Sayangku
Sambil buru-buru memasukkan bajunya.
"Ingat, kalo baju tidak rapi kalian tidak
boleh masuk kelas", katanya lagi pada semua murid yang sedang berbaris di
depannya.
Mereka semua di hukum karna melanggar peraturan
sekolah. Seperti baju tidak di masukkan, tidak memakai dasi, warna sepatu
berbeda, dan datang terlambat.
Di depan mereka sudah berdiri 4 pengurus OSIS
yang siap memberi hukuman. "Kenapa tidak memakai dasi?", tanyanya
tegas.
"Lupa Kak", jawabnya enteng.
"Lupa?", tanyanya sambil memutari anak
itu. "Kalo lupa, kenapa kamu bisa selengkap itu memakai pita? Apa pita
rambut lebih penting dari pada dasi hah?!", bentaknya sambil mendorong
anak itu hingga hampir jatuh.
"Maaf Kak", jawabnya.
"Kalo besok kamu ulangi lagi mending pulang
aja! Dengar itu!!", bentaknya.
"Nggak akan saya ulangi Kak",
sesalnya.
"Awas kalo besok masih di ulangi lagi,
bukan cuma ku suruh berdiri seperti ini, tapi ku suruh lari memutari lapangan
hingga 100 kali, mau?!", bentaknya.
"Nggak Kak!", jawab mereka semua
kompak di depan Ketua OSIS yang paling galak, paling tegas n paling berwibawa
di sekolah ini. Siapa lagi kalo bukan Putri.
"Ada apa ini? Kok cewek-cewek pada ngumpul?
Apa lagi nungguin aku ya? Hehe", batin seseorang saat baru datang dengan
santainya melihat beberapa cewek berdiri berbaris di sebelah pagar
sekolah. "Wah pagi-pagi dah liat yang bening-bening hehe”, tawanya lebar n
dengan santai mendekati mereka karna penasaran.
"Ini lagi malah baru datang, ayo cepat
baris di sebelah mereka!", bentak salah satu pengurus OSIS pada salah satu
murid yang baru datang.
"Ada apa?", tanya Putri saat mendengar
keributan.
"Ini Put ada yang telat lagi",
beritahunya.
Putri pun segera mendekatinya. Di liatnya
seorang murid cowok dengan penampilan yang cuek abis, dengan baju nggak di
masukkan, nggak bener make dasi, pake sepatu berwarna, dan yang pasti datang
terlambat.
"Kenapa baru datang? Apa di rumah kamu
nggak ada jam?!", tanyanya tegas pada murid cowok di depannya.
"Memangnya kenapa? Suka-suka aku dong mau
datang jam berapa?", jawabnya santai.
"Suka-suka kamu gimana? Emangnya kamu pikir
sekolah ini nggak ada aturannya apa?!", bentak Putri.
"Aduh, ini sebenarnya ada apa sie? Kok
pagi-pagi di bentak-bentak? Biasanya nggak pernah begini", tanya tu cowok
bingung.
"Itu biasanya, tapi mulai sekarang kamu
nggak bisa bikin peraturan sendiri, tau!", jawab Putri tegas.
"Emangnya kamu pikir kamu siapa bisa
ngatur-ngatur aku heh?!", tantang cowok itu.
"Apa kamu nggak bisa baca?!", bentak
Putri sambil nunjukin sebuah selempangan yang melingkar di lengannya.
"So-sis", eja tu cowok.
"Baca yang bener dong", bentak Putri
nggak terima.
"O-sis", ejanya lagi. "Oww, jadi
kamu anggota OSIS? Kirain Satpam baru", ledeknya.
"Apa kamu bilang?!!", bentaknya lagi.
"Habisnya pagi-padi dah marah-marah, apa
coba kalo bukan Satpam? Lagian cewek manis kayak kamu nggak cocok marah-marah,
nanti manisnya ilang lho", jawabnya sambil nyolek dagu Putri.
"Jangan pegang-pegang!", kata Putri
seraya menepis tangan cowok itu. "Berani ya kamu sama anak OSIS?! Siapa
nama kamu n kelas berapa? Biar ku laporkan pada Kepala Sekolah", ancam
Putri.
"Hello, seantero sekolah ini nggak ada yang
nggak kenal cowok paling laku sepanjang sejarah di sekolah ini", katanya
sambil menarik kerah baju.
"Buktinya aku nggak kenal kamu, cepet
bilang siapa nama kamu?!", kata Putri ketus.
"Ariel Noah", jawabnya
asal.
"Yang bener dong!", kata Putri sambil
menjewer kuping tu cowok.
"Aduh!", rintihnya sambil memegangi
kuping.
"Makanya jawab yang bener!", bentak
Putri.
"I...i...ya..ya tapi lepasin dulu, sakit
tau", pintanya.
Putri pun segera melepaskannya.
"Rafael, namaku Rafael", jawabnya
kemudian.
"Oww, Rafael", Putri mengulangnya.
“Trus kamu kelas berapa?", tanyanya lagi.
"Kasih tau nggak ya?", goda Rafa.
"Cepat bilang!", bentak Putri.
"Kasih tau nggak ya?", goda Rafa lagi.
"Kamu mau main-main sama aku heh?!",
kata Putri seraya menarik kerah baju Rafa.
"Yang pasti kelas ku jauh banget",
jawab Rafa santai.
"Apa maksudmu?", tanya Putri.
"Bisa liat sendiri kan muka udah kayak
Siwon begini, berarti pantasnya di GBK dong", jawabnya asal.
"Mo ngapain kamu di GBK? Mo main sepak
bola?", tanya Putri yang masih megangin kerah baju Rafa.
"Hello, 2012 di GBK cuma mo main sepak
bola? Heh", ledek Rafa.
"Terus?", tanya Putri sinis.
"Ya konserlah with my friends hehe",
jawabnya asal.
"Oww, jadi kamu terobsesi pengen jadi artis
SM gitu?", ledek Putri.
"Tentu, muka udah unyu-unyu kayak personil EXO gini
masa nggak bisa”, katanya sumringah.
"Mimpi", kata Putri sambil melepas
kerah baju Rafa.
Rafa cuma nyengir melihatnya.
"Ayo cepet bilang kamu kelas
berapa?!", bentaknya lagi.
"3-F", jawab Rafa singkat.
"Oww pantes", Putri manggut-manggut.
"Udah baju nggak di masukkan, nggak pake
dasi, sepatu berwarna, datangnya telat lagi, anak 3-F kan?", tanya Putri.
"Memangnya kenapa kalo aku anak 3-F?",
tanya Rafa.
"Kelas buncit yang hampir nggak di ingat di
sekolah ini, iya kan?", jawab Putri.
"Emangnya anak OSIS hebat, sampe kamu
bilang begitu tentang kelasku, heh?!", berjalan maju ke arah Putri.
"Memang iya, masalah buat lo?!", jawab
Putri ketus.
"Cuma gara-gara memakai jas merah maron
press body plus tulisan OSIS di lengan kalian aja jadi jutek kayak gini, memang
apa hebatnya OSIS? Huh!", ledek Rafa.
"Terserah kamu mau bilang apa, pokoknya
sekarang kamu harus di hukum termasuk kalian semua", tunjuk Putri pada
semuanya.
"Sekarang semuanya sit up kecuali
kamu", tunjuknya pada Rafa. "Sekarang cepet push up sebanyak
50 kali!", perintahnya galak.
"Hari gini masih di suruh push up?
Cape deh", protes Rafa.
"Kenapa? Nggak mau??", tanya Putri.
"Ya iyalah, mending kita?", tiba-tiba
Rafa berbisik pada semua cewek di sebelahnya.
Putri, “???”
Dan selang kemudian.
"RAFAELLLLLLLLLLL!!!", teriak Putri
saat melihat Rafa ber-Gangnam Style ria bersama Min Melly, Nur Indah, Ristin,
Ayu Deta, Mutiara, Rasya, Cacha, Fizhii, Dewi, Rihna, Kamini – (Raputers).
Selang kemudian. Gara-gara asyik ber-Gangnam
Style ria ama cewek-cewek cakep, kini Rafa harus di jemur di tengah lapangan
basket.
"Kamu tau kenapa sekarang mesti berdiri di
sini?", tanya Putri sambil memutari Rafa, tapi yang di tanya malah
nyengir-nyengir sendiri sambil melihat ke arah lain.
Putri, “???”
"Hai?", sapa Rafa ramah sambil
melambaikan tangan ke arah lain.
Putri, “???”
Seketika Putri melihat ke arah yang di maksud,
dan ternyata di gedung sebelah atas terliat segerombolan cewek sedang berkumpul
di dekat jendela sambil ber say hello ria melambaikan tangan
ke arah Rafa.
"I LOVE YOU TOO", teriak Rafa sambil
mengeluarkan senyum terbaiknya.
"RAFAELLLLLLLL", panggil mereka
histeris.
"Saya suka Indonesia gadis!", teriak
Rafa ala Lee Teuk.
Mereka pun semakin histeris. Dan setelah di
amati ternyata segerombolan cewek itu adalah yang tadi ber-Gangnam Style ria
ama Rafa di dekat pintu gerbang sekolah.
Putri, “???”
"Ehem-hem, ya maklum lah, Siwon gitu",
ucap Rafa sambil benerin kerah baju saat Putri memandang sinis ke arahnya.
"Mau Siwon kek, mau miwon kek, cepat
sekarang push up 50 kali!", bentak Putri. "Ayo
cepat!!", bentaknya lagi sebelum Rafa melakukan hal yang aneh-aneh lagi.
Rafa pun tengkurap mengambil posisi dengan
malas-malasan. "1...2...3..", hitung Rafa sambil push up.
"4...5...10...20...30...40...50", hitungnya lagi asal.
"Hitung yang bener dong!", bentak
Putri.
"Aduh!", rintih Rafa saat Putri
tiba-tiba duduk miring di punggungnya karna dia menghitung asal.
"Makanya jangan macem-macem!", ancam
Putri.
"Aduhhh, ini sekolah apa Camp militer
sie? Kejam amat?!", protes Rafa.
"Neraka!", jawab Putri asal.
"Ayo cepat hitung dari awal!",
perintah Putri sambil bangkit berdiri kemudian berjalan memutari Rafa.
"SATUUUUUU", teriak Rafa dengan suara
di buat-buat n di panjang-panjangin. "DUAAAAAAAAA", sayup-sayup terdengar
Rafa terus menghitung.
Beberapa saat kemudian.
"Aduhhhhh pinggangku", rintih Rafa
langsung duduk n tiduran di atas meja saat baru tiba di kelas.
"Kenapa Bro?", tanya Bowo yang duduk
di sebelahnya.
"Sialll!! Pagi-pagi ketemu cewek
gila!", gerutu Rafa sambil tetap tiduran.
"Dimana?", tanya Bowo penasaran.
"Noh di pintu gerbang", jawab Rafa
kesal.
"Pintu gerbang?", ulang Bowo.
"Hadehhh, awas ya kalo ketemu lagi aku
habisin tu cewek hufttt", kesalnya.
Bowo, “???”
"Sabar Bro, sabar", timpal Bowo.
"Gimana bisa sabar kalo pagi-pagi udah di
suruh push up huffft", kesal Rafa.
"Push up?", tanya Bowo lagi.
Jangan bayangin anak yang namanya Bowo ini mirip
Pak Fauzi Bowo yang keren itu. Nama boleh mirip tapi nasib beda. Kalo Bowo yang
ini anaknya selalu apes, cintanya selalu di tolak cewek gara-gara penampilannya
yang amburadul. Udah item, endut, lebih apes lagi dia berteman ama Rafael, so
pasti makin nggak ada harapan buat dia untuk dapetin cewek, karna cewek tau
mana yang suram n mana yang kece badai. Secara Rafael gitu yang ngaku mirip
Siwon, kadang Ariel Noah, lebih parah lagi ngaku-ngaku unyu kayak
personil EXO, makin kebanting deh tu sie Bowo yang ngaku-ngaku
anaknya Pak Fauzi Bowo cuma gara-gara mirip nama doang. Tapi Bowo nggak kapok
kok berteman ama Rafa meski semua cewek gebetannya selalu milih Rafa daripada
dia.
"Cerita dong Bro", kata Bowo yang
nggak tega melihat temannya manyun.
"Itu tu sie Ketua Sosis sialan, masa
pagi-pagi gue di suruh push up", jawab Rafa kesal.
"Ketua Sosis?", ulang Bowo.
"Ketua OSIS, ah lo Wo kadang-kadang ya
emang kuping lo di taruh dimana sie?!", protes Rafa.
“Yeee, elo sendiri tadi yang bilang Ketua Sosis.
Kalo nggak percaya, tanya aja tu ama Raputers/pembaca", jawab
Bowo nggak mau kalah.
Rafael, “???”
"Jadi elo dah ketemu sie Putri?",
tanya Bowo.
"Putri?", ulang Rafa.
"Iya Putri Ketua OSIS itu", jawab
Bowo.
"Oh, jadi namanya Putri", timpal Rafa.
"Makanya sekolah jangan bolos mulu, sampe
nggak tau nama Ketua OSISnya", protes Bowo.
"Yee, suka-suka gue dong", sahut Rafa.
"Gue kasih tau ya Bro, dia dari kelas 3-A,
dia tu paling pinter, paling tegas, paling cantik di sekolah ini n yang pasti
dia paling anti ama anak kelas 3-F", ucap Bowo.
"Emang kenapa?", sahut Rafa penasaran.
"Soalnya dia nganggap kelas kita ini nggak
berguna, apalagi muridnya kayak elo", tunjuk Bowo.
"Yeeee, daripada elo”, mereka saling
tunjuk.
"Mo paling cantik kek, paling pinter kek,
gue nggak peduli. Pokoknya gue mesti bikin perhitungan ama dia!", kata
Rafa sambil menggebrak meja. "Jangan panggil gue Rafa cowok yang paling
laku di sekolah ini kalo gue nggak bisa bikin perhitungan ama dia!", ucap
Rafa kesal sambil menarik kerah baju Bowo.
Sementara Bowo cuma bisa manggut-manggut
ketakutan.
Esok harinya. Terlihat Putri sedang berjalan
sendirian menuju ke sekolah pake seragam putih abu-abu plus dasi, pokoknya
super rapi deh. Dia nggak memakai jas OSISnya karna jas itu cuma di pake saat
rapat OSIS, melakukan kegiatan OSIS. Kalo pulang pergi sekolah dia berseragam
seperti murid lainnya, cukup dengan putih abu-abu plus dasi.
"Selamat pagi Ketua Sosis?", sapa Rafa
yang tiba-tiba menghadangnya.
Putri, “???”
"Mau berangkat sekolah ya? Bareng
yuk?", pinta Rafa dengan senyum di buat-buat.
"Nggak usah makasih, mending aku berangkat
sendiri aja", jawab Putri ketus n segera pergi.
"Eitts mau kemana?", cegah Rafa sambil
menarik tangan Putri.
"Apaan sie? Lepasin nggak?!", bentak
Putri.
"Nggak mau", jawab Rafa.
"Kamu ini kenapa sie?", tanya Putri.
"Aku pengen bareng kamu", jawab Rafa.
"Tapi aku nggak mau bareng kamu, udah cepet
lepasin, entar telat nie", Putri berusaha melepas tangan Rafa dengan
memukulnya.
"Memang itu harapanku", jawab Rafa
yang makin erat memegang tangan Putri.
"Jangan becanda dong, udah mau bel
nie", kata Putri panik.
"Biarin, emang apa peduliku", jawab
Rafa seketika memeluk Putri dari belakang.
Putri, “???”
"Apa pengen tau? Gimana rasanya terlambat
sekolah? Hehe", bisik Rafa di telinga Putri.
"Apa maksudmu Raf? Cepat lepasin!",
berontak Putri.
"Aku cuma pengen kamu ngerasain gimana
rasanya terlambat sekolah hehe", bisiknya lagi.
"Apa kamu mau ku hajar? Cepat
lepasin!", bentak Putri berusaha melepaskan diri dari pelukan Rafa, tapi
Rafa makin erat memeluknya.
Sementara itu, dari kejauhan terdengar suara bel
berbunyi.
"Aduhhh, tu kan?!", gerutu Putri
kesal, tapi Rafa makin senang melihatnya. "Cepat lepasin! Kamu benar-benar
membuatku terlambat ke sekolah!", kesal Putri.
"Emang enak terlambat masuk sekolah
haha", Rafa girang. Tapi tiba? "Aduhhhhhh!", rintih Rafa saat
Putri tiba-tiba menginjak kakinya.
"Sialan kamu Raf!", kesal Putri sambil
mendorong tubuh Rafa.
Dan setelah Putri segera lari menuju ke sekolah
karna dia nggak pengen lebih terlambat lagi, Rafa senang melihatnya kemudian lari
menyusulnya.
Sesampainya di sekolah, pintu gerbang pun sudah
di tutup.
"Please dong Pak bukain pintunya?",
rengek Putri pada Pak Satpam di depannya.
"Aduh Neng nggak bisa, nanti Bapak yang di
marahi, lagian kok tumben si Neng datang terlambat? Biasanya kan selalu on
time?", jawab Pak Satpam di balik pintu gerbang.
"Semua ini gara-gara Rafa sialan itu, kalo
bukan karna dia pasti aku nggak bakalan telat seperti ini. Please ya Pak bukain
pintunya?", Putri memelas berharap Pak Satpam mau berbaik hati.
"Kalo telat mah telat aja nggak usah
nyalain orang", ucap Rafa saat baru tiba.
"Ini semua gara-gara kamu ni!", bentak
Putri sambil nimpuk Rafa pake tas.
"Apaan sie?!", protes Rafa.
"Rasakan ini, rasakan ini, hiiiiii",
karna kesal Putri memiting Rafa sekuat tenaga.
"Aduhhhh, Pak-pak tolongin dong?",
rintih Rafa.
"Udah Pak biarin aja, biar ku habisin nie
anak, ihhh sebel!”, katanya kesal.
"Aduhh leherku, Pak-pak tolongin, ada yang
mencoba membunuh saya", tangan Rafa menggapai-gapai.
"Berisikkkkkk!", Putri muak
melihatnya.
"Udah-udah jangan berantem lagi, nie Bapak
bukain pintunya", Pak Satpam buru-buru membukanya takut ada pertumpahan
darah.
Putri melepaskan Rafa n segera masuk ke dalam.
"Eittttss mau kemana kamu?", Putri segera menutup pintu gerbang saat
melihat Rafa juga menerobos masuk.
"Ya masuk dong", jawabnya.
"Apanya yang masuk? Udah kamu di luar
aja!", bentak Putri seraya mengunci pintu. "Udah Pak nggak usah di
bukain, biarin dia di luar", Putri memberikan kunci pada Pak Satpam sambil
menatap sinis ke arah Rafa.
Rafa, “???”
"Rasakan tu", Putri membuang muka
kemudian berlari menuju ke kelasnya.
"Pak bukain dong, masa dia masuk aku
enggak?", rengek Rafa.
"Aduh Bapak jadi bingung nie, di bukain
nggak ya?", Pak Satpam ragu-ragu.
"Kenapa mesti bingung sie Pak? Tinggal buka
aja, ayo dong Pak bukain ya? Ya?", pinta Rafa.
"Tapi kata neng Putri tadi nggak boleh di
bukain?", jawab Pak Satpam.
"Ngapain dengerin sie Sosis itu Pak, ayo
dong Pak cepet bukain, ato Bapak mau saya lapor ke Kepala Sekolah kalo Bapak
dah biarin Putri masuk padahal dia juga telat?”, ancam Rafa n Pak Satpam pun
segera menggeleng. "Ya udah makanya cepet bukain Pak", bujuk Rafa.
"Ya udah Bapak bukain, tapi sekali ini aja ya?
Besok-besok nggak boleh telat lagi", katanya sambil membuka kunci.
"Nah gitu dong Pak, dari tadi kek hehe”,
Rafa sumringah n setelah pintu terbuka Rafa segera masuk ke dalam.
"Makasih ya Pak!", ucap Rafa kemudian berlari pergi.
Esoknya. Terlihat Putri sedang asyik bermain
voli bersama teman-temannya. Rafa melihat dari kejauhan sambil senyum
menyeringai.
Beberapa jam kemudian. Siswa cewek berebut ke
ruang ganti untuk mengganti seragam olahraganya dengan seragam biasa. Putri
berjalan ke arah loker untuk mengambil seragamnya tapi?
"Mana seragamku ya?", batin Putri saat
melihat lokernya kosong. “Apa aku lupa naruhnya ya? Tapi perasaan ku taruh di
sini deh?", Putri berusaha mencarinya. Putri berusaha mencari di dalam
tasnya tapi hasilnya nihil. "Ku taruh dimana ya tadi?", Putri
berusaha mengingatnya, tapi dia yakin sebelum bermain voli tadi dia naruh
seragamnya di loker, dia pun mencari ke segala tempat. "Liat seragamku
nggak?”, tanya Putri kepada beberapa temannya n semuanya menggeleng.
Dan setelah hampir 1 jam di cari tapi tetep
nggak ketemu, terpaksa Putri mengikuti pelajaran dengan masih memakai seragam
olahraga, tapi aslinya malu banget karna cuma dia sendiri yang beda.
Bel pulang pun berbunyi. Putri berjalan pulang
dengan muka tertunduk, dia malu banget karna cuma dia yang beda sendiri, mau
nggak mau dia jadi pusat perhatian.
Di saat Putri tengah pusing mikirin seragamnya,
tiba-tiba seseorang mengagetkannya dari belakang. "Emang enak nggak bisa
ganti baju? Hehe", katanya terkekeh kemudian melempar seragam ke arah
Putri.
"Oh jadi kamu pelakunya?", tunjuk
Putri.
DIA cuma terkekeh mendengarnya.
"Sini kamu!", perintah Putri tapi DIA
malah pergi. "RAFAELLLLLLL, jangan lari kamu!!!", teriak Putri sambil
mengejar Rafa di depannya.
"Permisi...permisi...", teriak Rafa
saat berlari menerobos teman-teman di depannya. "Awas minggir Pak,
minggir!!!", teriak Rafa n segera menerobos Pak Satpam yang sedang berdiri
di depan pintu gerbang.
Pak Satpam, “???”
Di susul Putri di belakangnya. "Jangan lari
kamu Raf!", teriak Putri terus mengejar di antara kerumunan siswa sampe
dapet.
"Mereka lagi-mereka lagi", kata Pak
Satpam sambil geleng-geleng kepala.
Besoknya. Terliat Putri sedang serius belajar di
salah satu kelas yang mengharuskan siswanya melepas sepatu. Saat Putri masih di
dalam tiba-tiba terlihat tangan seseorang dengan sengaja mengambil sepasang
sepatu.
Beberapa saat kemudian, pelajaran pun usai.
Putri berjalan keluar bersama temannya. "Lho mana sepatuku?", batin
Putri saat tidak bisa menemukan sepatunya.
"Kenapa Put?", tanya teman di
sebelahnya.
"Liat sepatuku nggak?", Putri berusaha
mencari.
"Bukannya tadi kamu taruh di situ?",
jawabnya.
"Iya tapi sekarang nggak ada", Putri
berputar-putar.
"Kok bisa?", jawab temannya yang
ikutan bingung.
"Ato jangan-jangan?", Putri baru
menyadari sesuatu.
"Ahh sial! Pasti kerjaannya deh, siapa lagi
coba?", kesalnya kemudian pergi.
"Eh Put mau kemana?”, panggil temannya tapi
Putri sudah jauh.
Putri berlari menuju kelas Rafa dengan telanjang
kaki. "Pasti dia deh, uhh tu anak!", kesalnya menggerutu sepanjang
jalan.
Kelas Rafa di pojokan jadi Putri mesti melewati
beberapa lorong, naik turun tangga, melewati lapangan n taman. Nah kelas Rafa
di sebelah taman itu.
Saat Putri berlari di taman tiba-tiba ada
seseorang menyapanya. "Mau kemana Neng? Cari sepatu ya?", tanyanya.
Putri familiar banget ama suara itu, tapi mana
orangnya?
Putri melihat ke sekeliling tapi nggak ada
siapa-siapa.
"Di atas", katanya lagi.
Putri segera mendongak ke atas n ternyata Rafa
sudah nangkring di atas pohon sambil nyengir. "Eh Raf, pasti kamu yang
ngambil sepatuku ya?!", teriak Putri di bawah. "Cepat kembalikan
sepatukuuuu!", katanya kesal.
"Emang iya, hehe. Kalo mau ambil aja
sendiri tu", jawab Rafa sambil nunjuk ke sebuah ranting n ternyata sepatu
Putri dah bertengger di salah satu ranting di sebelah Rafa.
"Awas kamu ya Raf!", Putri berusaha
mengambilnya dengan memanjat pohon.
"Eh kelihatan tu", Rafa mengingatkan.
Putri buru-buru mengurungkan niatnya n
membetulkan roknya.
Rafa pun tersenyum.
Putri memaki-makinya di bawah pohon, sementara
Rafa cuma nyengir mendengarkannya.
"Ahh, mereka lagi-mereka lagi", Pak
Satpam geleng-geleng kepala saat melihat dari kejauhan.
Besoknya. Bel pulang berbunyi n semua siswa
berhamburan keluar. Terliat Rafa menggandeng Bowo saat melintasi sebuah
ruangan. Tiba-tiba Rafa menghentikan langkahnya.
Bowo, “???”
Rafa sedang memperhatikan sesuatu dengan
seksama.
Bowo, “???”
Rafa sedang memandang seseorang yang sedang
berdiri menerangkan sesuatu di depan para pengurus OSIS. Bicaranya lugas n
semua anggota memperhatikannya.
"Eh Bro, jangan bilang elo lagi merhatiin
sie Putri?", tanya Bowo penasaran.
"Eh nggak kok", jawab Rafa ngeles.
"Kalo bukan Putri trus sapa dong? Masak
papan tulis?", tanya Bowo asal.
Rafael, “???”
"Ahh udah ah, ayo cepat pulang", ajak
Rafa n mereka pun pergi.
Sesampai di luar.
"Yaaa buku gue ketinggalan Wo", ucap
Rafa yang baru menyadari.
"Yaelah Bro, sejak kapan lo ngurusin
buku?", jawab Bowo.
"Elo tau sendirikan itu buku gue
satu-satunya", bela Rafa.
"Iya-ya ambil sana, tapi buruan soalnya ku
ada janji ama Yanti nie", jawab Bowo.
"Yanti? Yanti yang mana Wo?", Rafa
mencoba mengingatnya.
"Yanti gebetan baru gue", kata Bowo bangga.
"Beneran Yanti ato Yanto tu? Soalnya lo
kadang-kadang nggak bisa bedain mana yang Yanti mana yang Yanto?", pikir
Rafa.
"Maksud lo?", protes Bowo.
“Maksud gue, jangan-jangan kalo malem jadi Yanti
siangnya jadi Yanto", jawab Rafa asal.
Bowo, “???”
Beberapa saat kemudian. Terliat Rafa buru-buru
berlari menuju kelasnya n sesekali berpapasan ama pengurus OSIS yang baru
selesai rapat. Setelah berputar-putar akhirnya Rafa sampai di kelasnya.
"Nah ini dia", setelah menemukannya Rafa segera pergi.
Semua lorong kelas terasa sunyi, maklumlah dah
pada pulang semua. Rafa berjalan setengah berlari. Saat melewati ruang rapat
Rafa iseng melirik sekilas ke dalam ruangan. Setelah itu dia berjalan lagi,
tapi tiba-tiba langkahnya terhenti, sepertinya tadi dia melihat sesuatu. Rafa
pun mencoba kembali n memastikan sekali lagi. Dan benar saja terlihat seseorang
tergeletak di antara meja kursi. Rafa berusaha membuka pintu tapi pintunya
terkunci. Rafa mencoba mengintip dari balik kaca jendela n ternyata kaca
jendela itu masih bisa di buka. Rafa pun segera masuk melewati kaca jendela.
Setelah berhasil masuk Rafa segera berlari mendekatinya n memastikan siapa yang
tergeletak di lantai n ternyata Putri yang masih memakai seragam OSIS sudah
lemas n setengah pingsan di lantai.
"Put kamu nggak apa-apa??", Rafa
mencoba membangunkannya meski dengan setengah sadar, tapi Putri samar-samar
masih bisa melihat kekhawatiran di wajah Rafa. "Kenapa badanmu panas
sekali?? Apa kamu sakit??", Rafa memegang kening n pipi Putri. Rafa
berpikir sejenak, "Kamu tunggu di sini sebentar Put, aku akan segera
kembali".
Setelah menidurkan Putri kembali, Rafa segera
keluar melewati jendela n segera berlari ke ruang UKS n nggak lama kemudian
Rafa kembali dengan membawa obat n botol air mineral di tangan. Rafa menerobos
masuk melalui jendela.
"Ayo cepat minum ini Put, kamu bisa
meminumnya kan??", Rafa berusaha berbicara ama Putri.
"Raf", cuma itu yang bisa di katakan
Putri dengsn lemas.
Rafa membantu Putri duduk di sebelahnya.
"Ayo cepat minum, ini obat penurun panas", ucap Rafa sambil mmbantu
Putri minum obat. "Ini minum airnya", Rafa membantunya sekali lagi.
"Kamu kenapa jadi seperti ini sie Put?", Rafa duduk bersandar ke
tembok n membantu Putri agar bisa tidur di bahunya. "Padahal kamu tadi kan
baik-baik aja?", bisik Rafa saat Putri mulai merengek seperti menangis
kesakitan. Rafa merangkul Putri, "Kenapa badanmu panas sekali?",
bisik Rafa saat menempelkan keningnya ke kening Putri. Rafa mengelus-ngelus
rambut Putri saat Putri mulai mengigau. Rafa berusaha mendengarkan apa yang di
katakan Putri. Saat mengigau Putri seringkali menangis.
Beberapa jam kemudian. Perlahan Putri membuka
matanya di liatnya Rafa tertidur di sebelahnya sambil menempelkan keningnya.
Putri, “???”
Rafa pun membuka matanya. "Oh sudah
bangun?", tanyanya seketika memegang kening Putri.
Putri, “???”
"Syukurlah panasnya sudah turun", ucap
Rafa.
"Memang aku kenapa?", tanya Putri
tiba-tiba.
Rafael, “???”
"Tadi kan kamu pingsan, apa kamu lupa?”,
Rafa balik tanya.
"Benarkah?", Putri mencoba
mengingatnya n sekilas Putri ingat betapa paniknya Rafa saat pertama kali
menemukan dia tergeletak di lantai sampai membantunya meminum obat. "Oh
iya aku baru ingat", jawab Putri.
"Kenapa kamu bisa pingsan? Padahal tadi kan
kamu baik-baik aja?", tanya Rafa.
"Aku juga nggak tau, tiba-tiba drop n
semuanya gelap", jawab Putri lirih.
"Oh iya, bukannya tadi yang demam aku ya?
Kenapa sekarang malah badan kamu yang panas?", tanya Putri saat merasakan
tubuh Rafa karna Rafa memeluknya.
"Benarkah? Emm mungkin karna dekat-dekat
orang sakit sekarang jadi ikutan sakit hehe”, jawab Rafa beralasan.
Gimana Rafa nggak panas, lha kening dia kan dari
tadi nempel di kening Putri, jadi panasnya pindah deh.
"Sudah jam berapa ini? Aku harus
pulang", Putri perlahan mencoba berdiri.
"Biar aku antar", jawab Rafa
tiba-tiba.
Putri, “???”
"Eee aku nggak mungkin kan biarin kamu
pulang sendiri dalam kondisi seperti ini", kata Rafa salting. "Oh ya,
kita mesti lewat jendela karna pintunya sudah terkunci", sambung Rafa.
"Oww", Putri menuruti saja apa yang di
katakan Rafa soalnya masih lemes.
"Sini biar ku bantu", Rafa mencoba
membantu Putri saat keluar melewati jendela.
Setelah mengambil tas di kelas Putri, Rafa
memapah Putri n pulang bersama. Sekolah terasa hening karna cuma ada mereka
berdua.
"Yaa pintu gerbangnya sudah di tutup,
gimana nie?", kata Putri saat mereka sampai di pintu gerbang n nggak
melihat kehadiran Pak Satpam. Jadi nggak akan ada yang bilang, "Yaaa
mereka lagi-mereka lagi".
Rafa mencoba berpikir n melihat ke sekeliling.
"Jalan satu-satunya kita mesti manjat pagar", ucap Rafa.
"Apa? Manjat pagar??", seketika Putri
melihat ke arah Rafa.
"Emm, itu jalan satu-satunya",
jawabnya.
"Tapi aku nggak bisa manjat pagar",
protes Putri.
"Nanti aku bantu", jawab Rafa yakin.
Putri, “???”
Beberapa saat kemudian. "Ayo cepat naik”,
pinta Rafa sambil nunduk di depan Putri agar Putri mau naik ke atas
punggungnya. "Tenang aja, aku nggak liat kok", sambung Rafa saat
melihat Putri yang buru-buru membetulkan rok pendeknya.
"Tutup mata ya?", pinta Putri.
"Iya-iya", jawab Rafa mencoba merem.
Putri mencoba naik ke atas punggung Rafa n
mencoba memanjat pagar dengan di bantu Rafa. Rafa mengikuti Putri n dia turun
duluan.
"Ayo cepat, aku akan menangkapmu",
Rafa menengadahkan tangan ke arah Putri n Putri berusaha turun n mencoba
memegang tangan Rafa. Dan... Hup! Rafa pun menangkapnya n secara nggak sengaja
mereka pun berpelukan.
Raput, “???”
Mereka saling melihat satu sama lain tapi
kemudian buru-buru di lepaskan.
"Eh sebaiknya kita pulang", Rafa
mencoba mengalihkan keadaan yang canggung ini.
"Oh iya", jawab Putri.
Mereka pun jalan berdua.
Beberapa saat kemudian. "Bis-nya mana sie?
Kok lama?", Putri tengok kanan kiri saat mereka di tepi jalan raya.
"Emang siapa yang mau naik Bis? Kita kan
mau naik...", belum selesai Rafa bicara tiba-tiba Rafa mencegat angkot
yang sedang lewat.
Putri, “???”
"Kenapa? Apa nggak mau naik angkot sama
aku?", Rafa tersenyum. Belum sempat Putri menjawabnya, Rafa sudah menarik
tangan Putri n mengajaknya naik angkot.
Putri, “???”
"Udah bang jalan", pinta Rafa saat
mereka sudah duduk di dalam angkot. "Masih pusing ya?", tanya Rafa
saat melihat Putri yang masih lemas. "Ya udah kalo gitu tidur aja
dulu", Rafa memegang kepala Putri agar mau tidur di bahunya.
"Nggak usah", tolak Putri.
"Kenapa? Lagian di sini nggak ada penumpang
selain kita kok", jawab Rafa yang tau kalo Putri malu kalo di liat orang.
Setelah di paksa, akhirnya Putri mau bersandar
di bahu Rafa. Rafa pun menyandarkan kepalanya ke Putri.
Selang kemudian. Angkot berhenti untuk
mengangkut penumpang n ternyata seorang Nenek-nenek. Dia pun duduk depan Rafa n
Putri. Putri segera bangun karna nggak enak ama nenek di depannya.
"Kenapa?", tanya Nenek itu.
"Oh, dia lagi sakit Nek", jawab Rafa
sambil melirik Putri di sebelahnya.
Putri bersandar ke kaca jendela. Nenek itu
manggut-manggut n melihat ke arah Raput. dia memperhatikan Raput dengan
seksama.
"Apa dia pacarmu?", tanya Nenek itu
tiba-tiba.
Mereka segera menggeleng.
"Kalian serasi sekali", katanya
tersenyum.
Serasi dari mananya? Yang cewek rapi abis.
Sementara yang cowok gaul banget, pake nget. Mereka berdua saling
berpandangan, kemudian sama-sama membuang muka.
"Gimana bisa serasi Nek, aku aja pernah di
suruh push up ama dia", adu Rafa.
Nenek, “???”
"Aduh, emang iya kan?", rintih Rafa
saat Putri tiba-tiba mencubitnya karna malu. "Dia juga pernah mencekik
leherku Nek, ni sekarang aja bekasnya masih ada", Rafa berusaha
memperliatkan bekas merah di lehernya.
Nenek, “???”
"Aduhh, tu kan Nek", adu Rafa saat
Putri menginjak kakinya.
Nenek, “???”
"Emangnya aku aja yang kayak gitu?",
protes Putri. "Denger ya Nek, dia ini pernah bikin aku terlambat
sekolah", kini gantian Putri yang curcol.
Nenek, “???”
"Kapan?", Rafa nggak terima.
"Kapan katanya? Kamu juga pernah ngambil
seragamku!", tunjuk Putri.
Rafa geleng-geleng.
"Kamu juga pernah nyangkutin sepatuku di
atas pohon!", geram Putri.
"Ihh nuduh", tetep ngeles.
"Apaan yang nuduh?! Emang iya kok, ihhh
kamu tu!", Putri memukul-mukul Rafa.
"Aduhhh apaan sie?!", Rafa berusaha
menghindar tapi kena juga.
Nenek itu jadi bingung, sebentar-sebentar liat
ke arah Rafa, sebentar-sebentar liat ke arah Putri.
Apalagi sekarang mereka semakin nggak jelas.
"@%!#?*&...", kata Rafa. "%+:¥@=?+<...", Putri nggak
mau kalah.
Nenek, “???”
Bener-bener nggak jelas deh tu karna bingung apa
yang mereka omongin. Akhirnya jiwa Rocker Nenek itu muncul.
"HIYAAAAAAAAA....UDAH STOPPPPPPPPP....!!!! KALO BEGITU SIAPA YANG
SALAHHHHHHHHHH....?!!", teriaknya ala Rocker.
"DIAAAAAAAA", Rafa n Putri saling
tunjuk.
Nenek, “???”
Mereka pun saling membuang muka.
Nenek itu mencoba tarik nafas n membuangnya
pelan-pelan. "Ya udah, sekarang kalian bicara yang jelas biar Nenek nggak
pusing denger kalian bicara bahasa planet begitu", katanya setelah tenang,
tapi giliran di suruh ngomong malah nggak ada yang ngomong sama sekali.
Nenek, “???”
Suasana jadi tenang kayak mengheningkan cipta.
Rafa duduknya ngadep kesono, Putrinya ngadep kesono.
Nenek, “???”
Ni maunya apa lagi? Neneknya malah di cuekin.
"Beneran nggak ada yang mau ngomong
ni?", tanya Nenek itu kemudian.
"Emm, sebenernya dia juga hebat kok Nek?”
ucap Rafa sambil melirik Putri.
Putri, “???”
"Oh ya?", Nenek itu mencoba
mendengarkan dengan seksama.
Rafa ngangguk. "Dia Ketua OSIS di sekolah
kami, dia tu paling pinter lho n katanya dia juga paling cantik", kata
Rafa sambil menyenggol Putri.
Putri, “???”
"Apalagi pas bicara di depan pengurus OSIS,
sumpah keren lho Nek", Rafa curcol lagi.
Putri diam-diam mendengarkan apa yang Rafa
bicarakan.
"Terus kenapa kamu nggak suka ama
dia?", tanya Nenek itu tiba-tiba.
Seketika Rafa n Putri melihat ke arah Nenek.
"Bukannya dia cantik n kamu tampan, kenapa
nggak pacaran aja?", katanya lagi.
Rafa n Putri saling memandang bingung. Suasana
menjadi canggung.
"Ahh Nenek bisa aja, nggak mungkinlah Nek,
aku cuma bantuin dia karna dia lagi sakit, malah tadi dia sampe ngingo-ngigo
gitu", ucap Rafa lirih.
Putri, “???”
Selang kemudian. Nenek itu pun turun, tapi
sebelum turun dia ngasih wasiat buat anak Adam ini, "Jangan
berantem terus ya? Nanti malah kangen lho”
Raput, “???”
Rafa n Putri melambaikan tangan ke arah Nenek.
Kini hanya ada mereka berdua. Duduknya 1 meter lho. Mereka saling diam n
pura-pura sibuk dengan urusan masing-masing.
"Emang aku tadi ngingo apaan?", tanya
Putri di pojokan.
"Nggak ada", jawab Rafa singkat yang
juga duduk di pojok.
Jadi ceritanya saling mojok nie.
"Tapi kamu tadi bilang kalo aku tadi
ngigo?", Putri bersikeras.
"Kapan aku bilang begitu?", Rafa
melihat ke arah lain.
"Ihhh, belum sejam udah lupa!", Putri
membuang muka.
Suasana kembali hening. Rafa tertunduk seperti
memikirkan sesuatu. Sementara Putri melihat ke arah lain. Akhirnya Rafa mencoba
mendekati Putri n duduk di sebelahnya.
"Kamu mau apa?!", tanya Putri ketus.
Rafa sengaja duduk di sebelah Putri. Dia
bersandar ke kaca sambil memandang ke arah Putri dengan mata sayu.
Putri, “???”
Rafa terus saja menatap Putri.
"Kamu kenapa sie? Udah cepet sana
minggir!", Putri mendorongnya kesal.
Rafa memegang tangan Putri n tiba-tiba
memeluknya.
"Kamu kenapa sie Raf? Cepet lepasin!",
Putri berontak sekuat tenaga.
"Happy Birthday", bisik Rafa lembut.
Putri, “???”
"Happy Birthday Put", bisiknya sekali
lagi n memeluknya dengan erat.
Seketika Putri diam mematung n tanpa terasa
matanya berkaca-kaca.
"Apa aku mengatakan hal yang aneh-aneh saat
ngingo tadi?", tanya Putri lirih.
Tapi Rafa tidak menjawabnya, dia cuma bilang “Happy
Brithday” sambil memeluk Putri dengan erat, bikin Putri terisak.
“Apakah aku tadi mengatakan sesuatu Raf?",
isaknya dalam pelukan Rafa.
Tapi Rafa diam saja.
Masih jelas dalam ingatan Rafa saat Putri demam
tinggi sambil ngigau.
"Kenapa kalian tidak pernah memikirkan
perasaanku?, tangis Putri. "Katanya sayang, tapi hari ulang tahunku saja
kalian lupa!".
Rafa berusaha mendengar apa yang di katakan
Putri.
"Pa...ma... Apa bisnis lebih penting
daripada aku? Ini hari ulang tahunku, setidaknya kalian menelponku", isak
putri. Putri histeris. Rafa memeluknya dengan erat n menempelkan dahinya ke
Putri. Mata Putri terpejam tapi air matanya mengalir deras.
"Raf, Rafael?", suara Putri
membangunkan lamunan Rafa.
Rafa melepas pelukannya. Di liatnya Putri masih
terisak. "Udah jangan nangis lagi dong", senyum Rafa sambil mengusap
air mata Putri. "Gimana kalo kita jalan-jalan aja?", tanya Rafa masih
tersenyum.
"Kemana?", jawab Putri lirih yang
masih sesegukan.
"Kemana aja boleh", senyumnya.
Putri mengangguk pelan.
"Oh ya, ngomong-ngomong kenapa dari tadi
penumpangnya cuma kita aja ya selain Nenek tadi?", kata Rafa yang baru
menyadari.
"Iya-ya", jawab Putri sambil tengok
kanan kiri.
"Memang Bapak sengaja kok hehe", jawab
Pak Sopir di depan.
Raput, “???”
"Kok suaranya familiar banget?", bisik
Rafa.
"Iya-ya, kayak pernah dengar dimana
gitu?", jawab Putri.
Mereka saling memandang satu sama lain. Karna
penasaran Rafa pun mencoba melihatnya. Setelah di amati dari dekat.
"HAH...PAK SATPAM..!!!", teriak Rafa kaget saat melihat Pak Sopir
yang ternyata Pak Satpam sedang nyengir ke arahnya.
"Masa sie?", Putri penasaran n mencoba
melihatnya. "Eh iya bener, kenapa Bapak bisa ada di sini?", tanya
Putri.
"Hehe inilah Profesi Bapak yang lain,
selain jadi Satpam di sekolah Bapak juga jadi Sopir Angkot hehe", jawabnya
nyengir.
Raput, “???”
"Penumpang pertama Bapak ternyata kalian
lagi-kalian lagi, hehe", katanya terkekeh.
Raput, “???”
Dan setelah “Say Goodbye” ama Pak
Sopir, eh Pak Satpam. Mereka pun turun, dan setelah itu mereka menyusuri jalan
berdua. Sesekali Rafa menarik tangan Putri agar tidak jauh darinya.
Putri, “???”
Mereka jalan bersama sambil bergandengan tangan,
mereka juga membeli sosis di pinggir jalan.
"Coba yang ini?", kata Rafa sebelum
memakan sosisnya dia lebih dulu memberikannya pada Putri agar mau mencicipinya.
Putri pun mencobanya kemudian mengangguk. Rafa
tersenyum melihatnya. Rafa juga membantu membersihkan sisa saos yang nempel di
bibir Putri.
"Masih panas nggak?", Rafa memegang
kening Putri memeriksa apakah dia masih demam ato tidak.
Mereka pun memakan sosis bersama di pinggir
jalan.
Esok harinya. Rafa datang terlambat seperti
biasa, dia juga di marahi Pengurus OSIS n di suruh berdiri di tengah lapangan.
Saat tengah menerima hukuman tiba-tiba ada seseorang yang juga berdiri di
sebelah Rafa. "Putri???", katanya saat melihat Putri juga berdiri di
sebelahnya.
"Aku juga telat, jadi aku juga harus di
hukum", jawabnya dengan pandangan lurus ke depan.
Rafa, “???”
Suasana hening sejenak.
"Makasih ya yang kemaren", kata Putri
tiba-tiba tanpa melihatnya.
"Oh iya sama-sama", jawab Rafa melirik
Putri.
"Hari ini ada waktu nggak?", tanya
Putri.
"Memangnya kenapa?", jawabnya.
"Mau bantuin aku nggak?", tanyanya
sekali lagi.
"Bantuin apa?", melihat ke arah Putri.
"Nyiapin festival K-pop buat besok”,
melihat ke arah Rafa.
"Emm, aku pikir-pikir dulu deh", Rafa
sok jual mahal.
Putri geleng-geleng melihatnya.
Beberapa jam kemudian. Karena sekolah mau
ngadain festival jadi nggak ada pelajaran karna semua sibuk mempersiapkan
festival K-pop buat besok. Seperti yang terlihat satu ini.
"Aduh Bro, emang mau kemana sie pake di
seret-seret segala?", tanya Bowo yang di paksa ikut Rafa yang entah mau
kemana.
"Udah jangan banyak omong, cepat ikut
aja", jawab Rafa menyeretnya.
Selang kemudian.
"Ngapain kita kesini Bro?", tanya Bowo
setelah sampai di tujuan.
"Ayo cepat masuk", ajak Rafa.
Setelah masuk ternyata banyak siswa n Pengurus
OSIS yang sedang mempersiapkan festival. Mereka duduk lesehan di bawah dengan
kertas warna warni berserakan dimana-mana. Maklumlah, mereka lagi buat poster,
spanduk n berbagai macam kebutuhan buat besok. Mau nggak mau Rafa n Bowo
melepas sepatunya karna semuanya duduk di bawah, ada juga yang berdiri karna
menyiapkan sesuatu seperti Putri bersama temannya sedang membentangkan sebuah
kain yang akan di pakai buat spanduk. Putri menyadari kehadiran Rafa tapi
pura-pura tidak melihatnya.
"Eh, itu kan Rafael? Tumben dia
kesini?", bisik-bisik beberapa siswa cewek. "Oh yang populer itu
ya?”, bisik yang lainnya. "Oh yang katanya mirip personil Beast itu
ya?", mereka saling berbisik saat melihat kehadiran Rafa.
Ibaratnya ada gula pasti ada semut. Dimana ada
Rafa, pasti banyak cewek yang mendekatinya. Makanya dia di juluki Cowok
paling laku di sekolah ini. Lain lagi ama Bowo di sebelahnya, sekarang
matanya berbinar-binar melihat dari ujung ke ujung banyak sekali cewek di
ruangan ini, seperti yang terlihat ada Min Mell, Nur Indah, Ristin, Ayu Deta,
Mutiara, Rasya, Chaca, Fizhii, Dewi, Rihna, Kamini, Rimaa, Cty, Sulcie,
Natasha, Mariana, Sulis, Dhea, Santi, Mariana Putri dan Bela – (Raputers).
Semuanya sibuk, ada yang sedang menggunting, menempel, dll.
"Waduh Bro, kenapa nggak bilang kalo mau ke
tempat seperti ini?", bisiknya. "Ceweknya cantik-cantik lho
hehe", katanya girang.
Rafa cuma tersenyum mendengarnya. Rafa berjalan
n sengaja lewat di sebelah Putri. Saat melewatinya dia sengaja menyenggol Putri
dari belakang n setelah itu dia pura-pura seperti tidak terjadi apa-apa. Putri
cuma tersenyum melihatnya. Rafa duduk n berkumpul bersama lain n mencoba
membantu, yang di ikuti Bowo di belakangnya.
"Tau gini aku cuci muka dulu tadi",
bisik Bowo saat mereka sudah duduk bersama yang lain.
Rafa sengaja duduk di depan tembok agar dia bisa
bersandar n melihat Putri dari kejauhan. "Emangnya kenapa?", tanya
Rafa tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Putri.
"Ya mau ketemu cewek lah, masa lu nggak
tau", bisik Bowo sambil melihat ke sekeliling.
"Ya elah elu Wo, mau cuci muka ato enggak
ya tetep aja muka lu kayak gitu n nggak mungkin berubah kayak Lee Min Ho",
jawab Rafa asal.
"Ya setidaknya setelah di basuh pake air,
muka gue sedikit keliatan kinclong n sapa tau jadi agak-agak mirip Kyuhyun
gitu", katanya berandai-andai.
Rafa cuma geleng-geleng mendengarnya.
Sementara Bowo lagi ngebayangin mukanya berubah
kayak artis K-pop, eh Rafa malah asyik merhatiin Putri. Mulai Putri berdiri,
duduk, berdiri, sampe duduk lagi, pokoknya fokus fokus fokus.
Bukan Rafa namanya kalo nggak iseng. Dia menulis
sesuatu di kertas kemudian mengguntingnya n melipatnya menjadi pesawat. Nggak
lama kemudian dia mengarahkan n menerbangkan pesawat kertas itu ke arah Putri.
Putri yang sedang asyik ngobrol dengan temannya
kaget mendapati pesawat kertas yang jatuh tepat di depannya. Dia tengok kanan
kiri kemudian mengambilnya, setelah mengamati ternyata ada sebuah tulisan n dia
pun segera membacanya. "Masih sakit ya? Kok pucet?",
begitu isinya. Seketika Putri melihat ke arah Rafa, tapi yang di liat malah
pura-pura sok sibuk mengerjakan sesuatu. Putri tersenyum n segera menulis
sesuatu di kertas itu. Dia melipatnya n menerbangkannya ke arah Rafa. Pesawat
kertas itu jatuh tepat di samping Rafa.
Rafa melihat ke arah Putri tapi Putri malah
pura-pura ngobrol ama temannya. Rafa tersenyum n segera membukanya. "Udah
agak mendingan kok", begitu balasnya. Rafa menulis sesuatu lagi, melipat n
segera menerbangkannya ke arah Putri. Setelah sampai, Putri segera membacanya.
"Oh syukurlah, meski keliatan pucat tapi tetep cantik kok :)”,
balasnya. Putri tersenyum membacanya. Putri melihat ke arah Rafa n ternyata
Rafa juga melihatnya sambil tersenyum.
Saat Raput saling melempar
senyum, tiba-tiba ada sebuah pesawat kertas jatuh tepat mengenai Rafa.
Rafa, “???”
"Apaan tu Raf?", tanya Bowo.
Rafa tengok kanan kiri mencari tau siapa yang
mengirimkannya. Di liatnya seorang cewek sedang melambaikan tangan sambil
tersenyum ke arahnya. Rafa pun membuka lipatan kertas pesawat itu.
"Hai CCC!", begitulah isi tulisan dalam kertas itu n
ternyata pengirimnya nggak lain adalah Puput.
Nggak lama setelah itu datang pesawat kertas
lagi ke arahnya. Karna penasaran Bowo ikutan baca di sebelahnya n kali ini
berisi "Hai Coh? Aq nggak mimpikan?", kali ini
pengirimnya dari Mutiara. Rafa n Bowo saling berpandangan. Berikutnya datang
lagi n lagi.
"Wah banyak amat penggemar lo Bro?",
kata Bowo saat melihat banyak cewek mengirimkan pesawat kertas ke arah Rafa.
Rafa membuka satu-satu n membacanya yang antara
lain:
"Hay Cocoh Acuuun!", dari Dewi.
"Hay Cocoh!", dari Rihna.
"Cocoh, aku Raputers loch!", dari Kamini.
"Hai sayang!", dari Rimaa.
"Halo cowo sipit?", dari Cty.
Ternyata mereka mengetahui apa yang di lakukan
pada Putri tadi, makanya mereka melakukan hal yang sama pada Rafa. Berikutnya,
semakin banyak lagi yang mengirimkan pesawat kertas ke arahnya. Yang antara
lain dari Min Mell, Nur Indah, Ristin, Ayu Deta, Rasya, Chaca, Fizhii, Sulcie,
Natasha, Mariana, Sulis, Dhea, Santi, Marianaputri, Bella n Ayu – (Raputers).
"Kenapa nggak ada yang ngirim pesawat ke
gue?", protes Bowo nggak terima. "Gue kan 11-12 ama lo Bro. Kalo
cewek-cewek bilang elo mirip Junhyung Beast berarti gue mirip
Dong Woon Beast dong, pasti itu", katanya yakin.
Rafael, “???”
Sementara Rafa sibuk menulis balasan untuk semua
cewek itu, eh yang sebelahnya malah ikutan heboh. Dia juga ikutan corat-coret
di kertas kemudian melipatnya membentuk sebuah pesawat. Nggak pake lama dia pun
segera menerbangkan pesawat-pesawat itu ke arah semua cewek di situ. Tapi yang
namanya pesawat, apalagi dari kertas, kalo kena angin kan bisa terbang kemana aja.
Namanya juga lagi apes, saat Bowo mencoba menerbangkan semua pesawat itu, eh
malah datang angin gede banget. Tu pesawat bukannya mendarat manis di pangkuan
cewek-cewek, eh malah nyasar ke segerombolan cowok yang sedang sibuk di pojok
sana.
"Apaan nie?", tanya salah satu dari
mereka.
Karna penasaran, akhirnya di buka n membacanya.
"Sayang, bolehkah aku mendarat di
hatimu?", dari Bowo unyu. Begitulah isi tulisannya.
Seketika semua cowok itu memandang sinis ke arah
Bowo.
"Waduh Bro, perasaan gue nggak enak
nie", bisik Bowo sambil menyenggol Rafa di sebelahnya tapi mata tetap
fokus melihat ke arah cowok-cowok itu yang sedang meremas pesawat kertas nyasar
kiriman dari Bowo n nggak butuh lama.
"STRESSSSS LOOOOO!!!", teriak mereka
massal sambil melemparkan remasan kertas itu ke arah Bowo.
"Aduh-duh!", rintih Bowo saat kena
timpuk bulatan kertas dari mereka.
"Aduh, ada apaan sie ribut banget?",
kata Rafa yang merasa keganggu ama sebelahnya yang super berisik, siapa lagi
kalo bukan Bowo.
"Kenapa sie Bro nasib gue selalu
sial?", curhatnya mewek di sebelah Rafa.
"Udah lah Wo, entar juga ada yang
ngejar-ngejar lo", jawab Rafa yang masih sibuk coret-coret.
"Beneran? Kapan Bro?", tanya Bowo
semangat 45.
"Ya kapan-kapan Wo", jawab Rafa
singkat.
Bowo, “???”
Setelah selesai mencoret-coret. Rafa segera
melipat kertas itu menjadi sebuah pesawat kemudian menerbangkannya satu-satu ke
semua cewek yang sudah memberikannya pesawat.
Mereka menerimanya dengan senang n buru-buru
membacanya.
"You're Beautiful…", begitulah isi balasan dari Rafa untuk SEMUANYA
:).
Mereka pun tersenyum ke arah Rafa.
"Waduh Bro, mereka liat ke arah sini, pasti
liatin aku tu hehe", bisik Bowo senang.
Rafa cuma geleng-geleng mendengarnya.
Rafa membuat satu pesawat lagi n mengarahkannya
pada Putri. Putri menerimanya n ternyata isinya kosong. Putri geleng-geleng
tersenyum melihat ke arah Rafa kemudian mengarahkan pesawat ke arah Rafa tapi
di kembalikan lagi oleh Rafa.
Putri, “???”
Dan akhirnya pesawat kertas terbang kesana
kemari n semakin banyak saja yang menerbangkannya. Sampe akhirnya ruangan itu
di penuhi pesawat kertas warna warni yang terbang di udara.
Esok harinya. Saat festival K-pop. Acara itu di
langsungkan saat malam hari. Namanya juga festival K-pop, jadi banyak stan-stan
yang menjual berbagai macam DVD, aksesoris, kaos, poster, dll. Festival itu di
buka untuk umum jadi pengunjungnya membeludak. Tema kostum untuk festival itu
juga K-pop gitu deh. Seperti yang terliat, baik itu pengunjung ato siswa-siswi
di sekolah ini semuanya terliat, kalo yang cowok mirip boyband Korea gitu,
sementara yang cewek mirip-mirip girlband Korea gitu deh. Kanan-kiri di penuhi
stan-stan berbau K-pop. Terdengar juga teriakan "OPPAAAAAAA.....",
saat mereka melihat poster ato foto idola mereka. Pokoknya semua tumpek blek di
sini. Semua stan di jaga siswa-siswi. Di sini ada juga yang cuma jadi
pengunjung, mereka hilir mudik mencari barang yang di inginkan, ato juga sedang
menunggu seseorang seperti yang satu ini.
"Annyeonghaseyo Bro?", sapa Bowo di
belakang Rafa.
Rafa memutar tubuhnya, Rafael, “???”. Di liatnya
Bowo sudah nyengir sambil mamerin kostum kebesarannya.
Rafael, “???”
"Gimana penampilan gue? Udah keren nggak?
Hehe", tanyanya sambil mainin kaki.
"Wow", cuma itu yang Rafa bisa
katakan.
"Haha pasti lo takjub ama kostum gue",
katanya yakin.
Bukan takjub lagi tapi kaget minta ampun liat
kostum jadul begitu. Untung Rafa nggak nyanyi lagu Shock nya Beast saat
melihat penampilan Bowo dengan celana merah komprang ala-ala A.Rafiq gitu plus
kemeja norak warna hijau, mana kerahnya pake di ke atasin lagi.
"Eh Wo, lo denger kan apa yang di katakan
Putri kemarin?", Rafa memastikan.
"Iya denger", jawabnya sambil benerin
kerah baju yang udah tinggi eh malah makin tinggi.
"Apa?", tanya Rafa.
"Kalo hari ini tema kostumnya bertema
K-pop", katanya yakin.
"Trus kenapa lo pake baju kaya gitu?",
tanyanya lagi.
"Lha ini bener kan kaya K-pop?", jawab
Bowo yakin.
"Kalo ini mah bukan K-pop tapi
Kadaluwarsa-pop", batin Rafa yang nggak tega mengatakan pada Bowo.
Takutnya nie cowok satu bakalan ngambek trus pulang masuk kamar mewek sambil
meluk guling di pojokkan.
Rafa memperhatikan Bowo dari ujung kepala sampe
ujung kaki. "Tapi ngomong-ngomong sesuatu banget tu poni ya?", ucap
Rafa.
"Oh yang ini?", tanya Bowo sambil
megang poninya yang kayak ombak badai.
"Jelas dong, soalnya aku tadi pergi ke
salon n minta ama mbak-mbaknya, eh mbak apa mas ya tadi? Tau deh, nggak jelas
gitu orangnya, aku minta rambut aku di tata ala-ala K-pop gitu, trus pegawai
itu nyaranin gimana kalo kayak Suju? N inilah hasilnya. Bagus
nggak? Bagus nggak?”, tanyanya.
"Kayak Suju?", Rafa
mengingat-ngingat kapan personil Suju pernah model poni kayak gini ya? Poni
gaya ombak badai??? Ehm, setelah berpikir sejenak. "Oh iya, ini kan kayak
poni Ryeowook di MV SPY", katanya.
"Oh ya? Wah bagus dong, tapi
ngomong-ngomong Ryeowook tu sapa ya?", tanya Bowo.
Rafael, “???”
"Eh ada cewek tu, dari belakang kayaknya
cantik, ehm. Bodynya padat berisi, wuahhh tipe gue banget tu", kata Bowo
senang.
Rafael, “???”
"Ya udah Bro gue tinggal dulu, malam ini
cewek-cewek pasti klepek-klepek ama gue, gimana nggak klepek-klepek coba?
Kostum dah Boyband banget nie, rambut dah Suju badai, kalo
muka 11-12 ama Ryeowook gitu deh hehe", katanya senang.
"Hah? Terserah lo aja deh, yang penting lo
seneng", jawab Rafa pasrah soalnya nggak tega mau protes.
Setelah Bowo pergi.
"Eh ada Junhyung", bisik-bisik para
cewek saat melintasi Rafa, tapi Rafa malah sibuk nyari seseorang.
"Dia kemana sie?", tengok kanan kiri.
"Lagi nyariin siapa?", tanya seseorang
di belakang Rafa.
Rafa segera membalikkan badan. "Eh yang di
cari dah ketemu hehe”, jawab Rafa jujur sambil tersipu malu.
Putri, “???”
"Wuah malam ini kamu cantik sekali
Put", puji Rafa.
"Benarkah?", tanya Putri.
"Iya cantik, mirip..?", jawab Rafa.
"Mirip siapa?", Putri penasaran.
"Mirip Natasha Rizki", jawab Rafa
kalem.
Putri tersenyum mendengarnya. "Malam ini
kamu juga cakep kok", balas Putri.
"Oh ya?", jawab Rafa.
Putri mengangguk. "Malam ini kamu
mirip..?", Putri nggak meneruskannya.
Rafael, “???”
"Mirip Rafael SM*SH", jawab Putri
kemudian.
Rafael, “???”.
Padahal Rafa berharap Putri mau bilang kalo dia
unyu-unyu kayak personil Boyfriend, tapi Rafael SM*SH juga cakep kok :).
"Masa sie?", tanya Rafa tersenyum
malu.
"Kalo nggak percaya, tanya aja tu ama Raputers?",
jawab Putri tersenyum.
Rafa pun menoleh, “????”
Sementara di tempat lain.
"Hem-ehem, cewek boleh kenalan
nggak?", sapa Bowo pada cewek yang sedang membelakanginya.
Cewek itu pun menoleh. "Oh tentu boleh,
kenalin nama aku YoonA SNSD", katanya PD.
Bowo, “???”
YoonA SNSD dari Hongkong? Masa
body keker kayak Taeyang Bigbang gini pengennya di panggil
YoonA? Kalo ini mah bukan YoonA SNSDtapi Yanto SKSD, batin Bowo.
"Eh ini kan cowok unyu yang di salon tadi
ya?", kata YoonA jadi-jadian.
Bowo, “???”
"Ya ampun Oppa, masa lupa sie sama
aku?", katanya manja.
"Busyet, body lebih gede situ eh malah
manggil gue Oppa?", batin Bowo yang nggak bisa ngomong apa-apa karna shock
berat liat makhluk di depannya.
“Aku tu yang natain poni Oppa kayak Ryeowook
Suju”, katanya lagi.
"Hah? Berarti nie orang makhluk yang nggak
jelas di salon tadi?", masih batin Bowo.
"Kalo jodoh emang nggak kemana ya”, katanya
terbahak.
"Ihh sapa juga yang mau BanSer(Banci Serem)
kayak lo", batin Bowo ketakutan.
"Ayo Oppa", katanya manja.
"Apaan sie?!", tolak Bowo saat sie
YoonA menarik tangannya.
"Ayo pegangan, kalo enggak entar aku bisa
jatuh”, katanya manja.
"Jatuh dari Hongkong, tangan keker bisa
mukul kebo gini?", batin Bowo makin ketakutan.
"Jalan satu-satunya adalah...
KABORRRRRRRRRR....!!!!”
"Eh Oppa mau kemana?", teriak sie
YoonA. "Oppa tunggu..!!", kejarnya.
"Bro tolongin gue Bro!", teriaknya
saat melewati Rafael&Putri.
Sie YoonA terus mengejar.
Raput, “???”
Beberapa saat kemudian. Semua pengunjung
berkumpul di depan panggung saat Putri memberikan sambutan sebagai Ketua OSIS.
"Selamat malam semuanya, terima kasih pada
para pengunjung yang sudah hadir di festival ini n terima kasih juga untuk
semua siswa atas partisipasinya dalam festival ini, tanpa kalian festival nggak
akan meriah seperti ini"
Sorak sorai plus tepuk tangan dari para
pengunjung+para siswa yang hadir.
"Jangan pulang dulu sebelum acara selesai
karena...acara baru saja di mulaiiiiiii....", kata Putri yang di iringi
pesta kembang api. DOR....DOR...DOR...DOR...!!!
"HUUUUUUUUUU...", teriakan penonton
plus tepuk tangan dari para pengunjung n siswa saat melihat pesta kembang api.
Terliat wajah-wajah yang di terangi cahaya dari
kembang api saat mendogak ke atas sambil tersenyum melihat pesta kembang api.
Seperti yang terlihat ada Leha, Ayu, Bella, Mariana Putri, Santi, Dhea, Sulis,
Mariana, Natasha, Sulcie, Cty, Rimaa, Kamini, Rihna, Dewi, Fizhii,
Chaca, Rasya, Mutiara, Ayu Deta, Ristin, Nur indah, Puput, Min Mell n tentu
saja bersama seluruh pembaca story ini mulai awal hingga akhir :). Semuanya
menikmati pesta kembang api malam itu. Tapi ngomong-ngomong di mana Bowo ya?
Selang kemudian terdengar lagu Oppa
Gangnam Style. Suara musik membahana, bikin semua bergoyang ber-Gangnam
Style ria.
Saat tengah asyik ber-Gangnam Style ria.
"Putri mau nggak kamu jadi pacar aku?”,
tanya Rafa pada Putri di sebelahnya yang sedang ber-Gangnam Style ria.
"Apa Raf?", tanya Putri yang nggak
denger apa yang Rafa katakana.
"Mau nggak kamu jadi pacar aku?",
teriak Rafa sekali lagi.
"Kamu ngomong apa sie Raf? Aku nggak
denger", Putri berhenti n mencoba mendengarkan apa yang Rafa katakan, tapi
karna musik terlalu keras jadi dia nggak bisa mendengarnya sama sekali.
"PUTRIIIIIIII MAU ENGGAK KAMU JADI PACAR
AKUUUUUUU...???", teriak Rafa sekenceng-kencengnya.
Seketika musik pun berhenti n semua berhenti
bergoyang.
All, “???”
Tapi sayang musik baru berhenti saat Rafa udah
selesai ngomong, jadi semua tidak bisa mendengar apa yang di katakan Rafa,
termasuk Putri.
"Kamu ngomong apa sie Raf?", tanya
Putri bingung.
Suasana menjadi hening.
"Can You Hear My Heart?", tanya
Rafa kalem sambil memegang dadanya.
Putri+All:???
"Do you hear me?", tanya Rafa dengan
tatapan sayu ke arah Putri.
Putri, “???”
"Jika ada orang lain menanyakan tentang
dirimu padaku, aku akan menjawabnya seperti ini...", ucap Rafa sambil
menatap Putri.
Putri, “???”
"Meski kau menanyakan hal ini 1000 kali aku
akan tetap menjawabnya seperti ini…", sambung Rafa.
Putri, “???”
"Meski kau tidak suka padaku, aku akan
tetap mengatakannya seperti ini...", kata Rafa lagi dengan mata makin
sayu.
Putri, “???”
"Karena aku... SARANGHAEEEEEEEEE,
SARANGHAEEEEEEEEEEEEEEEEEEE, SARANGHAEEEEEEEEEEEEEEE...!!!", teriak
Rafa sekencang mungkin sampe 3 kali di hadapan Putri hingga semua orang
mendengarnya.
All, “???”
Rafa mengatur nafas. "Putri, mau enggak
kamu jadi pacar aku?", tanya Rafa sekali lagi.
All, “???”
Putri diam tak bicara.
Rafael, “???”
Beberapa saat kemudian. Putri perlahan berjalan
ke arah Rafa kemudian berdiri di depannya.
Rafael, “???”
"Kenapa masih tanya lagi? Kamu pasti dah
tau jawabannya", Putri pun tersenyum.
"Maksudnya?", tanya Rafa bingung.
Putri merangkul Rafa. "Aku juga suka sama
kamu tau?", bisik Putri kemudian mencium pipi Rafa dengan tersipu malu.
Rafael, “???”
"Saranghae", ucap Putri
tersenyum melihat ke arah Rafa.
Senyum mengembang di wajah Rafa.
"Putriiiiiiii...", ucap Rafa kemudian memeluk Putri dengan erat.
"HUUUUUUUUUUU…", sorak sorai n tepuk
tangan dari para pengunjung n siswa.
Dan? "Lanjooouuuttt...", ala Raputers kalo
dialognya macet :)
"Oppa Gangnam Style", suara musik
kembali menghentak n semua kembali bergoyang.
Tapi kok bisa musik bisa berhenti n idup lagi?
Ternyata oh ternyata dalangnya adalah sie Bowo yang sok-sokkan jadi operator
handal.
"Aduhhhh minggir dong!", protes Bowo
saat menjadi operator, eh sie YoonA jadi-jadian malah nempel mulu di lengannya.
"Oppa Gangnam Style…"
Semuanya kembali bergoyang, termasuk Rafa n
Putri. Putri terlihat sering senyum malu-malu saat melakukannya di sebelah Rafa
karna Rafa selalu menggodanya. Mereka terlihat sering tertawa bersama saat
melakukannya. Dan di saat semua orang sedang ber-Gangnam Style ria, eh sie Bowo
malah asyik kuda lumpingan ama sie YoonA jadi-jadian.
Raput+All, “???”
Esok harinya.
"Kenapa telat? Apa di rumah nggak ada jam
hah?!", bentak seseorang pada Bowo sambil mondar-mandir di depannya.
Bowo, “???”
Seperti biasa, bagi yang terlambat ato tidak
rapi selalu berdiri di sebelah pintu gerbang n siap di marahi ama pengurus
OSIS.
"Kenapa bajunya tidak di masukkan?!",
bentaknya lagi.
"Ya elah Bro, kayak lo bener aja kalo pake
seragam, pake ngatain gue seperti itu", protes Bowo.
"Itu kenapa dasi bisa miring-miring
begitu?", nunjuk-nunjuk Bowo.
"Lo nggak salah minum obat kan Bro? Emang
sejak kapan lo jadi Ketua OSIS?", tanya Bowo.
"Sejak tadi. Emangnya kenapa?!",
jawabnya ketus.
"Tega nian lo Bro, masa temen sendiri di
bikin sengsara kayak gini?", mewek Bowo.
Dia pun segera mendekati Bowo. "Eh Wo, bisa
akting dikit nggak lo? Tu sie Putri lagi merhatiin gue dari jauh, gue sekarang
lagi masa coba jadi pengurus OSIS, bantuin gue dikit napa? Pura-pura takut ato
apa gitu biar gue lulus jadi pengurus OSIS, lagian dengan di hukum begini lo
mestinya berterima kasih ama gue", bisik Rafa n sesekali senyum di
buat-buat ke arah Putri yang sedang mengawasinya dari jauh.
"Maksud lo Bro?", tanya Bowo bingung.
"Dengan di hukum begini elo jadi bisa kan
deket-deket ama cewek-cewek di sebelah lo itu?", jawab Rafa sambil melirik
ke arah cewek-cewek yang di hukum berdiri di sebelah Bowo.
"Oh iya, pinter lo Bro", katanya
senang.
Sementara Bowo melancarkan aksinya. Rafa
berjalan ke arah Putri yang sedari tadi mengawasinya dari bawah pohon. Sedari
tadi Rafa memakai jas OSIS Putri. Dia keliatan cocok memakainya tapi dia
buru-buru melepaskannya saat berjalan ke arah Putri.
"Gimana rasanya jadi Ketua OSIS?", tanya
Putri saat Rafa sudah berdiri di depannya.
"Capek", jawab Rafa. "Yang bisa
melakukan semua ini hanya kamu", jawab Rafa sambil menyerahkan jasnya.
Putri menerimanya.
"Kalo jadi Ketua OSIS bikin capek",
ucap Rafa. "Mending jadi pacarnya Ketua OSIS aja", sambung Rafa
sambil bersandar manja di bahu Putri.
Putri tersenyum mendengarnya.
"Benarkan?", tanya Rafa kemudian
mencium pipi Putri.
Mereka pun tersenyum bersama.
Ternyata Pak Satpam memperhatikan mereka dari
kejauhan n bilang "Mereka lagi-mereka lagi”, katanya geleng-geleng kepala
sambil tersenyum.
-The End-
Fiction Story by: Diandra Rafa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar