuan cewek-cewek, eh malah nyasar ke segerombolan cowok yang sedang sibuk di pojok sana.
"Apaan nie?", tanya salah satu dari mereka.
Karna penasaran, akhirnya di buka n membacanya.
"Sayang, bolehkah aku mendarat di hatimu?", dari Bowo unyu. Begitulah isi tulisannya.
Seketika semua cowok itu memandang sinis ke arah Bowo.
"Waduh Bro, perasaan gue nggak enak nie", bisik Bowo sambil menyenggol Rafa di sebelahnya tapi mata tetap fokus melihat ke arah cowok-cowok itu yang sedang meremas pesawat kertas nyasar kiriman dari Bowo n nggak butuh lama.
"STRESSSSS LOOOOO!!!", teriak mereka massal sambil melemparkan remasan kertas itu ke arah Bowo.
"Aduh-duh!", rintih Bowo saat kena timpuk bulatan kertas dari mereka.
"Aduh, ada apaan sie ribut banget?", kata Rafa yang merasa keganggu ama sebelahnya yang super berisik, siapa lagi kalo bukan Bowo.
"Kenapa sie Bro nasib gue selalu sial?", curhatnya mewek di sebelah Rafa.
"Udah lah Wo, entar juga ada yang ngejar-ngejar lo", jawab Rafa yang masih sibuk coret-coret.
"Beneran? Kapan Bro?", tanya Bowo semangat 45.
"Ya kapan-kapan Wo", jawab Rafa singkat.
Bowo, “???”
Setelah selesai mencoret-coret. Rafa segera melipat kertas itu menjadi sebuah pesawat kemudian menerbangkannya satu-satu ke semua cewek yang sudah memberikannya pesawat.
Mereka menerimanya dengan senang n buru-buru membacanya.
"You're Beautiful…", begitulah isi balasan dari Rafa untuk SEMUANYA :).
Mereka pun tersenyum ke arah Rafa.
"Waduh Bro, mereka liat ke arah sini, pasti liatin aku tu hehe", bisik Bowo senang.
Rafa cuma geleng-geleng mendengarnya.
Rafa membuat satu pesawat lagi n mengarahkannya pada Putri. Putri menerimanya n ternyata isinya kosong. Putri geleng-geleng tersenyum melihat ke arah Rafa kemudian mengarahkan pesawat ke arah Rafa tapi di kembalikan lagi oleh Rafa.
Putri, “???”
Dan akhirnya pesawat kertas terbang kesana kemari n semakin banyak saja yang menerbangkannya. Sampe akhirnya ruangan itu di penuhi pesawat kertas warna warni yang terbang di udara.
Esok harinya. Saat festival K-pop. Acara itu di langsungkan saat malam hari. Namanya juga festival K-pop, jadi banyak stan-stan yang menjual berbagai macam DVD, aksesoris, kaos, poster, dll. Festival itu di buka untuk umum jadi pengunjungnya membeludak. Tema kostum untuk festival itu juga K-pop gitu deh. Seperti yang terliat, baik itu pengunjung ato siswa-siswi di sekolah ini semuanya terliat, kalo yang cowok mirip boyband Korea gitu, sementara yang cewek mirip-mirip girlband Korea gitu deh. Kanan-kiri di penuhi stan-stan berbau K-pop. Terdengar juga teriakan "OPPAAAAAAA.....", saat mereka melihat poster ato foto idola mereka. Pokoknya semua tumpek blek di sini. Semua stan di jaga siswa-siswi. Di sini ada juga yang cuma jadi pengunjung, mereka hilir mudik mencari barang yang di inginkan, ato juga sedang menunggu seseorang seperti yang satu ini.
"Annyeonghaseyo Bro?", sapa Bowo di belakang Rafa.
Rafa memutar tubuhnya, Rafael, “???”. Di liatnya Bowo sudah nyengir sambil mamerin kostum kebesarannya.
Rafael, “???”
"Gimana penampilan gue? Udah keren nggak? Hehe", tanyanya sambil mainin kaki.
"Wow", cuma itu yang Rafa bisa katakan.
"Haha pasti lo takjub ama kostum gue", katanya yakin.
Bukan takjub lagi tapi kaget minta ampun liat kostum jadul begitu. Untung Rafa nggak nyanyi lagu Shock nya Beast saat melihat penampilan Bowo dengan celana merah komprang ala-ala A.Rafiq gitu plus kemeja norak warna hijau, mana kerahnya pake di ke atasin lagi.
"Eh Wo, lo denger kan apa yang di katakan Putri kemarin?", Rafa memastikan.
"Iya denger", jawabnya sambil benerin kerah baju yang udah tinggi eh malah makin tinggi.
"Apa?", tanya Rafa.
"Kalo hari ini tema kostumnya bertema K-pop", katanya yakin.
