Kriing kriiing

"Dia lagi dia lagi..." Gerutu seorang pemuda sambil melirik handphonenya

"Haloo?". Ucap pemuda yang akhirnya mengangkat telfon

"Halo Rafael.." Ucap gadis lembut diseberang telepon

"Kamu siapa sih? Kenapa gak pernah jujur sama aku siapa nama kamu?" Rafael

"Hati mu yang akan menuntunmu untuk mengetahui namaku..." Ucap gadis itu

"Dasar gadis 1666..." Ucap Rafael

"1666 ? Artinya apa?" Tanya gadis itu

"Ya 4digit ujung nomor hp kamu kan 1666, makannya aku panggil itu aja" Rafael

"Haha eh sudah dulu ya, maaf mengganggu..selamat malam Rafa.."

--

"Cuma lewat telephone aku bisa merasakan kehadiran kamu, Raf.." Ucap Gadis itu tersenyum setelah menelepon Rafa.

--

• Detik berganti detik, menit dan jam pun berganti seiring waktu berjalan. Tak pernah absen sekalipun Putri menelepon Rafael, dan Rafael sudah mulai 'terbiasa' dengan hal tersebut. Rafael pun sudah klop dengan gadis misterius itu. Rafael sering curhat atau sekedar cerita dengan gadis itu.

"Hahaha...eh kapan kita bisa ketemu?" Ucap Rafa

"Tuhan sudah atur, nanti kita bertemu..kamu pacaran sama silvi ya?" Tanya gadis itu

"Loh? Kok kamu tau?" Rafael

"Tau aja, aku bisa ngeramal..hehe, selamat ya, semoga kamu bahagia.." Gadis itu memberi selamat pada Rafael

"Sudah dulu ya, aku mau tidur..dah Gadis 1666" ucap Rafa lalu mematikan telefon.

--

"Asal Kamu bahagia, aku bahagia..." Ucap gadis itu mengingat orang yang ia cintai mendapat kebahagiaan walau tak bersama ia.

--

"Raf? Lo tau gak si Putri? Katanya dia masuk rumah sakit.." Ucap teman Rafael

"Ya, apa peduli gue..biarin aja.." Rafael hanya cuek.

"Tapi Raf, katanya nih, dia pernah mimpi, trus manggil manggil nama lo" beritahu temannya.

"Nama gue? Loh kok?" Rafael kaget

"Dia kan udah suka sama kamu dari awal dia masuk SMA Raf, waktu itu dia kelas 1 SMA kita klas 2 SMA. Wah udah 2r tahun loh, tapi elo gak bales cinta dia..dan elo malah pacaran sama silvi"

"Dan hebatnya, dia masih suka elo Raf. Haha" temannya menertawai Rafa

"Apaan lo? Gue gibek lu.." Rafael

"Weits..tapi lo gak kasian apa Raf? Katanya si Putri itu sakit kanker hati. Dari dia kecil dia mengidap penyakit itu dan sekarang ini penyakitnya udah stadium akhir.." Teman Rafael ikut bersedih, rafael yang mendengarnya hanya diam memikirkan seorang yang begitu mencintainya walau cintanya tak terbalas.

"Lo sesekali temuin dia Raf, buat dia seneng aja.." Saran temannya

"Tapi, ntar gue dimarahin silvi" Rafael memikirkan dampak nya apabila dia bertemu dengan perempuan lain selain pacarnya, silvi.

"Emangnya Putri kelas berapa?" Tanya Rafa

"Kelas 2 A sekarang, anaknya cantik dan pinter tapi gak ada yang mau temenan sama dia karena banyak yang bilang Putri itu rada sakit jiwa Raf.."

Rafael pun makin tertegun mendengarnya.

"Eh Raf mau kemana? Mau nemuin Putri? Dia dirumah sakit Harapan, kalo mau jenguk bawak bunga rose warna merah Raf..dia suka bunga.." Pesan teman Rafael sementara Rafael hanya mengangguk dan pergi.

dirumah sakit..

"Ini kamar Putri, mas..dia lagi istirahat sendiri, saya sarankan mas jangan membentak putri ya, dia..." Ucapan suster terpotong karena rafa ngomong duluan.

"Iya saya tau kok sus, permisi.." Ucap Rafael sengaja mengalihkan pembicaraan karena gak ingin dengar kalimat selanjutnya

**

Ceklek..

"Hay.." Ucap Rafael saat sudah berdiri di ambang pintu

"Kak Rafael ?" Putri senang saat melihat Rafa menjenguknya, bagaimana tidak selama ini Putri ingin berbicara pada Rafa saja tak pernah diberikan kesempatan waktu oleh Rafa. Setiap bertemu Rafa hanya cuek bebek karena menurutnya Putri terlalu over, setiap bertemu sering senyum-senyum gak jelas. Kadang malah negur, tapi si Rafa diem aja nanggepinnya.

"Kakak kok bisa kesini?" Tanya Putri, Lihatlah muka Putri yang semula pucat berubah drastis menjadi gadis periang seakan tanpa beban.

"Aku mau jenguk aja..hehe oh ya ini buat kamu.." Rafa memberikan bunga rose pada Putri

"Makasih kak, makasih banget..aku suka bunga.." Putri mencium bunga itu dengan wajah berseri-seri.

"Kakak kesini sama siapa? Nanti ketauan kak silvi trus kakak dimarahin loh." Ucap Putri

"Aku sendiri aja. Silvi gak kan marah kok. Oya mama papa kamu mana?" Tanya Rafa

"Mama aku kerja kak, kalo papa...dia udah bahagia sama istri barunya.." Putri sedih mengingat papa nya yang meninggalkan dirinya dan mamanya demi perempuan lain

"Maaf aku lancang..trus kamu sendiri disini?" Rafael

"Gak papa kok kak..Aku udah biasa kok sendiri dirumah sakit" Putri mencoba tersenyum

"Ni cewek kasian banget, ya Tuhan..kenapa gadis ini diberi cobaan yang amat buruk.." Rafa membatin

"Kakak? Aku minta maaf ya selama ini ngejar-ngejar kakak. Aku janji gak akan ganggu kakak lagi..aku gak akan jadi perusak hubungan kak Rafa sama kak Silvi. Putri minta maaf ya kak?" Putri menitikkan air mata.

"Udah gakpapa kok, gak usah dipikirin. Kakak udah ngelupain semuanya.." Rafa tersenyum kepada Putri.

"Jangan berikan senyum itu..senyum yang membuatku bahagia namun akhirnya terpuruk karena kenyataan nya berbeda.." Putri membatin.

Hari berlalu hari, tak butuh waktu yang lama Putri dan Rafael pun menjadi dekat, Rafa sekarang lebih sering menjenguk Putri, tentu saja ini membuat Putri bahagia setengah mati.

Bagaimana dengan gadis 1666 ? Rafael masih berhubungan dengan gadis itu, namun sampai sekarang Rafael belum mengetahui gadis itu..

Namun, suatu hari Putri dikejutkan oleh dokter karena dokter memvonisnya bahwa dia hanya bisa bertahan 6 hari lagi. Ini membuat Putri makin terpuruk. Hari ini, Putri meminta Rafael untuk menemaninya, namun Rafael gak bisa. Putri hanya memaklumi..

Kriing..

"Halo gadis 1666 ? Ada apa?" Jawab Rafael

"Oh gak papa, kamu sekarang lagi dimana?" Tanya gadis itu.

"Oh aku, sedang jalan sama Silvi..kenapa?" Ucapnya

"Oh gitu ya..yaudah deh, maaf ya ganggu..have fun ya kalian" gadis menutup teleponnya dengan rasa kecewa.

--
Rafael menyempatkan diri untuk menjenguk Putri, pukul 22.00 WIB, Rafael sampai dirumah sakit dan bergegas masuk ke kamar Putri. Setelah sampai, Rafael melihat Putri yang tertidur dengan nyaman padahal banyak alat rumah sakit yang bergantungan dengan tubuh Putri. Rafael hanya tersenyum getir, lalu duduk disamping Putri

"Entah perasaan apa ini, dan kapan datangnya..aku gak pernah ngerasa senyaman ini sama orang, termasuk silvi.."

Tiba-tiba lamunan Rafa buyar karena mendengar tangis seseorang, oh ternyata Putri yang menangis. Tapi dia masih dalam keadaan tidur(?) Apakah dia ngigau?

"Hiks..mama, papa..kenapa kalian gak pernah jenguk putri..putri sendiri..putri takut.."

"Putri lelah dengan semuanya..kalian tidak mengerti, aku lelah Tuhan.."

Rafael yang melihat itu pun segera menggenggam tangan Putri

"Rafael..cuma kamu temen hidup aku saat ini..aku gak mau kehilangan kamu, aku cinta kamu..sampai kapanpun.." Putri menangis sambil keringat bercucuran dan Rafael pun mengusap keningnya.

"Maaf.." Gumam Rafa

--

Sudah 2hari Gadis 1666 tidak pernah menghubungi Rafael. Kemana dia? Pikir Rafael. Dan selama 2hari itu pula Putri kritis gak bangun-bangun. Membuat Rafa makin kesepian.

Namun suatu ketika Rafael sedang dilanda rindu, tiba-tiba ada telfon dari gadis 1666

"Halo gadiiiiiis, kemana aja gak nelpon 2 hari? Hehe" Rafa

"Hihi, aku...aku mau ketemu kamu, bisa Raf?" Pinta si Gadis

"Serius? Wah akhirnya. Hehe. Dimana?" Ucap Rafa bersemangat

"Di cafe deket rumah sakit Harapan ya, nanti malem jam 19.00 wib, dah Rafa.." Ucapnya

"Rumah sakit harapan?" Gumam Rafa tapi dia segera menepisnya.

--
"Kakak mau kemana? Tumben rapi, hehe. Mau ketemu kak silvi ya?" Ucap Putri

"Hehe, ada deh..aku tinggal dulu ya, nanti aku balik lagi deh, aku bawain bakso kesukaan kamu.." Ucap Rafa

"Iya kak, hati-hati ya kak.." Pesan Putri dan Rafael hanya mengangguk.

--

"Duh, mana nih? Lama banget? Eh kata gadis tadi pake baju merah kan ya?" Rafael berbicara sendiri.

"Rafa.." Panggil seorang wanita.

"Loh? Putri ngapain disini?" Ucap Rafa kaget melihat Putri berdiri dihadapannya.

"Eh..kak, aku kebetulan ketemu aja kali..hehe.." Putri sedikit gugup

"Kamu kan masih sakit? Nanti kamu.."

"Gak papa kak, hehe. Aku boleh duduk disini?" Ucap Putri dan dibalas anggukan Rafa

"Nungguin silvi ya kak?" Tanya Putri dan Rafa hanya tersenyum.

2jam berlalu, namun si gadis tak ada kabar. Kemana dia? Rafa pun mulai kesal. Sementara pengunjung cafe sudah pada pulang.

"Kemana sih?" Rafa ngedumel.

"Kak..."

"Eh kita pulang yuk, balik kerumah sakit.." Ajak Rafa

"Kak...sebenernya..."

"Eh atau aku telfon dulu ya si Gadis? Bentar..." Rafa mengeluarkan hp nya dan menelepon Gadis, namun apa yang terjadi? Suara hp lain berbunyi seperti ada panggilan masuk, tapi hp siapa?

Mata Rafa berkeliling mencari si gadis, tapi di cafe kan sudah sepi? Hanya mereka berdua. Berarti..

"Kak sebenernya gadis 1666 itu aku..maaf kak, aku.."

"Jadi kamu?!!! Argh.." Rafael kesal karena selama ini dia dibohongi

"Maafin aku, aku bingung gimana caranya bisa berhubungan sama kakak, aku..aku terlalu cinta sama kakak, tapi kakak gak pernah liat cinta itu dimata aku..aku..."

"Kenapa kamu bohongin aku?? Aku gak nyangka ternyata kamu begini.." Rafael marah dan ingin pergi, namun?

"Kak, apa hanya orang-orang yang sehat aja yang boleh jatuh cinta dan merasakan dicintai?" Putri menahan tangan Rafael. Namun Rafa menepisnya.

"Apa aku yang mengidap penyakit mematikan ini gak boleh jatuh cinta? Apa hidup aku hanya diisi dengan penyakit ini?" Putri tak kuasa menahan tangisnya.

Rafael hanya diam mendengarkan.

"Maaf kak, aku memang bodoh melakukan hal ini, tapi ini semata'mata aku cinta sama ka.."

Ucapan Putri terpotong karena Rafael memeluk Putri.

"Aku yang harusnya minta maaf, maaf 2 tahun ini aku membuatmu susah. Membuatmu tak pernah berhenti memikirkanku..aku marah tadi karena aku nyesel, kenapa aku baru sadar ada wanita yang benar-benar tulus mencintaiku.." Rafael

"Aku yang bodoh kak..aku pantas mendapatkan ini..aku dilahirkan memang untuk ini.." Putri makin menjadi, dia menangis tersedu dan itu membuat Rafa ikut menitikkan air mata.

"Maaf..kali ini aku gak akan menyakitimu lagi, sekarang seorang Rafa anak kelas 3 SMA hanya milik Putri anak kelas 2 SMA" Rafa menghibur Putri dan itu membuat Putri tertawa

"Mau dansa?" Ajak Rafa dan dibalas anggukan Putri..

No one ever saw me like you do
All the things that I could add up to
I never knew just what a smile was worth
But your eyes say everything without a single word

'Cause there's something in the way you look at me
It's as if my heart knows you're the missing piece
You made me believe that there's nothing in this world I can't be
I'd never know what you see
But there's somethin' in the way you look at me..

Rafael pun memeluk Putri, dan Putri memeluk Rafael..

"Putri sayang kakak.." Ucap Putri dan dibalas dekapan hangat oleh Rafael

"Aku juga sayang kamu.."

Perlahan, pegangan Putri melonggar..dan Putri ambruk didekapan Rafael. Kenapa?

"Put..Putri..put kenapa put?" Rafael panik setengah mati.

Rafael pun segera membawa Putri kerumah sakit, sesampainya, Dokter dan suster segera menyelamatkan Putri.

"Gimana dok?" Tanya rafa cemas, Dokter pun keluar dari ruangan dengan muka kecewa.

"Maaf kami tidak bisa menyelamatkannya.."

"PUTRIIIIII......"

--
-Aku bahagia, aku berterimakasih..sakit yang aku derita ini, membawaku kedekapan lelaki yang telah lama aku cintai. Penyakit ini..memberiku kebahagiaan yang telah lama lenyap dikehidupanku. Aku tak pernah pergi, namun aku ada dihatimu. Terimakasih untuk semuanya. Tuhan sangat baik telah memberi kebahagian terbesar bagiku, yaitu kamu...

Yang mencintaimu
Putri as Gadis 1666-
**

Hari Rafa dipenuhi dengan rasa kesedihan, baru beberapa hari menjadi kekasih Putri, tuhan sudah memisahkan mereka berdua.

Tiba-tiba ada sms di hape Rafa.

from: Gadis 1666

"Awali harimu dengan senyum. Lakukan dengan rasa mu. Relakan aku, aku disini mencintaimu.."

Rafael pun tersenyum sambil menangis.

-end-

Created by: Bourbone.. @putri_RTH

Thanks for all readers and for your support to me. Haha, im so excited .
See you on my next cerpen! :D