Baby Without You
 
 
"Pulang aja yuk? Ngapain sih kita kesini?", tanya Putri bingung saat di ajak Nathan ke sebuah mall.
"Bentar kok, ada sesuatu yang mesti aku beli hehe. Kamu mau kan nemenin aku?", tanya nathan beralasan.
"Nggak apa-apa sih, tapi..kamu tadi nggak bilang kalo mau mampir-mampir dulu, aku pikir kamu langsung pulang makanya aku bareng", jawab Putri nggak enak.
"Hehe, maaf ya tadi baru ingat mendadak he", jawab Nathan seraya merangkul bahu Putri.
Putri, “???”
"Ayooo...", ajak Nathan setengah memaksa sambil menarik tubuh Putri.
Putri, “???”
Sementara itu.
"Eh itu kan Putri ya? Ama siapa tu mesra banget?", seru seseorang dari kejauhan saat melihat Putri sedang berjalan bersama seorang cowok.
"Ya ama Rafael lah! Ama siapa lagi coba?", bantah teman sebelahnya.
"Eh, coba liat deh. Kayaknya bukan Rafa. Dari postur tubuhnya aja dah beda tu", jawabnya.
"Masa sih?", tanya temannya nggak percaya.
"Tu, liat aja sendiri!", tunjuk temannya yakin.
Dia mencoba memperhatikannya dengan seksama. "Eh benar bukan ama Rafa", jawabnya.
"Tu kan bener!", sahut temannya.
"Kalo bukan ama Rafa, terus ama siapa dong?", tanyanya lagi.
Dan nggak lama kemudian.
"NATHAN...???", jawab mereka kompak n saling memandang saat baru bisa mengenali siapa orang yang sedang jalan ama Putri.
Besok paginya di sekolah. Terlihat Rafa baru datang n segera menghampiri temannya di dalam kelas.
"Ni Raf barang pesenan lo", kata seseorang yang duduk di atas meja sambil menyerahkan sesuatu ke arah Rafa.
"Thanks ya! Susah nggak nyarinya?", jawab Rafa kemudian duduk n memperhatikan barang yang di pegangnya.
"Nggak juga kok", kata temannya n di balas anggukan teman satunya.
"Oh ya Raf, kemarin kita juga liat Putri di mall", beritahu temannya ragu-ragu.

"Oww", jawab Rafa biasa.
Kedua temannya saling melihat, nggak enak mo ngasih tau apa enggak.
"Tapi dia nggak sendiri Raf", jawab temannya.
Rafa, “???”
"Putri…emm dia jalan ama Nathan", jawabnya lirih.
"Nathan? Anak Kelas 3-B itu?", tanya Rafa mencoba mengingat n di jawab anggukanmereka berdua.
"Mungkin dia cuma nganter..?", kata Rafa.
"Mungkin juga sih, tapi kelihatannya mereka akrab banget", jawab temannya.
"Iya, malah Nathan selalu menggandeng n merangkul Putri", sahut teman satunya nggak mau kalah.
Rafa, “???”
"Kayak sepasang kekasih gitu, opss! maaf Raf", kata temannya buru-buru meralat.
Rafa, “???”
Rafa menatap lurus ke depan, mencoba berfikir.
Selang kemudian.
"DASSSSSSSS...", suara tonjokan keras mendarat di wajah Nathan.
"Lo gila ya Raf?!", protes Nathan saat tiba-tiba dirinya di tonjok Rafa di depan lokernya.
"Punya hubungan apa lo sama Putri?!", tanya Rafa sambil menarik kerah baju Nathan.
"Maksud lo apa?!", jawab Nathan pura-pura nggak ngerti.
"Ngaku aja, semua dah tau kok kalo dari dulu lo suka ama Putri!", tunjuk Rafa sambil mendorong dada Nathan.
"Heh..", jawab Nathan seolah nggak mengingkari. "Memangnya kenap kalo iya?!", sambung Nathan seolah menantang.
Dan nggak perlu waktu lama.
"DASSSSSSSS...", tonjokan bertubi-tubi mendarat di wajah Nathan tanpa Nathan bisa membalasnya.
Sementara di tempat lain. Seseorang berlari cepat ke arah kelas Rafa. "Raf...Rafael sekarang lagi berantem ama Nathan!", beritahunya setelah sampai di depan kelas dengan nafas tersengal sengal.
Seketika semua mata tertuju kepadanya termasuk Putri yang sedang berada di dalam kelas.
Putri, “???”
"Dimana? Dimana?", tanya beberapa murid cowok yang berlari ke arahnya.
"Di tempat loker", jawabnya kemudian berlari n di susul anak-anak lain termasuk Putri.
Sementara di tempat lain. Terlihat kerumunan siswa yang sedang menyaksikan perkelahian antara Rafa VS Nathan.
Putri segera berlari melihatnya. "RAFAELLLLLL...!!!", bentak Putri saat melihat Rafa menghajar Nathan sampe babak belur.
Rafa melihat ke arah Putri n segera melepaskan Nathan dengan kasar. Kemudian dia berdiri n berjalan melewati Putri.
Mata mereka saling memandang kecewa.
Kemudian Rafa pergi dari situ n Putri mencoba mengejarnya.

Beberapa saat kemudian. Di lorong yang sepi.
"Kamu ini kenapa sie Raf? Selalu kayak gini...?", tanya Putri di belakang Rafa yang sedang berjalan.
Rafa pun berhenti tanpa menoleh.
"Kenapa sih kamu selalu jahat ama temen-temenku? Emang apa salah mereka?", tanya Putri kecewa.
Rafa cuma diam mendengarnya.
"Kemana saja kamu kemarin?", tanya Rafa tiba-tiba tanpa melihat ke arah Putri.
"Kapan?", jawab Putri melihat ke arah lain.
"Pulang sekolah", jawab Rafa singkat.
"Nggak kemana-mana", sahut Putri sengaja berbohong karna nggak ingin Rafa tau
kejadian sebenarnya.
"Benarkah?", tanya Rafa lagi.
"Emm", jawab Putri ragu.
"Kalo ke mall?", tanya Rafa lagi.
Seketika Putri melihat ke arah Rafa.
Putri, “???”
"A...ada sesuatu yang harus aku beli", jawab Putri gelagapan.
"Tapi tidak harus sama Nathan kan?!", kata Rafa seraya berbalik n melihat ke arah Putri.
Putri, “???”
Rafa berjalan mendekati Putri.
"Oh itu, kebetulan aja karna aku pulang bareng dia", jawab Putri saat Rafa sudah berdiri di depannya.
"Apa perlu sampe pegangan tangan?", tanya Rafa lagi berjalan maju ke arah Putri hingga Putri harus berjalan mundur.
"E...e...e...???", Putri bingung mo jawab apa sampe dia bersandar di tembok karna terpojok.
"Apa perlu merangkul mesra?", tanya Rafa lagi sambil mendekati wajah Putri.
"A..aku juga nggak tau kenapa dia melakukan itu", jawab Putri bingung.
"Tapi kamu suka kan? Saat dia melakukannya?", tanya Rafa dengan senyum menyeringai.
"Kamu ngomong apa sih Raf?!", bentak Putri memalingkan wajah.
"Ato jangan-jangan kamu memang menyukainya?", tanya Rafa lagi n seketika Putri melihat ke arah Rafa.
"RAFAELLLLL...!!!", bentak Putri n tiba-tiba Rafa mencium bibir Putri.
Putri, “???”
Putri pun membalas ciuman hangat Rafa.
Rafa menarik tubuh Putri agar mendekat kearahnya. Awalnya ciuman Rafa sangat lembut n hangat, tapi makin lama Rafa mulai kasar n brutal.
"Raf..!!!", Putri mencoba melepaskan diri tapi Rafa selalu menahannya hingga Putri nggak bisa berkutik.
Rafa terus saja memaksanya hingga Putri nggak bisa bernafas.
"SUDAH CUKUP...!!!", bentak Putri mendorong tubuh Rafa kemudian menamparnya. "Aku sudah tidak tahan lagi dengan mu", tangis Putri. "Mending hubungan ini cukup sampe di sini saja", kata Putri kecewa.
Seketika Rafa melihat ke arah Putri.
"Kita putus aja", kata Putri lirih dengan air mata yang mengalir di wajahnya.
Rafael, “???”
Putri pun pergi dari situ.
Sementara Rafa masih berdiri mematung yang masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan Putri.
Putri berlari sambil menangis.
Beberapa saat kemudian. Di dalam kelas Raput. Putri duduk terdiam saat Rafa berjalan di sebelahnya. Meski nggak melihat tapi mereka saling lirik.
Rafa segera duduk di bangkunya. Bangku Rafa berada di belakang, selisih 2 meja dari bangku Putri. Kalo bangku Putri ada di barisan tengah, sementara Rafa dekat ama tembok.
Setelah duduk Rafa memperhatikan Putri dari belakang. Nggak lama kemudian.
"Eh Raf, anterin aku dong?", rengek Neli seperti biasa.
"Kemana?", tanya Rafa pada Neli yang sudah narik-narik tangan Rafa.
"Anterin aku ambil buku di rumah, soalnya ketinggalan. Cepet buruan, keburu bel nih", rengek Neli.
Rafa agak males sebenernya.
"Apa perlu aku ijin Putri dulu biar kamu mau nganterin aku?", tanya Neli.
Rafa segera berdiri n berjalan. Kemudian Rafa berhenti. "Nggak perlu, kita udah putus kok", jawab Rafa saat berdiri di sebelah Putri kemudian pergi keluar.
Putri memegang dadanya, rasanya sakit banget mendengar kalimat itu keluar dari mulut Rafa sendiri.
Rafa berjalan ke luar kelas dengan mata berkaca-kaca. Sementara Neli mengejarnya dari belakang.
Di halaman sekolah. Terlihat Rafa sudah duduk di atas motornya sambil menunggu Neli naik ke motornya. Motor Rafa jenis motor sport warna merah. Kalo di bonceng yang belakang sampe nungging karna saking tingginya. Sementara yang mengemudi duduk menunduk.
Rafa sedang memakai helm saat Neli naik ke atas motornya. Neli pegangan ama Rafa saat naik ke atas motor. Secara dia pake rok pendek jadi pahanya kemana-mana deh(tutup mata Fi). Rafa memberikan helm yang biasa di pake Putri pada Neli. Neli menerimanya dengan senang hati.
Beberapa saat kemudian mereka pun pergi. Sementara dari kejauhan Putri mengintip dari balik jendela dengan perasaan kecewa.
Di tengah perjalanan Neli sengaja mencondongkan tubuhnya ke depan, kemudian memeluk Rafa dari belakang sambil bersandar di punggung Rafa.
Rafa, “???”
Rafa yang merasa nggak nyaman berpura-pura duduk tegak agar pegangan Neli terlepas kemudian Rafa menunduk lagi.
Neli, “???”
Setengah jam kemudian. Terlihat Putri sedang berjalan di lorong kelas saat dia berpapasan ama Rafa yang baru kembali mengantar Neli. Mereka berpapasan tanpa ada yang mau menyapa, seperti orang asing yang nggak pernah kenal. Padahal hati Putri kecewa banget ama Rafa. Begitupun Rafa sebaliknya.
Hari berikutnya. Terlihat Rafa sedang berdiri sendirian di balkon kelas. Hati kecilnya kangen banget ama seseorang. Kemudian dia mengeluarkan HP n mencoba memutar sebuah lagu. Handset segera di pasang ke telinganya n dia pun memutar lagu itu. Rafa mendengarkan lagu itu sambil memejamkan mata. Dia teringat ada seseorang yang sangat menyukai lagu ini, bahkan mereka sering mendengarkan bersama dengan 1 handset yang sama. Senyum Rafa mengembang mengingat senyumnya yang manis saat bersamanya. Rafa memperhatikan layar HP, dia melihat ke judul lagu favorit itu yang sudah di ganti menjadi "My Baby". Sebuah panggilan sayang untuk seseorang yang sangat menyukai lagu ini, tapi sekarang sudah nggak ada di sampingnya lagi.
Putri memperhatikannya dari kejauhan. Dia mencoba mendekati Rafa dengan berjalan ke arahnya. Saat Putri mulai mendekat tiba-tiba ada panggilan masuk di HP Rafa.
"Iya, hallo Nel?", jawab Rafa yang nggak menyadari kehadiran Putri di belakangnya.
Putri yang mendengarnya segera pergi dari situ dengan perasaan kecewa.
Sampai telepon berakhir Rafa masih nggak sadar kalo Putri barusan lewat di belakangnya. Rafa memutar kembali lagu itu, dia menikmatinya sambil berdendang pelan.
Hari berikutnya. Saat jam istirahat. Nathan datang ke kelas Raput. Dia datang mencari Putri. Setelah melihat Putri dia segera menghampirinya. Rafa yang mengetahui kehadiran Nathan dari bangku belakang segera berdiri n berjalan melewati mreka kemudian pergi meninggalkan kelas. Putri cuma bisa memperhatikan punggung Rafa yang kemudian hilang di balik pintu.
Hari berikutnya. Terlihat Rafa sedang tiduran di atas rumput dengan memejamkan mata sambil merasakan sinar matahari pagi. Kemudian ada seseorang yang menghampirinya n duduk di sebelahnya. Dia mencoba menunduk di atas kepala Rafa yang perlahan membuka mata.
"Neli?", ucap Rafa saat melihat Neli sedang menatap ke arahnya.
Neli pun tersenyum.
Putri sedang berjalan di balkon n nggak sengaja melihat pemandangan itu. Seketika Putri berdiri mematung karna kalo di liat dari tempat Putri berdiri, tampak mereka sedang berciuman. Mata Putri pun berkaca-kaca.
Hari berikutnya. Pelajaran akan segera berakhir. Putri mencoba mencari buku pelajarannya di dalam tas tapi nggak ketemu. Terpaksa Putri harus pinjam ke Mitha yang duduknya sebelahan ama Rafa.
Dengan langkah berat Putri berjalan ke arah Mitha. "Mit, pinjam buku bahasanya dong?", pinta Putri tanpa melihat ke arah bangku Rafa.
"Emang punya kamu kenapa Put?", tanya Mitha.
"Ketinggalan nih", jawab Putri.
"Oww, bentar aku cari dulu ya"
Sementara Mitha mencoba mengeluarkan buku dari tasnya. Putri mencoba melirik ke arah Rafa n di liatnya Rafa sedang tertidur pulas di atas meja dengan kepala menyamping. Rasanya sudah lama Putri tidak melihat Rafa seperti ini. Putri pun tersenyum melihatnya.
"Ini Put bukunya", kata Mitha seraya menyerahkan sebuah buku tapi Putri nggak mendengarnya. "Put, Putri!", panggil Mitha lagi n bikin Putri gelagapan.
"Eh, apa Mit?", tanya Putri.
"Ini bukunya Put", kata Mitha lagi.
"Oh iya, makasih ya”, jawab Putri seraya mengambil buku dari tangan Mitha.
Sebelum kembali Putri sempat melirik ke arah Rafa sebentar.
Bel pulang berbunyi. Semua siswa bersiap-siap pulang. Sementara Putri sengaja memperlambat diri.
Siswa berhamburan keluar kelas.
"Nggak pulang Put?", tanya Mitha saat berjalan di sebelahnya.
"Iya sebentar lagi", jawab Putri pura-pura menyibukkan diri.
"Aku duluan ya?", pamit Mitha yang di balas anggukan Putri.
KINI...kelas pun sepi. Cuma ada Rafa n Putri di dalam kelas.
Putri mencoba melirik ke arah Rafa yang masih tertidur. Dengan memberanikan diri Putri segera berdiri n perlahan berjalan mendekati Rafa. Kini Putri sudah berdiri di samping bangku Rafa. Di liatnya sosok yang selama sangat di rindukan. Perlahan Putri membungkukkan badan ke arah Rafa. Dia mencoba memegangi rambutnya yang di gerai. Perlahan Putri mendekat ke wajah di perhatikannya wajah Rafa baik-baik dan cup...dengan lembut Putri mencium pipi Rafa sambil memejamkan mata. Di ciumnya dengan lama n penuh perasaan. Setelah itu, Putri segera pergi dari situ.
Saat Putri sudah meninggalkan kelas. Perlahan mata Rafa terbuka n dia bisa merasakan apa yang baru saja terjadi, dengan mencium aroma parfumnya Rafa sudah tau siapa yang melakukannya.
Hari berikutnya. Saat pelajaran olahraga berlangsung tiba-tiba saja Putri jatuh pingsan n teman-temannya segera membawanya ke UKS.
Selang kemudian. Terlihat Putri sudah berbaring di UKS. Setelah mendapat perawatan dari tenaga medis ruangan itu sepi, cuma ada Putri di sana. Perlahan pintu terbuka n seseorang masuk ke dalam. Sejenak dia berdiri di sebelah Putri sambil memandang Putri yang masih belum siuman. Tangannya mencoba mengelus pipi Putri. Dengan sangat hati-hati dia berbaring di sebelah Putri. Perlahan tangannya memegang kepala Putri agar bisa berdekatan dengannya. Dia memeluk tubuh Putri n mencium rambut Putri. Kini Putri dalam dekapan seseorang..? Seseorang yang kemarin habis di cium pipinya ama Putri.
Beberapa jam kemudian. Perlahan Putri membuka matanya. Di liatnya semua teman Putri plus Nathan sudah berdiri di sebelah Putri untuk melihat kondisinya.  Tapi bukannya senang Putri malah kecewa karna dia tidak melihat SATU orang di antara mereka.
"Dia nggak peduli padaku", batin Putri kecewa.
Saat pulang sekolah. Terlihat Putri sedang menunggu Nathan saat tiba-tiba motor sport warna merah berhenti mendadak di depannya. Tanpa membuka helm pun Putri sudah tau ini motor siapa.
"Cepat naik", perintah Rafa tanpa melihat ke arah Putri.
"Aku lagi nungguin Nathan", jawab Putri membuang muka.
"Dia udah pulang dari tadi”, jawab Rafa.
"Nggak mungkin, aku dari tadi di sini belum melihat dia keluar", bantah Putri.
"Sepertinya tadi dia buru-buru", jawab Rafa yakin.
"Benarkah?", tanya Putri n di jawab anggukan Rafa n mau nggak mau akhirnya Putri pun naik ke motor Rafa.
Rafa segera memberikannya helm n Putri menerimanya. Rasanya kembali ke masa lalu kalo kayak gini. Putri mencoba memakai helm kemudian di bantu Rafa karna Rafa tau sekali kalo Putri paling ribet kalo mau make helm. Rafa mencoba membetulkan helm biar pas di kepala Putri. Mereka pun pergi.
Nggak lama kemudian terlihat Nathan celingak-celinguk kayak nyari sesuatu di halaman sekolah. "Putri kemana ya?", tanya Nathan bingung saat nggak melihat kehadiran Putri.
Di tengah perjalanan. Putri sama sekali nggak berani pegangan ama Rafa padahal Rafa tergolong ngebut kalo naik motor.
Agak kecewa juga sih karna Putri nggak mau pegangan tapi Rafa nggak mau maksa.
Saat motor melaju, mereka berdua sama-sama mengingat masa lalu yangg begitu indah. Saat mereka boncengan Putri selalu memeluknay dari belakang n kadang mereka bercanda di atas motor. Mereka berdua senyum-senyum sendiri saat mengingatnya. Diam-diam Rafa melirik Putri dari kaca spion n Putri pura-pura nggak mengetahuinya.
Saat di lampu merah. Rafa menghentikan motornya. Dia mencoba istirahat dengan menegakkan tubuhnya n membuatnya berdekatan ama Putri.
Raput, “???”
Karna merasa aneh, Rafa buru-buru segera menunduk kembali.
Putri, “???”
Di saat mereka tengah menunggu lampu merah berganti warna, terdengar suara cekikikan di sebelah mereka. Seketika Raput menoleh ke asal suara. Terlihat sepasang kekasih sedang bercanda di atas motor. Yang cewek meluknya erat banget dari belakang, sementara yang cowok agak genit suka nowel-nowel ceweknya gitu.
"Ehem...hem..", kata Putri salting melihat pemandangan di sebelahnya.
Apalagi Rafa mau duduk susah, berdiri apalagi. Dan akhirnya mereka berdua mutusin nggak melihat pemandangan di sebelahnya. Dari pada gigit jari.
Lampu sudah berganti warna. Mereka bersiap untuk berangkat, tapi pasangan yang di sebelah tu emang rempong n berisik banget kayak mo nunjukkin pada semua orang kalo mereka tu sepasang kekasih. hello...? Di sebelahnya juga ada sepasang kekasih lho, tapi sekarang statusnya..? Kalo suami istri sie statusnya kayak orang pisah ranjang gitu.
Sie cewek memukul manja kemudian memeluk erat pinggang sie cowok sambil ketawa ketiwi gitu bak pengantin baru n dunia bagaikan milik berdua, sementara yang lain nebeng.
Raput risih juga melihat pemandangan seperti itu. Setelah pengendara itu pergi. Rafa bersiap-siap mo berangkat. Putri masih melihat ke arah pasangan yang di mabuk asmara itu saat Rafa tiba-tiba menarik tangannya agar mau melingkarkan tangan Putri ke pinggangnya.
Putri, “???”
"Pegangan, entar jatuh lho", kata Rafa kemudian n di sambut senyum manis Putri.
Motor pun berjalan. Selama perjalanan Rafa sengaja duduk agak sedikit tegak agar Putri bisa memeluknya dari belakang. Putri yang sudah tau ciri khas Rafa segera melingkarkan tangannya ke pinggang Rafa. Salah satu tangan Rafa memegang tangan Putri agar pegangan dengan erat, kemudian Rafa melepaskannya n menunduk kembali.
Meski selama perjalanan nggak ada yang mau ngomong, tapi situasi ini masih mending dari pada yang kemarin-kemarin. Rafa pun ngebut.
Setelah sampai di rumah Putri. Putri segera turun dari motor n pengen ngucapin makasih tapi tiba-tiba ada telepon masuk di HP Rafa.
Rafa segera mengambil HPnya. "Iya hallo? Ada apa Nel?", jawab Rafa bikin Putri BT mendengarnya.
Seketika Putri pergi meninggalkan Rafa tanpa pamit setelah menaruh helm dengan kasar di pangkuan Rafa. Putri juga menutup pintu pagar dengan keras.
Rafael, “???”
Esok harinya di sekolah.
"Jangan lupa nanti ya Raf?", rengek Neli saat meminta Rafa untuk mengantarnya ke suatu tempat setelah pulang sekolah.
Rafa mengangguk malas n diam-diam Putri mendengarkan pembicaraan mereka dari bangkunya. Dan akhirnya Neli pun pergi n Putri meliriknya dengan sinis saat Neli berjalan di sebelahnya.
Saat pulang sekolah. Putri sengaja pulang belakangan.
Rafa masih sibuk beres-beres bukunya saat semuanya berhamburan keluar. Setelah selesai Rafa segera pergi, tapi tiba-tiba Putri mencegatnya saat Rafa berjalan persis di sebelahnya.
"Jangan pergi", pinta Putri memandang sayu ke arah Rafa.
Rafael, “???”
Mereka pun saling berpandangan dengan jarak begitu dekat.
"Kenapa aku nggak boleh pergi?", tanya Rafa sambil duduk di atas meja Putri.
"Karena...?", jawab Putri sambil melangkah maju ke depan agar lebih dekat ama Rafa sambil menunduk.
Rafa mencoba memperhatikan ekspresi wajah Putri sambil tersenyum tipis.
"Karena?", ulang Putri sambil mencoba memegang baju Rafa, seperti anak kecil yang sedang meminta sesuatu.
Rafa menunggu jawaban dari Putri dengan terus memandanginya.
"Karena aku tidak suka", jawab Putri kemudian sambil melihat ke arah Rafa.
Rafa tersenyum mendengarnya kemudian menarik pinggang Putri agar mendekat ke arahnya. Putri sampe pegangan agar tidak jatuh. Kini mereka saling berdekatan dengan posisi Rafa duduk di atas meja sambil memeluk Putri yang berdiri di depannya.
"Lalu...apa yang harus aku lakukan?", tanya Rafa sambil mendekati wajah Putri.
"Emm...kamu nggak boleh kemana-mana”, jawab Putri salting karna wajah mereka dekat banget.
"Terus apa yang harus aku lakukan di sini?", tanya Rafa sambil melirik ke bibir Putri.
"Nemenin aku", jawab Putri yang perlahan mendekat ke bibir Rafa.
"Apa tidak ada yang marah?", tanya Rafa yang terus berusaha mendekati bibir Putri.
"Paling yang marah orang yang sedang duduk di depanku", bisik Putri lirih.
Rafa pun mencium bibir Putri dengan hangat n Putri membalasnya. Rasanya sudah lama sekali mereka tidak melakukan hal ini.
Kini Putri mencium bibir Rafa n Rafa cuma pasrah saat orang yang di cintai melakukannya. Kemudian Rafa pun membalasnya.
Perasaan kangen n rasa tidak ingin kehilangan campur aduk jadi satu n mereka melakukannya selama 5 menitan. Tanpa mereka sadari ternyata Neli sudah berdiri sejak tadi di balik tembok dengan perasaan kecewa.
Esok harinya. Putri sedang beres-beres buku saat seorang temanya akan menyerahkan sesuatu ke Putri. "Put titip ini dong ke Rafa", pintanya sambil menyerahkan HP Rafa.
"Kok bisa ada sama kamu?", tanya Putri bingung.
"Aku tadi nemuin di toilet, kayaknya ketinggalan gitu…?", jawabnya. "Titip ya Put?", katanya lagi sambil menyerahkan HP n di balas anggukan Putri.
"Iya nanti aku kasihkan", jawab Putri.
Setelah anak itu pergi. Putri iseng melihat HP Rafa n seketika dia terdiam saat melihat wallpaper HP Rafa memasang foto mesra mereka berdua saat mereka masih bersama. Putri tersenyum melihatnya n nggak lama kemudian ada panggilan masuk di HP Rafa.
"Pasti dari Neli", batin Putri manyun. Tapi setelah di liat lagi ternyata bukan dari Neli tapi dari Nathan.
"Ngapain Nathan telepon Rafa?", batin Putri.
Dengan terpaksa Putri menjawab telepon tapi tanpa bersuara.
"Eh Raf, elo apa-apaan pake sok-sokan nganterin Putri segala?", tanya Nathan di seberang telepon.
Putri diam nggak menjawab.
"Putri tu dah milik gue", sambung Nathan.
Putri, “???”
"Asal lo tau ya Raf. Setelah putus dari lo, sie Putri langsung lari ke pelukan gue", katanya yakin.
Putri, “???”
"Lo pikir Putri masih suka ama lo? Jangan mimpi!", ocehnya lagi.
Putri, “???”
"Kalo elo emang jantan, gue tunggu lo di gudang sekolah...!!!", bentaknya kemudian menutup telepon.
Sementara di tempat lain. Terlihat Rafa seperti sedang mencari sesuatu di toilet.
"Cari apa Raf?", tanya temannya.
"Liat HP gue nggak?", tanya Rafa yang sedang kebingungan.
"Oh, kalo nggak salah tadi di titipin ke Putri tu ama si Johan”, jawab temannya.
"Putri?", tanya Rafa n di balas anggukan temannya.
Rafa segera keluar mencari Putri.
Sementara itu di dalam Gudang. Terlihat Nathan sedang menunggu seseorang.
Pintu gudang perlahan terbuka.
"Akhirny lo datang juga Raf", kata Nathan seraya berbalik badan.
Nathan, “???”
"Kenapa Tan? Apa kamu kecewa karena bukan Rafa yang datang?", tanya seseorang di depan pintu.
"Kenapa kamu bisa kesini Put?", tanya Nathan bingung.
"Apa maksudmu bilang kalo aku milikmu?!", tanya Putri sinis.
"Aishhhhh, apa Rafa mencoba mengadu ke ka..?", tapi belum sempat Nathan menyelesaikan ucapannya Putri segera menunjukkan HP Rafa yang sedang di pegangnya.
Nathan, “???”
"Aku sudah dengar semuanya", jawab Putri sambil membuang muka.
Nathan mencoba mendekati Putri. "Semuanya nggak seperti yang kamu bayangkan Put, ini semua salah paham", Nathan mencoba menjelaskan.
"Kamu yang salah paham..!! Selama ini aku cuma menganggapmu teman, nggak lebih!", jawab Putri.
"Tapi aku beneran suka sama kamu Put", kata Nathan seraya memegang kedua lengan Putri.
"Maaf, aku sudah memilih orang lain", jawab Putri.
"Siapa? Apa si brengsek Rafael itu?", tanya Nathan tapi Putri diam saja.
"Dia nggak pantes dapetin kamu Put!", katanya berapi-api.
"Kalo gitu siapa yang lebih pantes dapetin aku?", tanya Putri. "Kamu..?!", bentaknya kemudian balik badan.
Tapi Nathan yang terlanjur emosi nggak mau begitu aja membiarkan Putri pergi dan?
"Eh, apa-apan sie?!", bentak Putri saat Nathan tiba-tiba memeluknya dari belakang.
"Kalo aku nggak bisa memiliki kamu, berarti Rafa juga nggak boleh memilikimu", bisik Nathan.
Putri, “???”
Putri mencoba melepaskan diri tapi Nathan malah makin erat memeluknya.
"Apa maumu?!", bentak Putri berusaha melepaskan diri.
"Jadilah milikku", jawab Nathan mencoba mencium Putri.
Putri, “???”
Putri berusaha melepaskan diri tapi Nathan selalu saja menariknya. "Lepasin!", Putri mendorong tubuh Nathan agar dia bisa keluar dari situ tapi Nathan selalu saja menahannya.
Hingga akhirnya Nathan menghempaskan tubuh Putri ke tumpukan kardus di depannya. Putri meraih apa saja yang ada di sampingnya kemudian melemparkannya ke arah Nathan n Nathan selalu saja menghindar.
"Pergi...pergi..!!!", seru Putri yang ketakutan karna Nathan mencoba mendekatinya. "Lepasin...!!!", Putri berontak saat Nathan mencoba mencium Putri.
Sementara itu di tempat lain. Terlihat Rafa sedang berjalan menuju kelas untuk mencari Putri tapi sesampainya di sana Rafa tidak menemukannya. Dia mencoba mencari ke tempat lain n mencoba bertanya pada temannya barangkali melihat keberadaan Putri tapi hasilnya nihil. Hingga akhirnya dia ketemu ama Mitha.
"Eh Mit, liat Putri nggak?", tanya Rafa.
"Putri? Emm kalo nggak salah dia tadi berjalan ke arah gudang deh", jawab Mitha yang kebetulan tadi papasan ama Putri.
"Gudang?", ulang Rafa n di balas anggukan Mitha.
"Ngapain?", tanya Rafa bingung.
Mitha cuma bisa mengangkat bahu.
Rafa, “???”
Sementara di tempat lain. Putri berusaha melarikan diri menggapai pintu sambil merangkak tapi Nathan malah menarik kakinya hingga Putri terjatuh.
"Lepasin...", tangis Putri pecah.
Dia masih terus saja berontak n berusaha menjauh dari Nathan tapi Nathan selalu saja mengejarnya hingga akhirnya Putri tertangkap.
"Lepasin! Kamu tidak bisa melakukan ini padaku!", bentak Putri sambil memukul n mendorong tubuh Nathan tapi Nathan tak menggubrisnya dia terus saja mencoba mencumbu tubuh Putri sampe menjerit karna terpojok. Hingga akhirnya seseorang menarik Nathan dari belakang kemudian menghajarny bertubi-tubi.
Putri, “???”
Putri segera menjauh n duduk menepi melihat kejadian di depannya.
Mereka saling jotos n nggak ada yang mau ngalah. Hingga akhirnya Nathan pun ambruk setelah di hajarnya hingga babak belur. Nafasnya tersengal setelah menghajar Nathan. Dia pun melihat ke arah Putri yang sedang ketakutan di pojok dengan mata sayu. Mereka pun saling berpandangan.
Beberapa saat kemudian. Terlihat Putri berjalan goncang ke luar dari gudang sambil di ikuti seseorang dari belakang. Tatapan mata Putri kosong ke depan. Dia masih belum percaya dengan apa yang barusan terjadi. Seseorang selalu memperhatikannya dari belakang. Hingga akhirnya tiba-tiba Putri berhenti n terdiam untuk beberapa saat.
Seseorang, “???”
Dan akhirnya orang itu mencoba mendekati Putri n berdiri di depannya. Di liatnya tatapan mata Putri yang kosong n berkaca-kaca. Orang itu segera memeluk Putri saat air mata Putri hampir jatuh. Tangis Putri pecah dalam pelukannya n Rafa makin erat memeluk Putri sambil mencium rambutnya.
Hari berikutnya. Rafa memperhatikan Putri dari belakang n setelah agak lama dia pun berani mendekati Putri saat tau teman sebangkunya sedang ke toilet.
Putri tengah sibuk mencatat saat Rafa tiba-tiba duduk di sebelahnya.
Putri, “???”
"Malam ini ada waktu nggak?", katanya pelan tanpa melihat ke arah Putri.
"Kenapa?", jawab Putri pura-pura menulis tanpa melihat ke arah Rafa.
"Kita ketemu di tempat biasa", ucap Rafa kemudian berdiri tanpa mendengar jawaban Putri mau ato tidak. Rafa segera kembali ke bangkunya n bersikap seperti biasa seolah tidak terjadi apa-apa.
Sementara Putri, senyum manis mengembang di bibirnya.
Malam pun datang. Terlihat Putri sedang menanti seseorang dengan gelisah. Dia tengok kanan kiri mengharap kehadiran seseorang.
15 menit kemudian. Saat Putri sedang duduk termenung tiba-tiba ada seseorang yang duduk di sebelahnya. Putri pun segera menoleh.
"Apa yang sedang kamu lakukan?", tanya Putri sinis pada orang di sebelahnya.
Seseorang, “???”
"Apa kamu nggak tau? Kalo sekarang aku sedang menunggu pacarku", tambah Putri.
Orang itu cuma diam mendengarkan.
"Jangan bikin dia salah paham lagi gara-gara aku duduk bersebelahan ama kamu", kata Putri sok kesal.
"Oh maaf, kalo begitu aku salah tempat", jawab orang itu dengan sedikit tersenyum. Dia segera berdiri n berjalan pergi.
Putri memperhatikan dari tempat duduknya saat dia melangkah pergi tanpa melihat ke belakang lagi. Senyum Putri pun mengembang ke arah. Putri segera berdiri n menyusulnya. Langkah kaki orang itu berhenti saat tiba-tiba Putri memeluknya dari belakang. Dia pun tersenyum. Putri perlahan melepas pelukannya kemudian mencoba menyentuh tangan orang itu. Terlihat dia memakai sebuah gelang polos mirip benang yang ukurannya agak sedikit besar berwarna coklat tua plus SATU aksesoris dari kayu yang menambah manisnya gelang itu. Dia juga menyentuh tangan Putri. Hingga akhirnya mereka saling berpegangan tangan dari belakang.  Gelang itu terlihat di tangan sebelah kiri.
"Kenapa lama sekali?", tanya Putri dari belakang.
"Kenapa?", jawabnya sambil menoleh ke samping .
"Kangen", bisik lembut Putri di telinganya.
Rafa pun tersenyum mendengarnya.  "Oh iya, ada sesuatu buat kamu", kata Rafa seraya menarik tangan Putri sebelah kanan.
"Apa?", tanya Putri.
Rafa segera mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Terlihat sebuah gelang coklat tua di tangannya. Kemudian dia membantu Putri memakaikanya.
Putri mencoba melihat dari belakang.
"Bagus nggak?", tanyanya sambil memperhatikan gelang di tangan Putri.
"Emm", jawab Putri seraya melihat gelang polos berwarna coklat dengan SATU aksesoris yang berbentuk Setengah Hati.
"Kok cuma setengah?", tanya Putri saat memegang aksesoris dari kayu.
"Karena yang setengahnya ada di aku", jawab Rafa memperlihatkan gelang yang di pakainya di tangan sebelah kiri.
Putri tersenyum melihatnya.  "Makasih ya?", ucap Putri dari belakang.
Rafa tersenyum mendengarnya sambil memegang tangan Putri.
"I Love You", bisik lembut Putri di telinganya.
Rafa kembali tersenyum. Dia kemudian balik badan n menghadap ke arah Putri. "Barusan bilang apa? Aku tidak mendengarnya", ucap Rafa.
Putri, “???”
"Bisa ulangi nggak?", pinta Rafa seraya mendekatkan telinganya ke arah Putri dengan agak nunduk.
"I..", ulang Putri n tiba-tiba Rafa mencium bibir Putri dengan lembut.
Putri, “???”
"I Love You too", jawab Rafa sambil tersenyum.
Putri memegang bibir Rafa kemudian menciumnya. Mereka pun berciuman.
Beberapa saat kemudian. Terlihat Putri sedang di bonceng Rafa. Dia memeluk Rafa dengan erat. Mereka bercanda n tertawa bersama di atas motor. Terlihat tangan kiri Rafa sedang memegang tangan kanan Putri. Terlihat gelang masing-masing. Kalo tangan mereka bersatu terliat seperti gelang pasangan yang aksesorisnya gabung jadi satu menjadi Satu Hati.
-The end-

Fiction Story by : Diandra Rafa