"Trus kenapa lo pake baju kaya gitu?", tanyanya lagi.
"Lha ini bener kan kaya K-pop?", jawab Bowo yakin.
"Kalo ini mah bukan K-pop tapi Kadaluwarsa-pop", batin Rafa yang nggak tega mengatakan pada Bowo. Takutnya nie cowok satu bakalan ngambek trus pulang masuk kamar mewek sambil meluk guling di pojokkan.
Rafa memperhatikan Bowo dari ujung kepala sampe ujung kaki. "Tapi ngomong-ngomong sesuatu banget tu poni ya?", ucap Rafa.
"Oh yang ini?", tanya Bowo sambil megang poninya yang kayak ombak badai.
"Jelas dong, soalnya aku tadi pergi ke salon n minta ama mbak-mbaknya, eh mbak apa mas ya tadi? Tau deh, nggak jelas gitu orangnya, aku minta rambut aku di tata ala-ala K-pop gitu, trus pegawai itu nyaranin gimana kalo kayak Suju? N inilah hasilnya. Bagus nggak? Bagus nggak?”, tanyanya.
"Kayak Suju?", Rafa mengingat-ngingat kapan personil Suju pernah model poni kayak gini ya? Poni gaya ombak badai??? Ehm, setelah berpikir sejenak. "Oh iya, ini kan kayak poni Ryeowook di MV SPY", katanya.
"Oh ya? Wah bagus dong, tapi ngomong-ngomong Ryeowook tu sapa ya?", tanya Bowo.
Rafael, “???”
"Eh ada cewek tu, dari belakang kayaknya cantik, ehm. Bodynya padat berisi, wuahhh tipe gue banget tu", kata Bowo senang.
Rafael, “???”
"Ya udah Bro gue tinggal dulu, malam ini cewek-cewek pasti klepek-klepek ama gue, gimana nggak klepek-klepek coba? Kostum dah Boyband banget nie, rambut dah Suju badai, kalo muka 11-12 ama Ryeowook gitu deh hehe", katanya senang.
"Hah? Terserah lo aja deh, yang penting lo seneng", jawab Rafa pasrah soalnya nggak tega mau protes.
Setelah Bowo pergi.
"Eh ada Junhyung", bisik-bisik para cewek saat melintasi Rafa, tapi Rafa malah sibuk nyari seseorang.
"Dia kemana sie?", tengok kanan kiri.
"Lagi nyariin siapa?", tanya seseorang di belakang Rafa.
Rafa segera membalikkan badan. "Eh yang di cari dah ketemu hehe”, jawab Rafa jujur sambil tersipu malu.
Putri, “???”
"Wuah malam ini kamu cantik sekali Put", puji Rafa.
"Benarkah?", tanya Putri.
"Iya cantik, mirip..?", jawab Rafa.
"Mirip siapa?", Putri penasaran.
"Mirip Natasha Rizki", jawab Rafa kalem.
Putri tersenyum mendengarnya. "Malam ini kamu juga cakep kok", balas Putri.
"Oh ya?", jawab Rafa.
Putri mengangguk. "Malam ini kamu mirip..?", Putri nggak meneruskannya.
Rafael, “???”
"Mirip Rafael SM*SH", jawab Putri kemudian.
Rafael, “???”.
Padahal Rafa berharap Putri mau bilang kalo dia unyu-unyu kayak personil Boyfriend, tapi Rafael SM*SH juga cakep kok :).
"Masa sie?", tanya Rafa tersenyum malu.
"Kalo nggak percaya, tanya aja tu ama Raputers?", jawab Putri tersenyum.
Rafa pun menoleh, “????”
Sementara di tempat lain.
"Hem-ehem, cewek boleh kenalan nggak?", sapa Bowo pada cewek yang sedang membelakanginya.
Cewek itu pun menoleh. "Oh tentu boleh, kenalin nama aku YoonA SNSD", katanya PD.
Bowo, “???”
YoonA SNSD dari Hongkong? Masa body keker kayak Taeyang Bigbang gini pengennya di panggil YoonA? Kalo ini mah bukan YoonA SNSDtapi Yanto SKSD, batin Bowo.
"Eh ini kan cowok unyu yang di salon tadi ya?", kata YoonA jadi-jadian.
Bowo, “???”
"Ya ampun Oppa, masa lupa sie sama aku?", katanya manja.
"Busyet, body lebih gede situ eh malah manggil gue Oppa?", batin Bowo yang nggak bisa ngomong apa-apa karna shock berat liat makhluk di depannya.
“Aku tu yang natain poni Oppa kayak Ryeowook Suju”, katanya lagi.
"Hah? Berarti nie orang makhluk yang nggak jelas di salon tadi?", masih batin Bowo.
"Kalo jodoh emang nggak kemana ya”, katanya terbahak.
"Ihh sapa juga yang mau BanSer(Banci Serem) kayak lo", batin Bowo ketakutan.
"Ayo Oppa", katanya manja.
"Apaan sie?!", tolak Bowo saat sie YoonA menarik tangannya.
"Ayo pegangan, kalo enggak entar aku bisa jatuh”, katanya manja.
"Jatuh dari Hongkong, tangan keker bisa mukul kebo gini?", batin Bowo makin ketakutan.
"Jalan satu-satunya adalah... KABORRRRRRRRRR....!!!!”
"Eh Oppa mau kemana?", teriak sie YoonA. "Oppa tunggu..!!", kejarnya.
"Bro tolongin gue Bro!", teriaknya saat melewati Rafael&Putri.
Sie YoonA terus mengejar.
Raput, “???”
Beberapa saat kemudian. Semua pengunjung berkumpul di depan panggung saat Putri memberikan sambutan sebagai Ketua OSIS.
"Selamat malam semuanya, terima kasih pada para pengunjung yang sudah hadir di festival ini n terima kasih juga untuk semua siswa atas partisipasinya dalam festival ini, tanpa kalian festival nggak akan meriah seperti ini"
Sorak sorai plus tepuk tangan dari para pengunjung+para siswa yang hadir.
"Jangan pulang dulu sebelum acara selesai karena...acara baru saja di mulaiiiiiii....", kata Putri yang di iringi pesta kembang api. DOR....DOR...DOR...DOR...!!!
"HUUUUUUUUUU...", teriakan penonton plus tepuk tangan dari para pengunjung n siswa saat melihat pesta kembang api.
Terliat wajah-wajah yang di terangi cahaya dari kembang api saat mendogak ke atas sambil tersenyum melihat pesta kembang api. Seperti yang terlihat ada Leha, Ayu, Bella, Mariana Putri, Santi, Dhea, Sulis, Mariana, Natasha, Sulcie, Cty, Rimaa,  Kamini, Rihna, Dewi, Fizhii, Chaca, Rasya, Mutiara, Ayu Deta, Ristin, Nur indah, Puput, Min Mell n tentu saja bersama seluruh pembaca story ini mulai awal hingga akhir :). Semuanya menikmati pesta kembang api malam itu. Tapi ngomong-ngomong di mana Bowo ya?
Selang kemudian terdengar lagu Oppa Gangnam Style. Suara musik membahana, bikin semua bergoyang ber-Gangnam Style ria.
Saat tengah asyik ber-Gangnam Style ria.
"Putri mau nggak kamu jadi pacar aku?”, tanya Rafa pada Putri di sebelahnya yang sedang ber-Gangnam Style ria.
"Apa Raf?", tanya Putri yang nggak denger apa yang Rafa katakana.
"Mau nggak kamu jadi pacar aku?", teriak Rafa sekali lagi.
"Kamu ngomong apa sie Raf? Aku nggak denger", Putri berhenti n mencoba mendengarkan apa yang Rafa katakan, tapi karna musik terlalu keras jadi dia nggak bisa mendengarnya sama sekali.
"PUTRIIIIIIII MAU ENGGAK KAMU JADI PACAR AKUUUUUUU...???", teriak Rafa sekenceng-kencengnya.
Seketika musik pun berhenti n semua berhenti bergoyang.
All, “???”
Tapi sayang musik baru berhenti saat Rafa udah selesai ngomong, jadi semua tidak bisa mendengar apa yang di katakan Rafa, termasuk Putri.
"Kamu ngomong apa sie Raf?", tanya Putri bingung.
Suasana menjadi hening.
"Can You Hear My Heart?", tanya Rafa kalem sambil memegang dadanya.
Putri+All:???
"Do you hear me?", tanya Rafa dengan tatapan sayu ke arah Putri.
Putri, “???”
"Jika ada orang lain menanyakan tentang dirimu padaku, aku akan menjawabnya seperti ini...", ucap Rafa sambil menatap Putri.
Putri, “???”
"Meski kau menanyakan hal ini 1000 kali aku akan tetap menjawabnya seperti ini…", sambung Rafa.
Putri, “???”
"Meski kau tidak suka padaku, aku akan tetap mengatakannya seperti ini...", kata Rafa lagi dengan mata makin sayu.
Putri, “???”
"Karena aku... SARANGHAEEEEEEEEE, SARANGHAEEEEEEEEEEEEEEEEEEE, SARANGHAEEEEEEEEEEEEEEE...!!!", teriak Rafa sekencang mungkin sampe 3 kali di hadapan Putri hingga semua orang mendengarnya.
All, “???”
Rafa mengatur nafas. "Putri, mau enggak kamu jadi pacar aku?", tanya Rafa sekali lagi.
All, “???”
Putri diam tak bicara.
Rafael, “???”
Beberapa saat kemudian. Putri perlahan berjalan ke arah Rafa kemudian berdiri di depannya.
Rafael, “???”
"Kenapa masih tanya lagi? Kamu pasti dah tau jawabannya", Putri pun tersenyum.
"Maksudnya?", tanya Rafa bingung.
Putri merangkul Rafa. "Aku juga suka sama kamu tau?", bisik Putri kemudian mencium pipi Rafa dengan tersipu malu.
Rafael, “???”
"Saranghae", ucap Putri tersenyum melihat ke arah Rafa.
Senyum mengembang di wajah Rafa. "Putriiiiiiii...", ucap Rafa kemudian memeluk Putri dengan erat.
"HUUUUUUUUUUU…", sorak sorai n tepuk tangan dari para pengunjung n siswa.
Dan? "Lanjooouuuttt...", ala Raputers kalo dialognya macet :)
"Oppa Gangnam Style", suara musik kembali menghentak n semua kembali bergoyang.
Tapi kok bisa musik bisa berhenti n idup lagi? Ternyata oh ternyata dalangnya adalah sie Bowo yang sok-sokkan jadi operator handal.
"Aduhhhh minggir dong!", protes Bowo saat menjadi operator, eh sie YoonA jadi-jadian malah nempel mulu di lengannya.
"Oppa Gangnam Style…"
Semuanya kembali bergoyang, termasuk Rafa n Putri. Putri terlihat sering senyum malu-malu saat melakukannya di sebelah Rafa karna Rafa selalu menggodanya. Mereka terlihat sering tertawa bersama saat melakukannya. Dan di saat semua orang sedang ber-Gangnam Style ria, eh sie Bowo malah asyik kuda lumpingan ama sie YoonA jadi-jadian.
Raput+All, “???”
Esok harinya.
"Kenapa telat? Apa di rumah nggak ada jam hah?!", bentak seseorang pada Bowo sambil mondar-mandir di depannya.
Bowo, “???”
Seperti biasa, bagi yang terlambat ato tidak rapi selalu berdiri di sebelah pintu gerbang n siap di marahi ama pengurus OSIS.
"Kenapa bajunya tidak di masukkan?!", bentaknya lagi.
"Ya elah Bro, kayak lo bener aja kalo pake seragam, pake ngatain gue seperti itu", protes Bowo.
"Itu kenapa dasi bisa miring-miring begitu?", nunjuk-nunjuk Bowo.
"Lo nggak salah minum obat kan Bro? Emang sejak kapan lo jadi Ketua OSIS?", tanya Bowo.
"Sejak tadi. Emangnya kenapa?!", jawabnya ketus.
"Tega nian lo Bro, masa temen sendiri di bikin sengsara kayak gini?", mewek Bowo.
Dia pun segera mendekati Bowo. "Eh Wo, bisa akting dikit nggak lo? Tu sie Putri lagi merhatiin gue dari jauh, gue sekarang lagi masa coba jadi pengurus OSIS, bantuin gue dikit napa? Pura-pura takut ato apa gitu biar gue lulus jadi pengurus OSIS, lagian dengan di hukum begini lo mestinya berterima kasih ama gue", bisik Rafa n sesekali senyum di buat-buat ke arah Putri yang sedang mengawasinya dari jauh.
"Maksud lo Bro?", tanya Bowo bingung.
"Dengan di hukum begini elo jadi bisa kan deket-deket ama cewek-cewek di sebelah lo itu?", jawab Rafa sambil melirik ke arah cewek-cewek yang di hukum berdiri di sebelah Bowo.
"Oh iya, pinter lo Bro", katanya senang.
Sementara Bowo melancarkan aksinya. Rafa berjalan ke arah Putri yang sedari tadi mengawasinya dari bawah pohon. Sedari tadi Rafa memakai jas OSIS Putri. Dia keliatan cocok memakainya tapi dia buru-buru melepaskannya saat berjalan ke arah Putri.
"Gimana rasanya jadi Ketua OSIS?", tanya Putri saat Rafa sudah berdiri di depannya.
"Capek", jawab Rafa. "Yang bisa melakukan semua ini hanya kamu", jawab Rafa sambil menyerahkan jasnya.
Putri menerimanya.
"Kalo jadi Ketua OSIS bikin capek", ucap Rafa. "Mending jadi pacarnya Ketua OSIS aja", sambung Rafa sambil bersandar manja di bahu Putri.
Putri tersenyum mendengarnya.
"Benarkan?", tanya Rafa kemudian mencium pipi Putri.
Mereka pun tersenyum bersama.
Ternyata Pak Satpam memperhatikan mereka dari kejauhan n bilang "Mereka lagi-mereka lagi”, katanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum.


-The End- 

Fiction Story by: Diandra Rafa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar