Kamis, 26 Januari 2012

Another Rafa-Putri Story

 TERNYATA AKU #2
Lanjutan TERNYATA AKU #1

“Raf, ada apa..?” ucap Gladis.
Rafa gak langsung menjawab, matanya terus tertuju pada Putri dan Rizki.
Gladis yang makin heran dengan sikap diam Rafa, mencoba bertanya lagi,
“Raf,,Rafa..ada apa sih..? kenapa kita berhenti..?
“Haah,,gak ada papa kok. Ya, gak ada papa. Ya udah kita ke sana yuk..”Rafa yang jalan duluan meninggalkan Gladis, membuat Gladis semakin tak mengerti dengan sikap Rafa barusan.
Putri dan Rizki yang udah lama gak ketemu sedang asik berbincang-bincang di taman.
“Oya, gue perhatiin tadi loe ngelamun mulu. Ada apa sih.? Galau amat keliatannya.” Tanya Rizki seraya mengacak-acak rambut Putri.
“Apaan sih loe,, kebiasaan dari dulu gak pernah ilang. Gue timpuk loe ntar..” tangan Putri siap di kepala Rizki.
“Eh,,eh,,ampun,,ampun,,gitu aja marah, cepet tua loe ntar. (Rizki yang usil sambil cengir2 berhasil jailin Putri) Btw, loe belom jawab pertanyaan gue tadi. Kenapa..?
“Apaan..?” Putri pura-pura gak tau.
“Yee, ni anak, pura-pura gak denger.” Tukas Rizki yang siap mengacak-ngacak rambut Putri.
“Eitzz,,eitz,,awas loe berani sentuh nie rambut, gue kasih ni..” kata Putri sambil memberi kepalan tangannya.
“Ya abis loe ditanya dari tadi gak jawab-jawab.”
“Lagian pertanyaan loe tu gak gitu penting deh,, orang gue juga gak kenapa-kenapa. Pengen aja nikmati indahnya taman ini sambil merenung.”Jawab Putri sambil mengambil hp di sakunya.
“Jiaahh,,gaya loe merenung. Sejak kapan loe suka merenung. Setau gue loe paling anti deh sama tempat sepi kaya gini.” Sambil mengerutkan keningnya Rizki heran dengan jawaban Putri.
“Yaa, itu kan dulu. Sekarang beda dong. Waktu terus berputar, masak gue harus stag di sini aja.” Putri yang masih asik mengutak-atik HPnya.
“Ckckck..bahasa loe sekarang bijak yaa. Sok gimana gitu. Oyaa,, btw…..”
Mereka berdua asik ngobrol-ngobrol cukup lama. Rizki yang baru pulang dari London, membuat kaget Putri.

Di lain tempat, Rafa yang sedang asik bercanda ria di sebuah kafe bersama gladis dan teman-temannya. Tak sedikitpun raut muka Rafa terlihat sedih setelah kejadian tadi.Ia biasa-biasa saja. Sampai ada salah satu temen’ya tanya ke Rafa.
“Raf, kok gue liat akhir-akhir ni jarang banget jalan sama Putri. Kenapa..?”
“Iya, tumben amet, biasanya di mana ada Putri pasti ada loe. Kok sekarang lain. Lagi bertengkar kalian.?” sahut teman yang lain.
“Emm, gak ada apa-apa kok. Perasaan kalian aja kali. Gue baik-baik aja sama Putri. Memang sih, akhir-akhir ini kita jarang jalan bareng, karna sibuk dengan urusan masing-masing.” Jawab Rafa yang tiba-tiba teringat dengan kejadian di taman tadi. Ia baru sadar kalo selama ini ia jarang banget ngobrol bahkan jalan bareng Putri. Ia merasa ada sesuatu yang hilang dalam diri Rafa.
“Apa karna loe dulu ditolak sama Putri, trus loe jaga jarak sama dia..?”  sahut Gladis yang tau permasaahan yang dialami Rafael sama Putri.
“Ya, gak lah, ngapain juga kita harus jaga jarak. Ya, kita lagi pengen sendiri-sendiri aja. Udah lah, ngapain sih bahas tentang ini. ”Rafa mulai risih saat teman-temannya menanyakan soal Putri.
“Eh, Raf,,Raf,, tu bukannya Putri ya..? sama siapa dia.?” Tanya salah satu temennya yang melihat Putri datang bersama Rizki.
Dan saat itu juga dia menoleh. Dalam hati Rafa, itu kan cowok yang kemaren sama Putri di taman. Apa bener dia pacarnya.?
“Hai Put,.” Sapa salah satu temen Rafa, yang membuat Putri menoleh ka arah suara yang memanggilnya. Dan dia menhampiri.
“Hai..lagi pada ngumpul ya..?” tanya Putri yang datang dengan dress merah yang terlihat cantik.
“Iya, nie lagi ngumpul.”Jawab Rafa datar.
“Siapa dia Put..? cowok kamu ya.?” tanya Gladis
“Oh,, yaa,, kenalin dia Rizki. Adik sepupu aku. Baru aja pulang dari London.” Kata Putri memperkenalkan Rizki.
“Ohh,, adik sepupu loe. Gue kira cowok loe, Put.” Tukas teman Rafa.
Rafael tampak lega mendengar perkataan Putri barusan.Ia takut kalo cowok yang bersamanya itu pacarnya.
(*bukannya dia udah punya gladis, kenapa masih mikirin Putri..? hii..pasti kalian penasaran kan*)

Suatu ketika saat Putri di Laboratorium sendiri, tiba-tiba Rafael dateng. Ia pun menghampiri Putri yang lagi sendiri.
“Hai, Put. Ngapain sendirian..? mana Eris..? kok gak sama kamu..?” tanya Rafa yang mengagetkan Putri.
“Lagi beres-beres ni, abis neliti. Si Eris gak tau kemana lagi ada urusan katanya. Kamu ngapain di sini..? mau neliti juga yaa.?” Ganti Putri yang tanya.
“Gak,, ya kebetulan aja aku lewat trus liat kamu. Sebenarnya gue mau neliti hati aku nie Put, apa perasaanku sama kamu masih kaya dulu..?” lontar Rafa memecah kebekuan.
“Idihh, gombal kamu... nanti ada yang marah lo.”
“siapa yang marah..? gak ada kayak’ya..” jawab Rafa.
Mereka berdua kembali akrab. Ketawa ketiwi lagi kayak dulu. Tapi lagi-lagi ada Gladis yang datang mengganggu keakraban mereka yang sudah lama hilang.
“Raf,,bisa bantuin aku gak..? penting nie soalnya.” Kata Gladis yang datang dengan tergesa-gesa.
“Ada apa memang..? ya udah, Put aku pergi dulu ya..” jawab Rafa yang begitu khawatir melihat Gladis.
Sontak hal itu kembali membuat Putri sedih. Ia menyandarkan tubunya di meja. aku salah mengharapkan Rafa lagi. Dia begitu perhatian sama Gladis. Harusnya aku sadar kalo dia udah ada yang punya. Dan gak seharusnya aku..aku..
Putri pun segera pergi dari tempat ini.

Putri mengambil sepeda untuk pulang. Dan lagi-lagi ia melihat Rafa sama Gladis di dekat mobil warna merah. Di situ ia melihat Rafa lagi memeluk Gladis yang terlihat sedih. Lirih-lirih ia mendengar pembicaraan mereka.
“Udah dong, jangan sedih gitu. Kan masih ada aku yang selalu ada buat kamu. Aku akan berusaha ngelindungi kamu. Udah sayang.” Dan kata-kata yang barusan ia dengar dari Rafa, membuat badan Putri lemas. “Rafa memanggilnya dengan kata sayang. Aduh, kenapa sih aku harus kaya gini. Putri, sadar, dia udah ada yg punya, kamu gak boleh kaya gini terus..”Putri berkata sendiri dengan menyesali sikapnya.
Saat ia beranjak pergi, Eris datang dari belakang dan melihat wajah sendu pada Putri.
“Put, kamu kenapa..? kok..” belum sempat Eris meneruskan kata-katanya Putri langsung pergi duluan.
“Aku gak papa kok. Aku pulang dulu ya Ris.”
“Tapi Put..” Eris mencoba mencegah Putri pergi tapi gagal. Ia masih bingung kenapa kaya gitu lagi. Dan Eris melihat ke arah Rafa sama Gladis.
“Ooo, jadi itu penyebabnya. Pantes dia murung mukanya.”Eris baru tau kenapa Putri sedih.
“Gue harus bertindak ni, kalo kaya gini terus, Putri yang makin tersiksa.”

Esok harinya, tepat hari Rabu, di sekolah diadakan Dies natalis sekolah. Banyak dari siswa-siswa yang tampil di pensi tersebut, termasuk Rafael.
Putri yang sebagai panitia pensi sedang sibuk melakukan tugasnya. Tiba-tiba Rafael menghampirinya.
“Hai, Put. Lagi sibuk ya..?” sapa Rafa
“Hai jg. Iya ni Raf. Kamu nanti juga tampil ya..?
“Iya, Put. Nanti aku bakal nyanyi buat seseorang. Seseorang yang sangat special buat aku.”
“pasti seseorang itu sangat berarti banget buat kamu ya, Raf. Beruntug sekali dia.”
Tiba-tiba, Gladis datang memecah saat dimana Putri bisa ngobrol berdua dengan Rafa.
“Raf, kamu nanti jadi kan nyanyiin lagu buat aku..jadi kan..?” pinta Gladis manja.
“Jadi dong sayang. Apa sih yg gak buat kamu..” balas Rafa dengan penuh sayang.
Diierrrr,, seketika itu juga hati Putri sakit mendengar kata-kata itu. Ingin rasanya kata-kata itu Rafa ucapkan buat dia.
“Put, kamu mau kemana..?” Rafa melihat Putri yg beranjak dari kegiatannya.
“Aku,,aku ada urusan, Raf..” jawab Putri agak sesenggukan tanpa melihat wajah Rafa.
“Tunggu, Put. Kamu gak boleh kemana-mana. Ada yg harus dibicarain.”Cegah Eris yang tiba-tiba datang.
“Gak bisa, Ris.” Elak Putri.
“Gaak,,kamu harus tetep di sini. Sampai aku bicara sesuatu.”
“Raf, denger baik-baik, kamu gak tau kan selama ini yg Putri rasain. Kamu gak tau gimana tersiksanya dia saat tau kamu sama Gladis cewek lo. Putri tu sebenarnya juga suka sama kamu. Tapi dia bisa menerima saat tau kamu udah ada yg punya. Dia mencoba tegar. Tapi apa, apa yg kamu lakuin buat dia. Kamu gak peka sama sekali. Kamu gak bisa negrasain apa yg Putri rasain. Kamu udah punya Gladis, tapi kamu masih saja ngasih harapan buat Putri. Mau kamu apa Raf. Kamu gak bisa kayak gini. Kamu harus pilih salah satu. Jangan sampai mereka berdua terluka gara-gara sikap kamu yg kaya gini.”Ucap Eris dengan nada kesal.
“udahlah, Ris. Kamu ngapain permaslahin kaya gini..” pinta Putri.
“Bentar deh. Aku gak ngerti. Maksud kalian apa.? Gladis cewek aku..? aku jadi bingung.” Tanya Rafa yg gak ngerti apa yg sebenarnya terjadi.
“Kamu masih bilang gak tau. Jelas-jelas kamu bermesraan sama Gladis di depan Putri, orang yg sayang sama kamu. Apa itu gak keterlaluan..” tutur Eris yg makin kesal.
“Gini deh, kalian pasti salah paham.”Kata Rafa mencoba menelaah yg dimaksud Eris.
“Salah paham gimana maksud kamu..? Lihat ni Putri selalu menyembunyikan sedihnya dari semua orang. Dan ini semua gara-gara kamu.” kata Eris sambil membalikkan Putri berhadapan dengan Rafa. Tapi Putri masih menundukkan kepala’ya.Ia gak berani memandang wajah Rafael.
“Putri, kamu kenapa..? kamu nangis..?” tanya Rafa yg kaget melihat Putri menangis.
“Pertama, Gladis bukan pacar aku. Dia adik sepupu aku. Kedua, aku gak maksud bikin Putri sakit hati dengan sikap aku selama ini. Karna aku bener-bener gak tau kalo sikap aku selama ini membuat Putri tersiksa.” Rafa mencoba menjelaskan kesalahpahaman di antara mereka.
“Jadi,,jadi,,kalian berdua,,” Eris merasa malu udah nuduh Rafa dan Gladis yg bukan-bukan.
“Iya, kita berdua itu saudara. Kita..” belum sempat Rafa meneruskan pembicaraannya, Putri pergi meninggalkan mereka bertiga.
“Put,,Putri kamu mau kemana..?” teriak Eris diikuti Rafa..
“Putri,,Put,.” Rafa ingin mengejar Putri tapi dicegah sama Gladis.
“Udah Raf, biarin Putri sendiri dulu. Mungkin saat ini dia pengen nenangin diri dulu.Kalo dia udah tenang kamu bisa temui dia.”
“Bener kata Gladis, Raf. Mungkin Putri pengen sendiri dulu. Emm,, aku minta maaf ya sama kalian udah berprasangka yg bukan-bukan. Maafin aku ya, Dis.” Kata Eris menyesali sikapnya yg konyol itu.
“Gak papa kok, Ris.” Kata Rafa.
“Iya, kita tau kok.Kita juga minta maaf, dari awal kita gak ngomong dengan jelas.”Eris dan Gladis berpelukan sebagai tanda mereka berdua sahabat.

Saatnya Rafa tampil pensi pun tiba. Rafa mulai naik ke panggung.I a sudah bersiap untuk melantunkan lagu. Sebelumnya ia mengucapkan sepatah dua patah kata.
“Okee teman-teman, makasih atas partisipasi kalian di acara ini. Tanpa kalian acara ini ga akan berjalan lancer.” Ucap Rafa, diiringi tepukan dari teman-temannya.
“Lagu yang akan aku nyanyiin ini, lagu yg aku persembahkan buat seseorang yg sangat special di hati aku..”
“Woooo…” teriakan penonton menambah semaraknya pensi.
Kemudian Rafa mulai memanikan piano dan menyanyikan lagu “Lagu Kita” by Vidi.

Meskipun aku bukan siapa-siapa, bukan yang sempurna
Namun percayalah hatiku milikmu
Meski seringku mengecewakanmu, maafkanlah aku
Janjiku kan setia padamu, hanyalah dirimu

Aku milikmu, kau milikku
Takkan ada yang pisahkan kita
Ini lagu kita 'tuk selamanya
Janjiku untukmu takkan tinggalkan dirimu

Meski seringku mengecewakanmu, maafkanlah aku
Janjiku kan setia padamu, hanya dirimu

Aku milikmu, kau milikku
Takkan ada yang pisahkan kita
Ini lagu kita 'tuk selamanya
Janjiku untukmu takkan tinggalkan dirimu

Lagu ini akan menjadi saksi
Tulusnya hatiku cintaimu ooh

Aku milikmu, kau milikku
Takkan ada yang pisahkan kita
Ini lagu kita 'tuk selamanya oh janjiku untukmu

Aku milikmu, kau milikku
Takkan ada yang pisahkan kita
Ini lagu kita 'tuk selamanya
Janjiku untukmu takkan tinggalkan dirimu
Janjiku untukmu takkan tinggalkan dirimu
Takkan tinggalkan dirimu

Semua orang ikut larut dengan lagu yg dinyanyikan Rafael,, semua melambai-lambaikan tangannya. Dan dari depan, seseorang datang mendekat ke kerumunan dan berdiri di depan. Ia memerhatikan Rafa yang menyanyi penuh arti. Rafa pun melihat sosok orang yg ia sangat harapkan. Dan Rafa pun selesai menyanyikan lagu itu. Semua orang bertepuk riuh.
Ini adalah lagu khusus buat kamu. Maafkan aku, kalo udah buat kamu bingung. Maafin sikap-sikap aku selama ini yg udah bikin tersiksa. Maafin aku Putri.” Dan semua orang menoleh ke arah Putri. Sontak Putri hanya terdiam tak percaya dengan apa yg barusan ia dengar.
Rafa meneruskan ucapannya dan mengajak Putri naik ke panggung. Ia meraih tangan Putri.
“Putri, maafin aku, kalo selama ini aku gak peka sama perasaan kamu. Aku gak ada maksud buat kamu sedih,. Putri,, Aku mencintai Kamu. Aku Sayang sama Kamu.”
“Rafael,, Aku,,aku,,juga mencintaimu. Aku juga sayang sama kamu.” Balas Putri sambil meneteskan airmatanya.
Kemudia Rafael memeluk Putri. Diiringi tepuk riuh dari penonton. Tak terkecuali Eris dan Gladis yg tersenyum melihat Rafael & Putri.
“Aku akan selalu mencintai kamu Put, karna bagi aku kamu adalah jantungku, nafas hidupku.” Ucap Rafa sembari mengecup kening Putri.

Kini Rafael dan Putri lega, karena perasaan mereka sudah terungkap. Mereka menikmati indahnya bunga-bunga asmara.
“Hayoo,,yg baru jadian, mesra amat, sampe gak tau ada orang di sini.” Bentak Eris bersma Gladis yg tiba-tiba datang.
“Apaan sih kalian, ganggu aja..” kata Putri.
“Ciee,,jadi kita ganggu niee,,,” timpal Gladis,
“Udah dong, Dis, kasian tu Putri mukanya merah, kaya…??” ucap Rafa
“kaya apa..?? kamu mau bilang kaya setan kan..?” Putri yg tersinggung dgn kata-kata Rafa.
“Uhhh,,gitu aja ngambek,,cup,,cup,,, pacar aku tambah manis aja kalo ngambek..” kata Rafa godain Putri.
“Ciiiee,,hee,mmm” Gladis dan Eris ikutan godain mereka.
“Ya udah Put, kita pergi aja, biar gak digangguin.” Ajak Rafa sambil mengedipkan matanya ke Putri.
“iya deh yg mau berduan terus..” balas Gladis.
“Ada apaan sii ni, dari tadi kok ketawa-ketawa gitu..?” tanya Rizki yg tiba-tiba datang.
“ihhh,,,,mau tau aja..weeekkk”
“haaaahhhaaa…” Gladis dan Eris pergi ninggalin Rizki yg masih bingung sambil garuk-garuk kepala.
“Kenapa nie cewek-cewek pada stress,,tau ahh, bingung aku…”

The End..

Fiction Story by: adm Yiga Pestin

1 komentar: