TERNYATA AKU #2
Lanjutan TERNYATA AKU #1
“Raf,
ada apa..?” ucap Gladis.
Rafa
gak langsung menjawab, matanya terus tertuju pada Putri dan Rizki.
Gladis
yang makin heran dengan sikap diam Rafa, mencoba bertanya lagi,
“Raf,,Rafa..ada
apa sih..? kenapa kita berhenti..?
“Haah,,gak
ada papa kok. Ya, gak ada papa. Ya udah kita ke sana yuk..”Rafa yang jalan
duluan meninggalkan Gladis, membuat Gladis semakin tak mengerti dengan sikap
Rafa barusan.
Putri
dan Rizki yang udah lama gak ketemu sedang asik berbincang-bincang di taman.
“Oya,
gue perhatiin tadi loe ngelamun mulu. Ada apa sih.? Galau amat keliatannya.”
Tanya Rizki seraya mengacak-acak rambut Putri.
“Apaan
sih loe,, kebiasaan dari dulu gak pernah ilang. Gue timpuk loe ntar..” tangan
Putri siap di kepala Rizki.
“Eh,,eh,,ampun,,ampun,,gitu
aja marah, cepet tua loe ntar. (Rizki yang usil sambil cengir2 berhasil jailin
Putri) Btw, loe belom jawab pertanyaan gue tadi. Kenapa..?
“Yee,
ni anak, pura-pura gak denger.” Tukas Rizki yang siap mengacak-ngacak rambut
Putri.
“Eitzz,,eitz,,awas
loe berani sentuh nie rambut, gue kasih ni..” kata Putri sambil memberi kepalan
tangannya.
“Ya
abis loe ditanya dari tadi gak jawab-jawab.”
“Lagian
pertanyaan loe tu gak gitu penting deh,, orang gue juga gak kenapa-kenapa.
Pengen aja nikmati indahnya taman ini sambil merenung.”Jawab Putri sambil
mengambil hp di sakunya.
“Jiaahh,,gaya
loe merenung. Sejak kapan loe suka merenung. Setau gue loe paling anti deh sama
tempat sepi kaya gini.” Sambil mengerutkan keningnya Rizki heran dengan jawaban
Putri.
“Yaa,
itu kan dulu. Sekarang beda dong. Waktu terus berputar, masak gue harus stag di
sini aja.” Putri yang masih asik mengutak-atik HPnya.
“Ckckck..bahasa
loe sekarang bijak yaa. Sok gimana gitu. Oyaa,, btw…..”
Mereka
berdua asik ngobrol-ngobrol cukup lama. Rizki yang baru pulang dari London,
membuat kaget Putri.
Di
lain tempat, Rafa yang sedang asik bercanda ria di sebuah kafe bersama gladis
dan teman-temannya. Tak sedikitpun raut muka Rafa terlihat sedih setelah
kejadian tadi.Ia biasa-biasa saja. Sampai ada salah satu temen’ya tanya ke
Rafa.
“Raf,
kok gue liat akhir-akhir ni jarang banget jalan sama Putri. Kenapa..?”
“Iya,
tumben amet, biasanya di mana ada Putri pasti ada loe. Kok sekarang lain. Lagi
bertengkar kalian.?” sahut teman yang lain.
“Emm,
gak ada apa-apa kok. Perasaan kalian aja kali. Gue baik-baik aja sama Putri.
Memang sih, akhir-akhir ini kita jarang jalan bareng, karna sibuk dengan urusan
masing-masing.” Jawab Rafa yang tiba-tiba teringat dengan kejadian di taman
tadi. Ia baru sadar kalo selama ini ia jarang banget ngobrol bahkan jalan
bareng Putri. Ia merasa ada sesuatu yang hilang dalam diri Rafa.
“Apa
karna loe dulu ditolak sama Putri, trus loe jaga jarak sama dia..?” sahut
Gladis yang tau permasaahan yang dialami Rafael sama Putri.
“Ya,
gak lah, ngapain juga kita harus jaga jarak. Ya, kita lagi pengen
sendiri-sendiri aja. Udah lah, ngapain sih bahas tentang ini. ”Rafa mulai risih
saat teman-temannya menanyakan soal Putri.
“Eh,
Raf,,Raf,, tu bukannya Putri ya..? sama siapa dia.?” Tanya salah satu temennya
yang melihat Putri datang bersama Rizki.
Dan
saat itu juga dia menoleh. Dalam hati Rafa, itu kan cowok yang kemaren sama
Putri di taman. Apa bener dia pacarnya.?
“Hai
Put,.” Sapa salah satu temen Rafa, yang membuat Putri menoleh ka arah suara
yang memanggilnya. Dan dia menhampiri.
“Hai..lagi
pada ngumpul ya..?” tanya Putri yang datang dengan dress merah yang terlihat
cantik.
“Iya,
nie lagi ngumpul.”Jawab Rafa datar.
“Siapa
dia Put..? cowok kamu ya.?” tanya Gladis
“Oh,,
yaa,, kenalin dia Rizki. Adik sepupu aku. Baru aja pulang dari London.” Kata
Putri memperkenalkan Rizki.
“Ohh,,
adik sepupu loe. Gue kira cowok loe, Put.” Tukas teman Rafa.
Rafael
tampak lega mendengar perkataan Putri barusan.Ia takut kalo cowok yang
bersamanya itu pacarnya.
(*bukannya dia udah punya gladis, kenapa masih mikirin Putri..?
hii..pasti kalian penasaran kan*)
Suatu
ketika saat Putri di Laboratorium sendiri, tiba-tiba Rafael dateng. Ia pun menghampiri
Putri yang lagi sendiri.
“Hai,
Put. Ngapain sendirian..? mana Eris..? kok gak sama kamu..?” tanya Rafa yang
mengagetkan Putri.
“Lagi
beres-beres ni, abis neliti. Si Eris gak tau kemana lagi ada urusan katanya.
Kamu ngapain di sini..? mau neliti juga yaa.?” Ganti Putri yang tanya.
“Gak,,
ya kebetulan aja aku lewat trus liat kamu. Sebenarnya gue mau neliti hati aku
nie Put, apa perasaanku sama kamu masih kaya dulu..?” lontar Rafa memecah
kebekuan.
“Idihh,
gombal kamu... nanti ada yang marah lo.”
“siapa
yang marah..? gak ada kayak’ya..” jawab Rafa.
Mereka
berdua kembali akrab. Ketawa ketiwi lagi kayak dulu. Tapi lagi-lagi ada Gladis
yang datang mengganggu keakraban mereka yang sudah lama hilang.
“Raf,,bisa
bantuin aku gak..? penting nie soalnya.” Kata Gladis yang datang dengan
tergesa-gesa.
“Ada
apa memang..? ya udah, Put aku pergi dulu ya..” jawab Rafa yang begitu khawatir
melihat Gladis.
Sontak
hal itu kembali membuat Putri sedih. Ia menyandarkan tubunya di meja. aku salah
mengharapkan Rafa lagi. Dia begitu perhatian sama Gladis. Harusnya aku sadar
kalo dia udah ada yang punya. Dan gak seharusnya aku..aku..
Putri
pun segera pergi dari tempat ini.
Putri
mengambil sepeda untuk pulang. Dan lagi-lagi ia melihat Rafa sama Gladis di
dekat mobil warna merah. Di situ ia melihat Rafa lagi memeluk Gladis yang
terlihat sedih. Lirih-lirih ia mendengar pembicaraan mereka.
“Udah
dong, jangan sedih gitu. Kan masih ada aku yang selalu ada buat kamu. Aku akan
berusaha ngelindungi kamu. Udah sayang.” Dan kata-kata yang barusan ia dengar
dari Rafa, membuat badan Putri lemas. “Rafa memanggilnya dengan kata sayang.
Aduh, kenapa sih aku harus kaya gini. Putri, sadar, dia udah ada yg punya, kamu
gak boleh kaya gini terus..”Putri berkata sendiri dengan menyesali sikapnya.
Saat
ia beranjak pergi, Eris datang dari belakang dan melihat wajah sendu pada
Putri.
“Put,
kamu kenapa..? kok..” belum sempat Eris meneruskan kata-katanya Putri langsung
pergi duluan.
“Aku
gak papa kok. Aku pulang dulu ya Ris.”
“Tapi
Put..” Eris mencoba mencegah Putri pergi tapi gagal. Ia masih bingung kenapa
kaya gitu lagi. Dan Eris melihat ke arah Rafa sama Gladis.
“Ooo,
jadi itu penyebabnya. Pantes dia murung mukanya.”Eris baru tau kenapa Putri
sedih.
“Gue
harus bertindak ni, kalo kaya gini terus, Putri yang makin tersiksa.”
Esok
harinya, tepat hari Rabu, di sekolah diadakan Dies natalis sekolah. Banyak dari
siswa-siswa yang tampil di pensi tersebut, termasuk Rafael.
Putri
yang sebagai panitia pensi sedang sibuk melakukan tugasnya. Tiba-tiba Rafael
menghampirinya.
“Hai,
Put. Lagi sibuk ya..?” sapa Rafa
“Hai
jg. Iya ni Raf. Kamu nanti juga tampil ya..?
“Iya,
Put. Nanti aku bakal nyanyi buat seseorang. Seseorang yang sangat special buat
aku.”
“pasti seseorang itu sangat berarti banget buat kamu ya, Raf. Beruntug sekali dia.”
“pasti seseorang itu sangat berarti banget buat kamu ya, Raf. Beruntug sekali dia.”
Tiba-tiba,
Gladis datang memecah saat dimana Putri bisa ngobrol berdua dengan Rafa.
“Raf,
kamu nanti jadi kan nyanyiin lagu buat aku..jadi kan..?” pinta Gladis manja.
“Jadi
dong sayang. Apa sih yg gak buat kamu..” balas Rafa dengan penuh sayang.
Diierrrr,,
seketika itu juga hati Putri sakit mendengar kata-kata itu. Ingin rasanya
kata-kata itu Rafa ucapkan buat dia.
“Put,
kamu mau kemana..?” Rafa melihat Putri yg beranjak dari kegiatannya.
“Aku,,aku
ada urusan, Raf..” jawab Putri agak sesenggukan tanpa melihat wajah Rafa.
“Tunggu,
Put. Kamu gak boleh kemana-mana. Ada yg harus dibicarain.”Cegah Eris yang
tiba-tiba datang.
“Gak
bisa, Ris.” Elak Putri.
“Gaak,,kamu
harus tetep di sini. Sampai aku bicara sesuatu.”
“Raf,
denger baik-baik, kamu gak tau kan selama ini yg Putri rasain. Kamu gak tau
gimana tersiksanya dia saat tau kamu sama Gladis cewek lo. Putri tu sebenarnya
juga suka sama kamu. Tapi dia bisa menerima saat tau kamu udah ada yg punya. Dia
mencoba tegar. Tapi apa, apa yg kamu lakuin buat dia. Kamu gak peka sama
sekali. Kamu gak bisa negrasain apa yg Putri rasain. Kamu udah punya Gladis,
tapi kamu masih saja ngasih harapan buat Putri. Mau kamu apa Raf. Kamu gak bisa
kayak gini. Kamu harus pilih salah satu. Jangan sampai mereka berdua terluka
gara-gara sikap kamu yg kaya gini.”Ucap Eris dengan nada kesal.
“udahlah,
Ris. Kamu ngapain permaslahin kaya gini..” pinta Putri.
“Bentar
deh. Aku gak ngerti. Maksud kalian apa.? Gladis cewek aku..? aku jadi bingung.”
Tanya Rafa yg gak ngerti apa yg sebenarnya terjadi.
“Kamu
masih bilang gak tau. Jelas-jelas kamu bermesraan sama Gladis di depan Putri,
orang yg sayang sama kamu. Apa itu gak keterlaluan..” tutur Eris yg makin
kesal.
“Gini
deh, kalian pasti salah paham.”Kata Rafa mencoba menelaah yg dimaksud Eris.
“Salah
paham gimana maksud kamu..? Lihat ni Putri selalu menyembunyikan sedihnya dari
semua orang. Dan ini semua gara-gara kamu.” kata Eris sambil membalikkan Putri
berhadapan dengan Rafa. Tapi Putri masih menundukkan kepala’ya.Ia gak berani
memandang wajah Rafael.
“Putri,
kamu kenapa..? kamu nangis..?” tanya Rafa yg kaget melihat Putri menangis.
“Pertama,
Gladis bukan pacar aku. Dia adik sepupu aku. Kedua, aku gak maksud bikin Putri
sakit hati dengan sikap aku selama ini. Karna aku bener-bener gak tau kalo
sikap aku selama ini membuat Putri tersiksa.” Rafa mencoba menjelaskan
kesalahpahaman di antara mereka.
“Jadi,,jadi,,kalian
berdua,,” Eris merasa malu udah nuduh Rafa dan Gladis yg bukan-bukan.
“Iya,
kita berdua itu saudara. Kita..” belum sempat Rafa meneruskan pembicaraannya,
Putri pergi meninggalkan mereka bertiga.
“Put,,Putri
kamu mau kemana..?” teriak Eris diikuti Rafa..
“Putri,,Put,.”
Rafa ingin mengejar Putri tapi dicegah sama Gladis.
“Udah
Raf, biarin Putri sendiri dulu. Mungkin saat ini dia pengen nenangin diri
dulu.Kalo dia udah tenang kamu bisa temui dia.”
“Bener
kata Gladis, Raf. Mungkin Putri pengen sendiri dulu. Emm,, aku minta maaf ya sama
kalian udah berprasangka yg bukan-bukan. Maafin aku ya, Dis.” Kata Eris
menyesali sikapnya yg konyol itu.
“Gak
papa kok, Ris.” Kata Rafa.
“Iya,
kita tau kok.Kita juga minta maaf, dari awal kita gak ngomong dengan
jelas.”Eris dan Gladis berpelukan sebagai tanda mereka berdua sahabat.
Saatnya
Rafa tampil pensi pun tiba. Rafa mulai naik ke panggung.I a sudah bersiap untuk
melantunkan lagu. Sebelumnya ia mengucapkan sepatah dua patah kata.
“Okee
teman-teman, makasih atas partisipasi kalian di acara ini. Tanpa kalian acara
ini ga akan berjalan lancer.” Ucap Rafa, diiringi tepukan dari teman-temannya.
“Lagu
yang akan aku nyanyiin ini, lagu yg aku persembahkan buat seseorang yg sangat
special di hati aku..”
“Woooo…”
teriakan penonton menambah semaraknya pensi.
Kemudian
Rafa mulai memanikan piano dan menyanyikan lagu “Lagu Kita” by Vidi.
Meskipun aku bukan
siapa-siapa, bukan yang sempurna
Namun percayalah
hatiku milikmu
Meski seringku
mengecewakanmu, maafkanlah aku
Janjiku kan setia
padamu, hanyalah dirimu
Aku milikmu, kau
milikku
Takkan ada yang
pisahkan kita
Ini lagu kita 'tuk
selamanya
Janjiku untukmu
takkan tinggalkan dirimu
Meski seringku
mengecewakanmu, maafkanlah aku
Janjiku kan setia
padamu, hanya dirimu
Aku milikmu, kau
milikku
Takkan ada yang pisahkan
kita
Ini lagu kita 'tuk
selamanya
Janjiku untukmu
takkan tinggalkan dirimu
Lagu ini akan
menjadi saksi
Tulusnya hatiku
cintaimu ooh
Aku milikmu, kau
milikku
Takkan ada yang
pisahkan kita
Ini lagu kita 'tuk
selamanya oh janjiku untukmu
Aku milikmu, kau
milikku
Takkan ada yang
pisahkan kita
Ini lagu kita 'tuk
selamanya
Janjiku untukmu
takkan tinggalkan dirimu
Janjiku untukmu
takkan tinggalkan dirimu
Takkan tinggalkan
dirimu
Semua
orang ikut larut dengan lagu yg dinyanyikan Rafael,, semua melambai-lambaikan
tangannya. Dan dari depan, seseorang datang mendekat ke kerumunan dan berdiri
di depan. Ia memerhatikan Rafa yang menyanyi penuh arti. Rafa pun melihat sosok
orang yg ia sangat harapkan. Dan Rafa pun selesai menyanyikan lagu itu. Semua
orang bertepuk riuh.
Ini
adalah lagu khusus buat kamu. Maafkan aku, kalo udah buat kamu bingung. Maafin
sikap-sikap aku selama ini yg udah bikin tersiksa. Maafin aku Putri.” Dan semua
orang menoleh ke arah Putri. Sontak Putri hanya terdiam tak percaya dengan apa
yg barusan ia dengar.
Rafa
meneruskan ucapannya dan mengajak Putri naik ke panggung. Ia meraih tangan
Putri.
“Putri,
maafin aku, kalo selama ini aku gak peka sama perasaan kamu. Aku gak ada maksud
buat kamu sedih,. Putri,, Aku mencintai Kamu. Aku Sayang sama Kamu.”
“Rafael,,
Aku,,aku,,juga mencintaimu. Aku juga sayang sama kamu.” Balas Putri sambil
meneteskan airmatanya.
Kemudia
Rafael memeluk Putri. Diiringi tepuk riuh dari penonton. Tak terkecuali Eris
dan Gladis yg tersenyum melihat Rafael & Putri.
“Aku
akan selalu mencintai kamu Put, karna bagi aku kamu adalah jantungku, nafas
hidupku.” Ucap Rafa sembari mengecup kening Putri.
Kini
Rafael dan Putri lega, karena perasaan mereka sudah terungkap. Mereka menikmati
indahnya bunga-bunga asmara.
“Hayoo,,yg
baru jadian, mesra amat, sampe gak tau ada orang di sini.” Bentak Eris bersma
Gladis yg tiba-tiba datang.
“Apaan
sih kalian, ganggu aja..” kata Putri.
“Ciee,,jadi
kita ganggu niee,,,” timpal Gladis,
“Udah
dong, Dis, kasian tu Putri mukanya merah, kaya…??” ucap Rafa
“kaya
apa..?? kamu mau bilang kaya setan kan..?” Putri yg tersinggung dgn kata-kata
Rafa.
“Uhhh,,gitu
aja ngambek,,cup,,cup,,, pacar aku tambah manis aja kalo ngambek..” kata Rafa
godain Putri.
“Ciiiee,,hee,mmm”
Gladis dan Eris ikutan godain mereka.
“Ya
udah Put, kita pergi aja, biar gak digangguin.” Ajak Rafa sambil mengedipkan
matanya ke Putri.
“iya
deh yg mau berduan terus..” balas Gladis.
“Ada
apaan sii ni, dari tadi kok ketawa-ketawa gitu..?” tanya Rizki yg tiba-tiba
datang.
“ihhh,,,,mau
tau aja..weeekkk”
“haaaahhhaaa…”
Gladis dan Eris pergi ninggalin Rizki yg masih bingung sambil garuk-garuk
kepala.
“Kenapa
nie cewek-cewek pada stress,,tau ahh, bingung aku…”
The
End..
Fiction Story by: adm Yiga Pestin
ceritanya keren,ditunggu ya cerita selanjutnya
BalasHapus