Jumat, 08 Maret 2013

Another Rafa-Putri Story



-Aum...-

Terlihat sebuah Truk besar melintas saat mobil Rafa sedang berhenti di pinggir jalan karna Bannya bocor.
Rafi sedang duduk di dalam mobil, sementara Rafa membetulkan Ban bagian belakang.

Nggak lama kemudian, terlihat sebuah kardus jatuh dari dalam Truk besar itu.

"Owh...?" suara Rafi saat melihatnya.

Mata Rafi kedip-kedip melihat kardus yang jatuh tepat di depan mobil Papanya.

"Owh...?" katanya lagi saat kardus itu bergerak-gerak.

Karena penasaran, Rafi segera turun dari mobil dan segera mendekatinya tanpa sepengetahuan Papa.

"Owh...?" suara Rafi saat sudah jongkok di depan kardus itu sambil kepala bergeleng ke kiri ke kanan karna penasaran, apa isinya?

Mata Rafi kedip-kedip memperhatikan kardus di depannya.

Nggak lama kemudian, terlihat sesuatu muncul di balik penutup kardus.

"Owh telinga?" ucap Rafi saat melihat sebuah telinga mungil bergerak-gerak menampakkan diri meski malu-malu.


Rafi terus memperhatikannya. Hingga akhirnya munculnya seekor binatang mungil dari dalam kardus.

"Owh Puss...!!!" ucap Rafi senang saat melihatnya, meski yang kelihatan cuma bagian kepala doank.

"Puss Lafi...Puss Lafi..." ucap Rafi riang sambil bertepuk tangan.

Beberapa saat kemudian. Terlihat Rafa sudah selesai memperbaiki Bannya.

"Akhirnya selesai juga" ucapnya sambil membereskan perkakasnya.

Rafa segera masuk ke dalam mobil.

"Maaf ya sayang menunggu lama" ucapnya segera menyalakan mesin mobil tanpa melihat ke arah Rafi.

"Nggak apa-apa kok, Pa" jawab Rafi sambil mengelus-elus sesuatu di pangkuannya.

"Anak pinter" ucap Rafa yang segera mengelus-elus rambut Rafi, tapi?

Segera Rafa duduk mematung saat melihat Rafi sedang mengelus-elus Anak Macan/Harimau di pangkuannya.

Rafa: ???

Terlihat Rafi tersenyum bahagia mengelus-elus bulu Anak Macan itu.

"Rafi, kenapa i..i..tu bisa ada disitu?" tanya Rafa terbata sambil nunjuk binatang yang sedang dipangku Rafi.
"Ini Puss Lafi Pa" jawab Rafi tanpa beban.

Rafa: ???

"Pussnya bagus ya Pa? Bulunya belang-belang, mana becal(besar) lagi. Lafi suka Pa" ucapnya riang, sementara Papanya sudah duduk gemetaran melihatnya.

"Itu bukan Puss sayang, tapi itu Ha..Ha..Ha..rimau..." jawab Rafa terbata sambil menelan ludah.

"Namanya bukan Halimau Pa, tapi Fufu" jawab Rafi enteng.

Rafa: ???

"Ini namanya Fufu" ulang Rafi.

"Itu Harimau sayang, yang biasa hidup di Hutan" ucap Rafa seraya perlahan mencoba memindahkan Anak Macan itu, tapi dilarang ama Rafi.

"Bukan! Ini Fufuuu..." tangisnya seraya memeluk Fufu dengan erat.

"Aduh, nanti Rafi digigit lho" ucap Rafa bikin Rafi makin menangis menjadi-jadi karna tau kalo Papanya akan memisahkan mereka berdua.

"Fufu bawa pulang Pa, bawa pulang Pa" pintanya sambil terus menangis mendekap Fufu.

"Hah..?!!" pekik Rafa kaget.

"Bawa pulang Pa" pinta Rafi menangis.

Rafa: ???

Selang kemudian terlihat Rafa menghubungi seseorang, sementara Rafi masih menangis mendekap Fufu.
"Hallo Mama?" ucap Rafa saat Putri sudah mengangkat telponnya,

"Iya, ada apa Pa?" jawab Putri di seberang telepon.

"Anak kita megang Macan Ma" adu Rafa.

"Hah, kok Bisa?!" pekik Putri kaget.

"Papa juga nggak tau Ma? Gimana tu Anak Macan bisa masuk ke dalam mobil dan peluk-pelukan ama Rafi kayak gitu?" beritahu Rafa.

Sementara Rafi masih terus saja menangis di sebelahnya.
Mendengar hal itu Putri meminta Rafa memberikan HPnya pada Rafi. Rafa segera menaruh HPnya di telinga Rafi agar Rafi mau bicara.
"Mamaaaaaaaaaa" tangisnya berderai sambil mulut terbuka lebar.

"Fufu bawa pulang Ma" pinta Rafi sambil terus mendekap Fufu.

"Fufunya nggak boleh dibawa pulang sayang" jawab Putri diseberang telepon.

"Nggak mau pokoknya Fufu ikut Lafi pulang aaaaaaaaaa...."
tangisnya kembali pecah bikin Rafa kewalahan.

"Cup cup cup, iya deh Fufunya boleh dibawa pulang" jawab Putri kemudian yang nggak tega mendengar tangisan Rafi.

Rafa: ???

"Benelan Ma?" tanya Rafi senang padahal air matanya masih jatuh menetes.

"Iya" jawab Putri.

"Aduhh, kok dibawa pulang sih Ma?" protes Rafa yang mencoba berbicara dengan Putri secara sembunyi-sembunyi.

"Paling nanti kalo Rafi bosen juga dilepas Pa" jawab Putri.

"Bosan apanya? Kayak nggak tau Rafi aja kalo punya sesuatu pasti dijagain sampe lama" protes Rafa.

"Ya udah Pa, Mama mau syuting dulu. Selama seminggu ini tolong jaga Rafi ya Pa" sahut Putri yang buru-buru menutup telepon.
"Tapi Ma? Hallo? Hallo??"

Dan telepon pun terputus.

"Trus Macannya gimana?" gumam Rafa sambil melirik takut ke arah Fufu.

"Ayo Pa cepet kita pulang" ajak Rafi sumringah sementara Rafa cuma bisa mengangguk pelan.

Di tengah perjalanan.

"Jangan dicium-cium gitu sayang, nanti di gigit lho" beritahu Rafa yang duduknya mepet banget ke pintu karna takut ama Fufu.

"Memangnya kenapa Pa? Apa Papa pengen cium Fufu juga?" tanya Rafi sambil menyodorkan Fufu ke arah Papanya.

Rafa: ???

"Ayo cium Pa, cium Pa" pinta Rafi senang.

Rafa mencoba menghindar sambil melirik ketakutan.

"Jangan main-main sama Ha..Ha..rimau sayang" kata Rafa terbata.

"Ini Fufu Papa, bukan Halimau!" protes Rafi.

"Mau Fufu kek, Fifi kek. Kalo Macan ya tetep aja Macan" batin Rafa.

Dan tiba-tiba?

"Aum..." terdengar suara mungil Fufu.

"Tu kan Fi beneran Macan!" teriak Rafa ketakutan yang setelah mendengarnya bikin mobil oleng.

"Owh, aum?" Rafi mencoba menirukan suara Fufu.

"Papa kenapa Fufu bilang aum?" tanya Rafi.

"Karena itu Macannnnn" teriak Rafa ketakutan sampe nggak konsen mengemudi, bikin mobil oleng ke kiri ke kanan.

"Owh, Macan?" ulang Rafi kedip-kedip.

Sesampainya di rumah.

"Puss Lafi...Puss Lafi..." katanya riang seraya berlari masuk ke dalam rumah sambil menggendong Fufu.

Rafa cuma bisa menggeleng sambil mengikutinya dari belakang.
Rafa segera duduk di atas sofa, sementara Rafi masuk ke dalam kamarnya sambil membawa Fufu.

Nggak lama kemudian Rafi keluar dari kamarnya sambil membawa semua mainannya.

Rafa: ???

Rafi segera menaruh Fufu di lantai ketika dia tengah asyik mengeluarkan semua mainannya dari dalam keranjang.
Seketika Rafa mengangkat kedua kakinya saat Fufu mondar-mandir di atas lantai.

"Serasa di Taman Safari" batin Rafa takut.

Selang kemudian.
"Brum...brum...brum..." suara Rafi sambil memainkan Truk mainan di depannya yang di isi Fufu di dalam bak Truknya.

Rafa: ???

Malam harinya.

"Nyam-nyam..." ucap Rafi sambil menyodorkan Ayam goreng ke arah Fufu saat mereka sedang makan malam di meja makan.

Rafa cuma melirik sambil makan saat Fufu duduk di atas meja kemudian jalan mondar-mandir.

"Emangnya peragaan busana?" batin Rafa.
"Ayo Fufu makan" ucap Rafi tapi Fufu malah asyik mondar-mandir.

"Fufu nggak suka Ayam kali Fi?" sahut Rafa.

"Owh, telus Fufu suka apa donk?" tanya Rafi.

Belum sempat Rafa jawab, eh Si Fufu malah sudah asyik minum Susu di gelas Rafa.

Rafa: ???

"Owh, Fufu cuka minum Cucu kayak Papa" tunjuk Rafi dan?

"Fufuuuuuu kenapa kamu minum Susu ku??" teriak Rafa kesal.

Esok harinya. Dengan mata masih mengantuk Rafa membangunkan Rafi di kamarnya.

Rafa berjalan mendekati tempat tidur Rafi dengan mata masih merem melek.

"Ayo bangun sayang sudah pagi" ucap Rafa mencoba membangunkan Rafi yang tidur memakai selimut.

Melihat Rafi bobo pules bikin Rafa pengen tidur lagi dan akhirnya dia pun tidur di samping Rafi.

Zzzzzz....

Selang kemudian. Di saat Rafa sudah tertidur pulas, eh sesuatu malah nyembul di tengah-tengah mereka.
Terlihat sebuah telinga mungil belang muncul di balik selimut Rafi.

"Aum" gumamnya melihat kanan-kiri.

"Aum" katanya lagi sambil mendekati wajah Rafa yang sedang tertidur pulas.

"Aum" katanya mencoba membangunkan Rafa, eh Rafanya cuma mulet-mulet.

"Aum" mencoba mencium-cium muka Rafa.

"Aum" berseliweran di depan muka Rafa.

Hingga akhirnya perlahan Rafa membuka matanya.
Dengan setengah sadar dilihatnya seekor makhluk mungil sedang menatap ke arahnya. Rafa mencoba melihatnya sambil kedip-kedip pelan.

"Aum" katanya mencoba berbicara pada Rafa.

Rafa: ???

Seketika Rafa terbangun.

"Ma...Ma...cannn" teriaknya sambil lari terbirit-birit keluar dari kamar Rafi.

Mendengar hal itu Rafi pun terbangun kemudian duduk dengan muka bingung dan rambut acak-acakan.

"Owh" katanya kedip-kedip.

"Aku hampir lupa kalo ada Macan di rumah ini" ucap Rafa yang cuma bisa mengintip di bali tirai di pintu kamar Rafi.

Selang kemudian.
Terlihat Rafi sedang asyik bermain bola bersama Fufu di Taman belakang.

"Tendang Puss...tendang Puss...tendang" celotehnya sambil mengejar bola bersama Fufu.

"Ayo mandi sayang" panggil Rafa.

"Fufu juga mandi ya Pa?" tanya Rafi seketika berhenti bermain bola.

Rafa: ???

Beberapa saat kemudian. Terlihat Rafa sedang sibuk memandikan Rafi, sementara Rafi sedang sibuk memandikan Fufu.

Rafa: ???

"Sekarang pake Shampoo" ucap Rafa segera menuangkan Shampoo di tangannya kemudian menggosoknya ke rambut Rafi.

"Cekalang pake Campo" kata Rafi menirukan kalimat Papanya kemudian menuangkan Shampoo ke tangannya dan menggosok bulu Fufu.

Rafa: ???

"Cabun...cabun" celotehnya saat mengambil sabun buat Fufu.

"Cikat...cikat" celotehnya lagi saat menggosok gigi Fufu.

Rafa: ???

Hari berikutnya.
"Ayo Pa cepet" pinta Rafi sambil menarik Papanya agar segera berangkat jalan-jalan naik sepeda mengelilingi Gunung.

"Iya-iya bentar dong sayang" jawab Rafa sambil mengunci pintu rumah.

"Tadi Lafi sudah maem banyak kalena mau naik Gunung" katanya bangga.

Rafa cuma manggut-manggut doang saat mendengarnya.
Mau makan sebakul kek nggak akan ngefek buat Rafi, secara Rafi cuma duduk doang sementara nanti yang ngayuh Papanya.

"Tadi Fufu juga sudah minum banyak Cucu Pa" beritahunya riang.

"Gimana nggak banyak? Lha Susu ku di embat juga" batin Rafa donkol karna Fufu menghabiskan semua Susunya.

Beberapa menit kemudian. Terlihat mereka bertiga jalan-jalan mengelilingi Gunung menggunakan sepeda.
Rafa yang mengayuh, sementara Rafi duduk di depan memakai kursi khusus, sementara Fufu duduk di atas keranjang.

"Naik-naik ke puncak Gunung, tinggi-tinggi sekali" nyanyi Rafi riang.

"Kili-kanan, ku lihat saja, banyak Pohon Cemala" kalo biasanya dia dah bertepuk tangan tapi dia nggak bisa, secara harus berpegangan karna sedang naik sepeda. Jadi sekarang cuma bisa paduan suara di tengah Hutan.

"Kili-kanan, ku lihat saja, banyak Pohon Cemala" lanjutnya, sementara sepeda terus meluncur.

Sejak tadi si Fufu anteng banget duduk di dalam keranjang sambil dengerin Rafi nyanyi dengan pandangan lurus ke depan melihat pemandangan.
Tapi tiba-tiba dia balik badan menghadap ke belakang.

Rafa: ???

Dia memperhatikan Rafa dengan serius. Perasaan Rafa jadi nggak enak di pandang seperti itu.
Dan tiba-tiba?

"Aum" kata Fufu yang bikin Rafa hilang kendali

"Aduh hampir lupa kalo dia Macan!" teriak Rafa yang hilang keseimbangan.

"Huwaaaaaaaaaaa" teriaknya saat sepeda meluncur cepat ke depan tanpa bisa di kendalikan.

"Owh?" Rafi cuma bisa kedip-kedip sambil berpegangan erat dengan rambut yang terkena hembusan angin.

"Aum" si Fufu nggak mau ketinggalan ambil suara dan?

BRAKKKKKK...
Mereka pun jatuh di atas rumput.

"Aduh" rintih Rafa yang jatuh tertindih sepeda.

"Aum" suara Fufu yang kebingungan tengok kanan-kiri.

"Owh" suara Rafi yang sudah duduk di atas rumput dengan rambut sasak ala Singa

Selang kemudian. Terlihat Rafi sudah berlari riang di atas rumput bersama Fufu. Sementara Rafa tersenyum melihatnya di bawah Pohon rindang.

Satu minggu kemudian.

Terlihat Rafi sedang bermain dengan Fufu di depan TV saat Mamanya baru datang.

"Mamaaaaaa" panggil Rafi saat melihat Mamanya sudah berdiri di depannya sambil membawa banyak tas berisi oleh-oleh buat Rafi.

Rafi langsung memeluk Mamanya.

"Ma sekalang Lafi punya Puss. Dia suka bilang aum gitu Ma" beritahu Rafi.

"Oh ya? Mana dia sekarang Mama pengen liat" pinta Putri, tapi belum sempat Rafi memperlihatkan si Fufu sudah mondar-mandir diantara mereka.

"Ini ya yang namanya Fufu? Ihh lucu ya" ucap Putri sambil mengelus-elus Fufu.

"Iya Ma!" ucap Rafi semangat.

Beberapa hari kemudian.

“Itu Fufu, Fufu..!” teriak Rafi sambil nunjuk-nunjuk ke arah TV saat dia nggak sengaja melihat foto Fufu di layar kaca.

"Owh Fufu macuk Tipi kayak Mama Papa" celoteh Rafi di depan TV.

Mendengar hal itu RAPUT segera menghampiri Rafi.

"Ada apa sayang?" tanya Mamanya.

"Fufu macuk Tipi Ma" tunjuk-tunjuk gambar Fufu di TV dan RAPUT pun segera melihatnya.

Dan terlihat sebuah acara berita yang menampilkan bahwa pihak Kebun Binatang telah kehilangan seekor Anak Harimau.

Saat mereka mengangkut beberapa Harimau untuk dipindahkan ke Kebun Binatang lain.

"Bagaimana ini Pa?" tanya Putri pada Rafa disebelahnya.

Sementara Rafa cuma bisa menarik nafas panjang.

Esok harinya.
RAPUT menghampiri Rafi saat sedang asyik bermain dengan Fufu.

"Emm sayang, kalo misalnya Fufu kita antar pulang ke rumahnya gimana?" tanya Putri sambil mengelus Fufu.

“Memangnya Fufu punya lumah rumah Ma?” tanya Rafi.

“Punya. Fufu juga punya Mama” jawab Putri.

“Oh ya? Apa Mama Fufu juga seperti Mama?” tunjuk Rafi pada Putri.

“Ya enggak dong sayang” jawab Putri tersenyum.

“Telus?” sahut Rafi.

“Mamanya Fufu ya kayak Fufu, Cuma lebih gede” jawab Putri dan Rafi pun manggut-manggut mendengarnya.

Esok harinya RAPUT n Rafi berangkat ke Kebun Binatang untuk mengembalikan Fufu dan diterima pihak Kebun Binatang dengan baik.

"Emmuachh! Da..dah..Fufu" cium Rafi sebagai tanda perpisahan sebelum dia dikembalikan ke Habitat aslinya dan berkumpul bersama Induk dan sodara lainnya.

"Dadah Fufu! Kata Papa, Lafi akan seling belkunjung meliht Fufu" ucap Rafi melambaikan tangan sambil di gendong Papanya ke arah Fufu yang sudah berkumpul bersama keluarganya.

Dan semenjak kepergian Fufu, Rafi jadi nggak nafsu makan sampe dia sakit dan sering mengigau memanggil nama Fufu. RAPUT yang melihatnya sampe nggak tega.

Beberapa hari kemudian. Rafi masih terbaring sakit di atas tempat tidur.
Dia masih memakai plaster penurun panas dikeningnya. Mukanya pucat dan lemas.

"Rafi maem ya?" pinta Putri sambil menyodorkan sendok berisi makanan favorit Rafi.

Rafi cuma bisa menggeleng pelan tanpa bisa berkata apa-apa dengan mata sayu.

"Kalo Rafi nggak mau maem nanti Fufu sedih lho" sahut Rafa yang sudah bersandar di pintu kamar Rafi sambil menggendong sesuatu.

Seketika mata Rafi terbelalak saat melihat makhluk yang digendong Papanya.

"Fufuuuuuuu" teriak Rafi riang sambil tangan menggapai-gapai ke arah Rafa.

Rafa pun tersenyum kemudian berjalan mendekati Rafi.

"Sekarang Rafi mau makan kan?" tanya Rafa sambil mamerin Fufu di tangannya.

"Iya..iya..iya" jawab Rafi riang kemudian memeluk Fufu dengan erat.

"Kok bisa Pa?" bisik Putri pada Rafa di sebelahnya.

"Awalnya mereka keberatan, tapi setelah ku bujuk akhirnya aku berhasil membelinya. Aku juga punya sertifikatnya kok atas kepemilikan Fufu. Lagian Fufu di sana kasian banget Ma" beritahu Rafa.

"Kenapa Pa?" tanya Putri.

"Induknya nggak mau menyusuinya dan dia juga sering di tendang. Dari pada seperti itu mending aku beli saja" jawabnya.

"Emang harganya berapa Pa?" tanya Putri.

"Tapi nggak apa-apa, kan buat Rafi" jawab Rafa kemudian merangkul Putri.

"Iya Pa" ucap Putri bersandar di bahu Rafa.
RAPUT pun tersenyum melihat Rafi kembali riang di depannya.


Beberapa hari kemudian.
Terlihat RAPUT, Rafi, dan Fufu sedang berkumpul di depan TV. Mereka semua duduk dilantai bermain bersama.

Rafi sedang asyik mengoleskan coklat ke muka Papanya biar sama seperti muka Rafi dan Mamanya yang cemong ala-ala Macan gitu deh.
Mereka tertawa bersama setelah Rafi berhasil melukis wajah Papanya.

"Aummmmm" ucap mereka kompak menirukan suara Fufu.

"Aum" dan Fufu pun nggak mau kalah
.

Hingga akhirnya terdengar gelak tawa mereka dari ruang tengah.


-THE END-


Fiction Story By: Diandra Rafa_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar